Jika ada tupo koment ya
Happy reading
Binar Bulan Alvarani, gadis berhijab yang tengah memperhatikan seorang laki laki di kursi taman dari jarak beberapa meter.
Laki laki jangkung, berkulit tan dengan rahang tegas serta memiliki hidung mancung bak perosotan membuat siapa saja betah memandang lama laki laki tersebut.
Termasuk dirinya, sejak pertama kali bertatap muka Binar telah menaruh hati pada pemuda tersebut. Namun sayangnya tembok di antara keduanya terlalu tinggi atau mungkin bisa tergapai jika dia menyakinkan pemuda itu bahwa tuhan itu ada.
Dengan keberaniannya Binar melangkah pelan menghampiri si pemuda dan langsung menduduki diri di samping pemuda tersebut.
"Sabiru."
Panggil Binar dengan senyum menawan nya. Sabiru menoleh sebentar mentap gadis dengan jilbab putih tanpa permisi duduk di sebelahnya. Tak menghiraukan gadis itu, Sabiru kembali lagi membaca buku paket matematikanya menghapal kembali rumus rumus yang telah di pelajari pemuda itu sebelumnya.
"Sabiru bukannya kita berteman? ... tapi kenapa kamu selalu menyendiri?." tanya Binar menatap penuh pada Sabiru yang masih fokus pada bukunya.
Sabiru mengeluarkan sebuah pena dari almamater hitamnya, menuliskan sesuatu pada buku paket miliknya. Setalah usai menulis Sabiru memperlihatkan tulisannya kepada Binar.
"Kita nggak sedekat itu hingga di sebut sebagai teman."ujar Binar membaca tulisan Sabiru.
"Lalu sedekat apa untuk kita bisa menjadi teman atau mungkin lebih?." gadis dengan senyum tipinya memberikan kembali buku paket Sabiru.
"Apa lo nggak malu berteman dengan orang cacat seperti gue?." Sabiru menyerahkan kembali buku paketnya ke pada Binar.
"Kenapa harus malu?, andai aku berpikir seperti itu aku nggak akan samperin dan dekatin kamu seperti sekarang ini." jelas Binar dengan tutur kata lembut nya membuat senyum tipis terbit di bibir pemuda tersebut.
Sabiru menulis sesuatu kembali di atas buku paket matematikannya. "Kenapa baru sekarang lo dekatin gue? ... apa lo punya maksud lain atau lo di suruh Pelangi?."
Kernyitan terlihat jelas di kening Binar setelah membaca kembali tulisan Sabiru.
"Pelangi? ... aku nggak ngerti kenapa kamu takut untuk berurusan dengan pelangi? ..., apa sebegitu takutnya kamu dengan gadis dengan julukan angkuh itu?." tanya Binar beruntun.Sabiru hanya menggelengkan beberapa kali kepalanya sebagai jawaban.
"Kamu harus tau meski terkadang Pelangi itu bersikap angkuh atau semaunya, tapi dia punya sisi baik yang terkadang orang nggak sadar. mungkin cara dia terbilang salah di mata orang lain namun jika kamu mengerti akan sikap pelangi kamu pasti akan maklumi semua itu." jelas Binar lagi dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.
"Jadi apa sekarang kita resmi berteman?." tanya Binar memastikan kembali. Tatapan mata gadis itu tak lepas dari manik coklat terang milik Sabiru.
Dengan senyum tipis Sabirumengangguk beberapa kali tanda setuju akan ajakan Binar.
•
•
•Pelangi meletakkan kembali buku yang baru saja dirinya baca pada rak buku. Atensi mata gadis teralihkan saat melihat sebuah buku di rak paling atas.Buku dengan sampul bewarna Hijau tua terkesan kuno namun terlihat menarik dalam waktu bersamaan.
Dengan kaki berinjit Pelangi berusaha menggapai buku, buku itu tergapai namun sayang terjatuh ke lantai.Gadis itu berjongkok memungut tiga foto yang berceceran keluar dari dalam buku di lantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/325733540-288-k48986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid high school : genius class ( telah terbit)
Genç KurguTerdapat tiga tingkatan di pyramid high school Tingkat pertama duduki oleh sepuluh siswa dengan kemampuan di atas rata rata.ke sepuluh siswa tersebut menempati genius class.kelas yang hanya di khususkan untuk siswa pintar saja. Di tingkat kedua ada...