13.sejarah masuknya kristen dan islam ke indonesia

108 32 8
                                    




                Happy reading

Malam ini tiga orang remaja tengah berkumpul di suatu ruangan. Salah satu dari ketiganya kini tengah sibuk dengan komputer. Ruangan ini akan menjadi markas untuk mereka bertiga.

"Bum udah ada pergerakan dari samudra?." tanya Pelangi. Saat ini gadis itu tengah duduk di sofa usang, sedangkan Angkasa sibuk sendiri dengan buku pelajaran nya.

Bumi menoleh menatap Pelangi. "Belum ada." fokus Bumi kembali lagi pada layar komputer.

Kini giliran Angkasa yang menoleh ke arah Pelangi.  "Apa lo yakin malam ini Samudra akan di bawa?."

Pelangi melirik sekilas Angkasa yang masih sibuk dengan buku pelajaran di atas meja sofa ,bahkan pemuda itu duduk lesehan dilantai dengan santainya. Gadis itu melangkah menghampiri Bumi, berdiri tepat di belakang kursi si pemuda dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kursi.gadis itu mencondongkan sedikit tubuhnya menatap layar komputer yang sekarang ini menampilkan titik keberadaan Samudra.

"Harusnya memang malam ini kan?." balas Pelangi. Bumi yang sedang duduk tersebut sedikit menahan napas saat melihat wajah pelangi yang terlalu dekat dengannya. Tangan pemuda itu masih lincah bergerak di atas keyboard miliknya.

"Bukannya kita satu team?,! gue harap kedepannya jika lo punya rencana setidaknya lo runding dulu sama kita berdua. Nggak akan ada yang  tau gimana nasib Samudra nantinya kalau lo salah ambil langkah." Peringat Angkasa.pemuda itu mendengus kesal melihat Pelangi yang terlalu berdekatan dengan Bumi. Namun yang perlu di pertanyakan siapa dirinya sampai harus melarang Pelangj untuk berdekatan dengan pria lain?.

"Rencana gue nggak akan gagal." balas Pelangi melirik Angkasa ke belakang dengan tatapan datar.

"Ngi, Sa lihat Samudra mulai tinggalin asrama." Angkasa berdiri dari lesehan nya menghampiri kedua temannya. Ketiga pasang mata itu menatap layar komputer. Titik yang semula diam kini bergerak.

"Lo yakin Samudra di bawa ke ruangan itu?." Tanya angkasa ragu.mereka semua jelas tau kemana tujuan samudra saat ini.

"Kenapa arah samudra ke museum sekolah?." Pelangi mengerutkan keningnya ikut bingung "bumi, Aksa nggak ada cerita sesuatu sama lo tentang kemana dia di bawa selama satu minggu itu?." tanya Pelangi.

"Nggak ada, Dia cuma bilang kalau dia nggak kenal sama sekali sama ruangan itu." ungkap Bumi seadanya.

"Bum lo lihat ." titah Pelangi. Tangan gadis itu menunjukkan layar satu lagi.
Rekaman dari jam tangan Pelangi yang di pakai Samudra.

"Kita juga sering lihat foto pendiri sekolah ini di museum, bahkan foto alumni yang hilang sama meninggal sekalipun ada di museum itu." terang Angkasa. Pemuda itu masih fokus menatap kemana arah yang di tuju samudra selanjutnya.

Bumi memperbesar layar komputer tersebut untuk melihat jelas seisi lorong yang di lewati Samudra.

"Gue baru tau jika ada pintu rahasia." ujar Bumi. Mereka bertiga jelas melihat di belakang foto pendiri sekolah ada tombol untuk membuka ruang rahasia tersebut.

"Jadi apa rencana kita selanjutnya?." tanya Angkasa. Mereka bertiga saling melirik satu sama lain.

•••••••••••

Di lorong museum Samudra sendiri mulai merasakan kegelisahan. Semakin jauh kaki pemuda itu melangkah semakin remang remang penerangan jalan yang di lewati nya. Samudra melirik sekilas jam tangan pemberian Pelangi siang tadi. Dengan ragu tangan nya mulai menekan tombol tengah pada layar, mulai merekam apa yang tengah pemuda itu lihat.

"Kita sebenarnya mau kemana pak?." tanya Samudra. Dari postur tubuh terlihat jelas jika orang yang membimbing langkah Samudra merupakan seorang pria. Namun sayang wajah pria tersebut tertutup masker serta pakaian serba hitam yang melekat pada tubuh dan sarung tangan karet berwarna hitam melekat apik pada kedua tangan tersebut.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang