V

689 101 8
                                    

~{●}~

Di antara suasana yang terasa hangat, Kirana menumpuk kaki jenjangnya di bawah meja. Terdengar suara gemericing dari gelang yang melingkar di kaki Kirana setiap kali wanita cantik itu bergerak dengan sengaja.

Di hadapannya, keluarga kerajaan Atmaja sedang menyambut putri pertama dari raja Padma yang bersilaturahmi untuk membicarakan kepemilikan tanah milik kerajaan Atmaja yang rencananya akan dibeli oleh kerajaan Padma.

Anin yang tak mengerti apa-apa hanya bisa terduduk sambil menunduk di dekat kursi Kirana yang sesekali bergerak untuk membenarkan posisi duduknya yang tampak sempurna.

"Saya merasa sangat tersanjung karena nona bisa berkunjung"

Kirana tersenyum sedikit pada putra raja Atmaja yang sedang terduduk tenang di sebrang meja. Lelaki tampan dengan gaya rambut eropa itu menunduk sebentar guna mengambil segelas teh yang masih mengepulkan asap di depannya.

Kirana tersenyum sedikit "Tak masalah. Lagipula saya tidak memiliki kegiatan hari ini. Maka dari itu saya memutuskan untuk berkunjung kemari"

"Tujuan nona datang kemari adalah untuk mempertanyakan kebun atas nama keluarga Atmaja, bukan?"

Kirana mengangguk sekali "Ya" wanita cantik itu kemudian menyerahkan tangan kosongnya pada Anindya yang langsung menyerahkan selembar map berisi kertas dokumen pengajuan untuk keluarga Atmaja.

"Rencananya, saya akan memanfaatkan lahan untuk menanam pohon randu dan pohon kapas agar bisa dimanfaatkan untuk pembuatan peralatan rumah serta pakaian" Anin bisa melihat Kirana menaruh kertas di tengah-tengah meja sehingga putra dari raja Atmaja mengambilnya lantas membaca itu dengan lamban.

"Saya tak bisa memutuskan" ujar lelaki itu setelah ia membaca isi surat pengajuan dari Kirana. "Kepemilikan tanah kebun yang nona inginkan masih ada di dalam genggaman tangan baginda raja. Saya hanya bisa membantu menyampaikan niat baik nona pada beliau"

Kirana menorehkan senyum sebentar "Tak masalah, saya bisa menunggu kabar baiknya" jemari lentik milik Kirana sengaja dikaitkan di atas lututnya yang ditumpuk sehingga ia terlihat begitu berwibawa dan elegan di satu waktu yang sama.

"Saya akan mengunjungi kerajaan Padma jika saya sudah menyampaikannya pada baginda raja" jawab si lelaki memberi konfirmasi.

Si wanita cantik tersenyum mendengarnya "Baik. Kalau begitu, saya pergi dulu. Ada beberapa hal lain yang harus saya kerjakan hari ini" dengan anggun, Kirana berdiri di antara kedua kaki jenjangnya yang dibungkus rapi oleh songket.

Kedua selendang berwarna emas yang sedari tadi digulung secara rapi di atas pahanya sekarang dibiarkan menyapu lantai ketika ia menunduk untuk memberi hormat tanda perpisahan pada putra raja Atmaja yang langsung membalasnya.

"Terimakasih sudah berkunjung. Saya harap nona sering bertamu kemari" ia tersenyum ketika Kirana mulai melangkah keluar istana diikuti oleh Anindya yang berjalan sembari menunduk di sampingnya.

Sebuah mobil sedan bermerk mercedes-benz 230 berwarna hitam yang sedari tadi terparkir rapi di lapangan luas istana raja Atmaja kini mengeluarkan asap tipis ketika Anindya membukakan pintu untuk Kirana.

Wanita cantik itu melirik pada putra sulung keluarga Atmaja dan memberi lelaki itu senyuman kecil sebelum berpisah "Sampai jumpa lagi nanti" ujar lelaki itu seraya melambaikan tangan pada Kirana yang sudah masuk ke dalam mobil disusul dengan Anindya yang duduk tepat di sampingnya.

"Sungguh melelahkan" ujar Kirana ketika ia meletakkan kepalanya di senderan kursi jok yang empuk.

Wanita cantik itu memejamkan mata ketika Anin mendekat lantas memijit kakinya dengan lembut "Nona melakukannya dengan sangat baik" ujar Anin dengan senyuman kecil di bibirnya yang berwarna kemerahan.

Amarloka {FayeXYoko}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang