8.sebuah buku.

121 38 3
                                    



Jika ada tupo mohon komen ya biar author bisa perbaiki lagi




Happy reading









Auryn Kejora Falina, gadis yang selalu berdandan ketika ke sekolah maupun di luar sekolah. Bahkan koleksi make up gadis itu tak main main harganya.

Saat ini Kejora duduk di tengah taman dekat asrama setelah berlari pagi bersama Pelangi dan Binar. Gadis itu sibuk mengipas wajah dengan tangan sendiri.

"Pelangi sama Binar lama benget sih cuma beli air doang padahal." keluh Kejora dengan keringat membasahi hampir seluh tubuh.

Mengeluarkan kaca kecil yang selalu di bawa gadis itu kemana mana. Sang gadis menatap muka yang memerah karena kepanasan dengan dengusan.

"Tuhkan jadi gosong gini muka gue,  padahal gue udah makai sunscreen banyak." keluhnya lagi sambil memasukkan kembali kaca tersebut kedalam saku jaket parasutnya. Bersamaan dengan itu Pelangi dan Binar datang dengan kantong kresek di tangan masing masing.

"Kenapa Ra kok muka kamu cemberut gitu?." tanya Binar. Gadis itu duduk di samping kanan Kejora sedangkan Pelangi di sisi kiri.

"Nar muka gue gosong gimana dong?, gue harus perawatan ke klinik deh hari ini." beritahu Kejora setengah merengek. Bahkan tangan gadis itu tak mau diam terus menerus mengguncang tubuh Binar.

"Aduh Ra sakit tau, lepas dulu Ratangan kamu." keluh Binar menatap tangan Kejora yang masih  mengguncang pelang bahunya.

"Ups sorry." dengan cengingiran nya Kejora  melepaskan tangannya. Kini perhatian gadis itu berpindah ke pada Pelangi.

"Ngi semalam ngobrol apa aja sama Aksa?." tanya Kejora. Gadis angkuh itu melirik Kejora sebentar dan terfokus lagi pada hanphone nya.

"Cuma kejadian di kantin." balas Pelangi cuek. Kejora hanya mengannguk saja sambil mengambil minuman di dalam kantong kresek.

"Kalian nggak beli cemilan?." tanya Kejora. Tangan gadis itu beralih pada kontong satu nya lagi mengambil beberapa cemilannya.

"Ternyata ada gue kira lupa di beliin." Kejora membuka bungkusan cemilan itu dan mulai menikmatinya.

"Ngi, Kejora, Aku ke toilet bentar udah di ujung nih." Setelah mengatakan itu Binar ngacir pergi begitu saja. Pelangi sendiri geleng geleng kepala melihat tingkah Binar barusan.

Binar memasuki salah satu bilik toilet, beberapa detik setelahnya gadis itu keluar. Kakinya melangkah menuju wastafel guna mencuci kedua tangannya, dirasa cukup sang gadis keluar dengan berjalan santai.

Dari arah depannya Binar melihat seorang gadis bermasker berlari tergesa ke arahnya. Hingga-.

Bruk.

Tubuh keduanya ambruk ke tanah.

"Sorry gue nggak sengaja."  tak mendengar balasan dari Binar, gadis itu berdiri dan pergi begitu saja. Bahkan Binar yang masih tersungkur di tanah tidak di tolong sama sekali.

Uluran tangan seseorang membuat gadis berhijab itu mendongak melihat Sabiru dengan senyum tipis nya. Ragu ragu binar menerima uluran tangan itu untuk berdiri.

"Makasih udah tolongin aku." ungkap Binar. Pemuda itu mengangguk beberapa kali dengan senyum tipis.

Sabiru membungkuk kembali mengambil sebuah buku agenda kecil tergeletak tak jauh dari keduanya. Sabiru memberikan buku tersebut ke pada Binar.

"Ini bukan punya aku mungkin punya gadis yang tadi nabrak aku deh." Binar menerima buku tersebut dan memasukkan nya ke dalam saku jaket parasut miliknya.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang