Usia kandungan Jisoo kini sudah memasuki bulan ketiga. Beruntung kesensitifannya pada aroma sedikit berkurang dan membuatnya tidak kerepotan. Tapi, sebelnya Jisoo karena anaknya nggak mau jauh - jauh dari papanya. Pingin ditempel dan diusap terus kerjaannya. Jisoo yang notabennya lagi ngasih hukuman Taeyong kan gengsi juga, tapi mau gimana lagi. Demi anak Jisoo rela menurunkan gengsinya.
Pagi ini, Jisoo ada jadwal check up ke dokter kandungan diantar Taeyong alias papa si bayi. Tadinya Jisoo ingin dianter maminya karena Jisoo malu kalau harus diantar Taeyong. Jisoo nggak pede sama berat badannya yang bertambah akibat faktor kehamilannya. Yap, jalan tiga bulan kemarin, Jisoo gencar ngidam berbagai jenis makanan. Dari makanan berat sampai ringan, dari makanan Indonesia sampai makanan luar negri. Semuanya Jisoo mau sampek nggak sadar kalau tubuhnya semakin berisi padahal adeknya di dalam perut juga masih kecil.
Berbagai alasan sudah Jisoo coba agar Taeyong tidak mengantarnya, tapi Tayeong tetaplah Taeyong. Ia ingin berjuang semaksimal mungkin untuk mengembalikan kepercayaan dan kasih sayang Jisoo kepada dirinya. Ia tidak menyia - nyiakan kesempatan itu. Bahkan Taeyong rela tidur di sofa dua minggi terakhir karena Jisoo yang enggan tidur seranjang dengannya. Jisoo masih sakit hati sih pasti.
Taeyong kini melirik Jisoo yang sibuk dengan make upnya. Senyumnya terpatri menatap pahatan cantik yang kini berstatus menjadi istrinya. Jisoo sudah sangat cantik, namun semenjak hamil camtiknya jadi berkali - kali lipat ditambah dengan pipi gembulnya.
" Cantik banget sih yang mau ketemu adek." Goda Taeyong.
" Gue mah selalu cantik, lo aja yang baru sadar. Kebanyakan bucin Bella ya gini." Ucap Jisoo mengoleskan liptint ke bibirnya.
Taeyong mengerucutkan bibirnya sebal, " Masih aja dibahas yang. Iya, aku tau aku salah makannya ini aku lagi berjuang buat dapet maaf dari kamu." Ucap Taeyong menghampiri Jisoo yang baru selesai dandan.
Jisoo menyipitkan matanya, " Bagus deh kalo lo sadar." Ucapnya menabrak pundak suaminya dan mengambil kaos kaki untuk dipakai.
" Sini aku pakein." Ucap Taeyong meraih kaos kaki di tangan Jisoo yang kini duduk di tepi ranjang.
Jisoo sih manut - manut aja. Lumayanlah yah.
" Tadi waktu aku dateng Eunwoo sama Winter keluar bawa koper gede gitu. Mereka mau kemana?" Tanya Taeyong penasaran.
" Ke rumah Winter. Ada pertemuan keluarga gitu mau bahas acara lamaran mereka." Jawab Jisoo mengikat rambutnya.
" Lah? Mereka udah pacaran yang? Aku kira Eunwoo naksir kamu makannya aku selalu was - was kalau kamu deket sama dia." Ucap Taeyong jujur.
" Ngawur, Eunwoo itu sepupu gue. Anak dari kakaknya mami. Terus dia udah pacaran sama Winter itu udah dua tahunan. Gue udah tau cerita lika - liku hubungan mereka. Eunwoo itu orangnya tulus banget sama Winter, waktu Winter masih hamil anaknya Jaehyun aja Eunwoo yang rawat dan ngelindungin Winter. Bahkan dia mau tanggung jawab dan ngakuin anaknya Winter walaupun dia bukan ayahnya. Yang bikin gue bersyukur Winter masih dikelilingi orang - orang baik disaat dia lagi nggak baik - baik aja. Sayangnya aja anak Winter nggak berkembang di dalam kamdungan makannya dia keguguran." Ucap Jisoo dengan raut wajah prihatin.
Taeyong yang sedari tadi menyimak tidak menyangka dengan perjalanan cinta adik dari mantannya itu. " Aku kira aku cowok paling brengsek ternyata ada Jaehyun yang lebih brengsek." Ucap Taeyong.
Jisoo menatap Taeyong malas, " Kadarnya emang beda tapi lo lebih nyusahin gue anjir!!" Kesal Jisoo mendorong Taeyong yang sudah selesai dengan sepatunya.
" Yangg tungguinnn!!" Seru Taeyong mengejar Jisoo yang udah lari keluar kamar.
Taeyong tak henti - hentinya menitikkan air matanya terharu melihat wujud anaknya yang mulai berbentuk dari monitor usg. Anak yang selama ini tak ia sangka kehadirannya sebentar lagi akan melengkapi keluarga kecil mereka.
" Babynya sehat dan berkembang dengan baik. Untuk jenis kelamin belum bisa dipastikan ya karena ukurannya yang masih kecil." Ucap dokter Joy.
" Emang diusia berapa dok jenis kelaminnya kelihatan?" Tanya Jisoo.
" Sekitar empat lima bulanan." Jawab dokter Joy dan Jisoo mengangguk paham.
" Dok bisa discrenshot nggak monitor usgnya? Gambarnya adek mau saya jadiin walpapper." Tanya Taeyong. Jisoo melotot mendengar ucapan suaminya.
Dokter Joy tertawa, " Nggak perlu discrenshot pak nanti saya simpankan dan cetak fotonya." Ucap dokter Joy.
Jisoo mencubit lengan Taeyong kesal,
" Malu - maluin aja." Omelnya sementara Taeyong cuma senyum tanpa merasa bersalah." Kalau boleh saya tau apa ada keluhan selama kehamilan ini?" Tanya dokter Joy, kini mereka sudah pindak ke meja dokter.
" Paling cuma mual sama pusing aja sih dok kalau bangun tidur." Ucap Jisoo.
" Itu hal wajar yang dialami dimasa awal kehamilan. Tapi selama kehamilan ini kalian belum pernah berhubungan kan?" Tanya dokter Joy.
" Boro - boro dok berhubungan orang tidur aja pis-awhhh..." Ringis Taeyong saat Jisoo mencubit pahanya.
" Belum dok." Jawab Jisoo sembari melirik sinis ke arah Taeyong.
" Bagus, usia kehamilan nona Jisoo masih sangat rentan dan saya harap kalian bisa berpuasa berhubungan sampai kondisi kandungan nona Jisoo yang sudah memungkinkan." Himbau dokter Joy.
Taeyong merengut kesal, padahal ia sudah berpuasa berhubungan beberapa bulan belakangan dan sekarang harus puasa lagi. Taeyong bisa gila.
" Baik dok." Jawab Jisoo patuh. Dia mah santai aja.
" Baiklah ini hasil usgnya dan resep vitamin yang harus ditebus." Ucap dokter Joy menyerahkan amplom berwarna coklat kepada Jisoo.
" Baik dok, terimakasih banyak." Ucap Jisoo dan keduanya keluar dari ruangan.
" Nggak usah manyun gitu mukanya. Dulu aja gue ajakin ogah - ogahan sekarang disuruh puasa malah tantrum. Emang gitu ya? Cowok susah ditebak." Ucap Jisoo berjalan mendahului Taeyong.
" Bahas terusss..."
" Ya harus dibahas biar lo sadar. Kalau emang lo nggak kuat puasanya noh sama Bella." Balas Jisoo.
" Sayang!!"
" Bodo amat, gue laper pingin pecel lele bayyy!!"
" Sayanggg tungguinn!!!"
Tbc
See you...🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man [Jisyong]
RandomCerita Jisoo yang mencintai Taeyong secara ugal - ugalan