25. Penangkapan dokter Clara

79 19 15
                                    


Happy reading

Satu minggu telah berlalu, dimulai dengan kejadian penuh duka yang terjadi pada Aksa Magenta. Kini, seluruh siswa Pyramid High School kembali mulai aktif bersekolah.

Lalu lalang para siswa di koridor, lapangan, serta kantin membuat suasana hidup kembali di sekolah itu. Pelangi, Binar,Kejora, dan Bintang berjalan bersisihan menuju kelas mereka yang terletak di lantai dua.

kempat remaja itu menarik perhatian semua orang yang ada di koridor. Memandang ke empatnya penuh kagum.

Tak jauh dari ke empatnya, Sir Herman yang sedang berpatroli pagi berjalan dengan rol kayu panjang di tangannya. Guru berkepala tiga itu tersenyum ramah saat membalas sapaan dari para siswanya.

"Pagi Sir."

"Pagi juga, semangat untuk hari pertama sekolah kembali." balas Sir Herman hangat.

"Makasih sir." balas seorang siswi dengan senyum malunya.

"Pelangi." panggil Sir Herman saat melihat pelangi dan ke tiga temannya. Guru dewasa itu, lantas berjalan cepat menuju keempat siswa genius.

"Ada apa sir?." tanya Pelangi, saat sir Herman telah sampai di hadapan keempatnya.

"Pagi ini kelas saya bukan?." tanya Sir Herman, yang mendapat anggukan kepala dari Pelangi.

"Iya, Sir kenapa?, Sir nggak bisa mengajar kami hari ini ya?." tanya Kejora memandang guru dewasa itu.

"Sir masuk agak telat hari ini, karena kepala sekolah meminta Sir menemuinya. Jadi, tolong sampaikan kepada Angkasa untuk mengambil soal di atas meja Sir. " pinta Sir Herman.

"kerjakan semua soal tetsebut, mengerti." sambung Sir Herman lagi.

"Ok, Sir." balas Pelangi dengan senyum tipisnya.

"Kalau begitu sir pergi dulu." Sir Herman pergi dari sana.

Keempatnya kembali berjalan memasuki kelas.

"Ngi kamu jadi laporin dokter clara ke kantor polisi?." tanya Binar setengah berbisik. Pelangi menoleh sebentar manatap Binar. Langkah kaki ke empat remaja tersebut mulai memasuki kelas. Peangi menaruh tasnya di atas meja dan menduduki bokongnya ke kursinya, sedangkan Binar duduk di kursi milik Angkasa menghadap ke arah pelangi.

"Hmm,rencananya memang hari ini, kenapa?." tanya Pelangi balik.

Dari tempat duduknya kejora berdiri dan menghampiri kedua sahabatnya."Kalian berdua nggak lagi ngomongin gue kan?." tanya Kejora dengan mata memicing penuh curiga terhadap pelangi dan Binar.

"Kurang kerjaan!." balas Pelangi cuek.

Kejora merosotkan bahunya memandang lemas ke arah pelangi.gadis itu sampai berdiri setengah jongkok di samping meja gadis angkuh itu dengan kedua tangan menopang dagu. "Ngi gue rasa gue ada perasaan deh buat Bumi." ungkap Kejora.

"Lo mau kan tolongin gue buat bisa dekat sama dia."

"Apa?." tanya Pelangi, merasa tak suka akan lontaran kata yang keluar dari mulut kejora."Bukannya lo suka sama Angkasa?, kenapa sekarang pindah haluan ke Bumi?."

Kejora membuang muka berusa menahan semburan tawanya. "Abis nya Angkasa sukanya sama lo bukan gue." balas Kejora acuh seakan tak mempunyai perasaan lagi terhadap Angkasa."Pelangi jatuh cinta itu sakit apalagi jatuhnya dalam diam. Dia sukanya sama lo, gue bisa apa?."

Pelangi terkekeh sinis. "Itu masalah lo, jika lo jatuh cinta harusnya lo utarain, soal tolak menolak itu urusan belakangan." ujar pelangi.

"Gue sama Angkasa nggak akan bisa bersama karena tembok gue sama dia terlalu tinggi untuk di robohkan."

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang