" Selamat pagi..." Semangat Jisoo memeluk Taeyong dari belakang. Pria yang sedang mengeringkan rambutnya itu menoleh dan mengecup kening Jisoo singkat.
" Pagi juga..." Balas Taeyong
" Hari ini lo ada kelas nggak?" Tanya Jisoo mengendus - endus punggung Taeyong yang tak tertutupi kain itu.
" Ada tapi cuma satu kelas doang, emang kenapa?" Tanya Taeyong menghentikan kegiatannya lalu membalikkan tubuhnya memeluk Jisoo.
" Anterin gue dong, lagi pingin nyalon." Ucap Jisoo mencuri kecupan singkat dibibir manis Taeyong.
" Boleh, tapi tumben banget kamu pingin ke salon. Kata mami kamu itu orangnya nggak suka perawatan." Tanya Taeyong menggesekkan hidung keduannya.
" Kita saling yong...kamu kan udah berusaha buat nerima aku dan aku juga mau berubah buat kamu." Ucap Jisoo membuat Taeyong tersenyum haru. Kata aku kamu yang keluar dari bibir Jisoo membuat hatinya menghangat.
" Jangan dipaksa ya, aku nggak nuntut kamu apapun." Ucap Taeyong
" Tapi aku mau berubah. Pelan - pelan ya yong, aku mau kita kaya suami istri pada umumnya yang bisa melengkapi satu sama lain." Ucap Jisoo yakin.
" Iya, apapun itu aku dukung. Kalau gitu aku ganti baju dulu ya." Ucap Taeyong melepas pelukannya.
" Ikutt!!" Rengek Jisoo
Taeyong tersenyum gemas mencubit hidung mancung Jisoo, " Jangan ya...kalau adek bangun bisa bahaya." Ucap Taeyong mengacak rambut Jisoo lalu melaju kencang masuk ke dalam toilet sebelum Jisoo meminta aneh - aneh.
" Ishh!!"
" Taeyong..." Panggil Jisoo mengambil atensi Taeyong yang tadinya fokus dengan layar hpnya.
Taeyong menoleh menyambut panggilan pujaan hatinya.
" Jis..." Taeyong dibuat melongo dengan penampilan baru Jisoo.
" Gimana?" Tanya Jisoo berputar - putar dengan indah di depan Taeyong.
" Cantik, cantik banget." Puji Taeyong yang langsung memeluk Jisoo dan mengecupi seluruh permukaan wajahnya.
" Cantik, gemesh, lucu, aku suka bangetttt..." Bisik Taeyong mencium pelipis Jisoo dengan gemas.
" Taeyong jangan berlebihan gitu ah! Malu banget." Ucap Jisoo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Taeyong tertawa gemas lalu menggendong Jisoo ala brydal style.
" Taeyong!!"
" Shttt kamu diem, pegangan yang kuat. Aku bakal gendong kamu keliling Jakarta biar semua orang tau betapa cantiknya istri aku ini." Ucap Taeyong mengecup bibir Jisoo singkat lalu mulai berkeliling.
Taeyong benar - benar menggendong Jisoo berkeliling, mobilnya ia titipkan di parkiran salon dan mereka berdua jalan - jalan. Jalan aja deng soalnya Jisoo digendong.
" Kamu mau jajan apa?" Tanya Taeyong
" Ehmm mau seblak." Jawab Jisoo menunjuk warung seblak yang ada di sebrang jalan sana.
" Jangan seblak sayang...kasihan perut kamu nanti." Ucap Taeyong. Jisoo langsung meminta turun paksa, dirinya menatap Taeyong dengan tajam.
" Maksud lo apa?!" Omel Jisoo menunjuk wajah Taeyong dengan nafas yang naik turun.
" Ha? Maksud gimana sih? Kamu kenapa, sayang?" Tanya Taeyong bingung tak paham.
" Maksud lo apa manggil gue sayang di tempat umum begini hah?! Nggak sopan banget anjir!! Jahat lo!" Amuk Jisoo memukul punggung Taeyong.
" Jahat gimana sih? Wajar dong aku manggil sayang ke istri aku sendiri." Heran Taeyong.
" Ya tapi nggak aman!!" Serunya lagi.
" Nggak aman gimana?" Tanya Taeyong
" Nggak aman buat jantung gue yang suka jedag - jedug ini kalau lagi sama lo, bangsat!!" Pekiknya berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Taeyong yang masih berusaha mencerna perkataan Jisoo tadi.
" Lah jis!!" Taeyong berlari mengejar Jisoo yang semakin menjauh.
" Bego banget heran! Udah tau gue gampang ke pancing. Malah ditantang, tebel juga nyalinya." Dumel Jisoo sembari terus berjalan mencari warung makanan.
" Jisoo tungguin!!"
" Bodo, lari aja sampek sakit kaki gue nggak akan peduli." Jisoo menambah kecepatannya.
Ketika Jisoo berusaha untuk memperpanjang jarak diantara mereka, Jisoo justru sial karena nggak lihat ada abang - abang penjual pentol yang baru keluar gerbang.
Bruakk
" Astaga Jisoo!!!" Panik Taeyong berlari menghampiri sang istri.
" Pak kalau jalan tuh pakek mata!!" Omel Jisoo pada penjual pentol. Mereka berdua sama - sama jatuh.
" Lah kok mbak yang marah?! Harusnya saya yang marah karena mbaknya nggak fokus jalannya! Lihat jualan saya jadi berantakan!" Marah bapak penjual pentol.
" Yeee malah nyalahin saya! Yang ada bapak yang main muncul tiba - tiba. Dipikir ini jalan nenek moyang lo apa yang bisa sepi kalau lo mau lewat hah?!!" Jisoo tak mau kalah.
Taeyong dengan cepat menolong Jisoo.
" Kamu nggakpapa?" Tanya Taeyong" Nggak!!" Sewot Jisoo menepis tangan Taeyong lalu pergi.
" HEH MBAK JANGAN MAIN PERGI!! INI JUALAN SAYA GIMANA NASIBNYA?!!" Seru bapak penjual pentol.
" PIKIR SENDIRI! BUKAN URUSAN GUE!!" Saut Jisoo
" Aduh pak maaf ya, ini saya ganti jualannya. Sekali lagi saya minta maaf atas nama istri saya." Ucap Taeyong menyerahkan tiga lembar uang seratus ribu.
" Nah gitu dong."
" Kalau gitu saya permisi ya pak." Taeyong kembali mengejar Jisoo.
" Hati - hati mas!!" Seru bapak penjual pentol.
Taeyong celingukan mencari keberadaan Jisoo yang tak berjejak.
" Pergi kemana sih Jisoo? Cepet banget?" Gumam Taeyong yang udah ngosngosan." Taeyong..." Seseorang menepuk pundak Taeyong dan Taeyongpun langsung membalikkan badannya.
" Astaga Jisoo kamu-"
" B-bela?"
Tbc
Sekian terimakasih🤍
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man [Jisyong]
De TodoCerita Jisoo yang mencintai Taeyong secara ugal - ugalan