~{●}~
Ketika Anala terduduk di atas tahta milik Kirana, jantungnya berdebar cepat. Hanya tinggal menghitung tahun. Ia juga pasti akan mengalami hal yang sama seperti Kirana.
Gadis cantik itu kemudian menatap Kirana yang tengah dinobatkan oleh Madira.
Acara pelepasan masa gadis ini memang tak terlalu banyak rentetannya. Hanya penyerahkan tahta, lantas pemberkatan dari kepala keluaga pada putri yang tengah dilepaskan masa gadisnya.
Karena raja Padma sudah tiada, maka Madira-lah yang ditugaskan untuk memberkati Kirana ketika gadis cantik itu melepaskan masa lajangnya.
Acara pelepasan masa lajang ini biasanya akan diadakan beberapa minggu sebelum pernikahan. Akan ada jamuan-jamuan khusus untuk para tamu serta acara berdansa di aula di malam harinya.
Ketika Anala melihat Kirana tengah menunduk saat Madira meniup ubun-ubunnya setelah melapalkan berkat, gadis cantik itu menarik napas panjang.
Kirana sudah secara sah dinobatkan sebagai seorang Nyonya Atmaja sekarang.
Hanya tinggal menunggu hari pernikahan saja, wanita cantik berusia 25 tahun itu akan benar-benar meninggalkan istana yang sudah dihuninya selama hidup.
Meninggalkan Anala, Indira dan bahkan meninggalkan dayang Anin yang tengah menggigit bibir dengan kelopak penuh air mata di kejauhan.
Meski hati Anala menjerit ketika melihat kisah cinta nan menakjubkan milik Kirana dengan Anindya berakhir mengenaskan, gadis cantik itu tetap tersenyum pada Kirana yang sudah kembali berdiri tegap sesaat setelah Madira memberkatinya dengan doa.
Calon istri dari Galang Atmaja itu tampak menarik napas panjang hingga dadanya membusung sebelum kemudian melirik pada dayang Anin yang tak menatap padanya.
Anala bahkan bisa melihat bibir Kirana sedikit bergetar ketika ia memaksakan diri untuk tersenyum dan Anala tahu betul bahwa wanita cantik yang adalah kakaknya itu tengah terluka sekarang.
Sesaat setelah lonceng dibunyikan oleh adipati Surendra, suara meriah tepuk tangan dari para masyarakat yang datang langsung memenuhi indra pendengaran Anala.
Dan saat itu juga, ia bisa melihat bahwa Kirana terjatuh karena kehilangan kesadaran.
Adalah Anin yang pertama kali berlari dari semua orang yang masih terkejut dan memproses semua kejadian ini.
Gadis cantik bertubuh mungil itu memeluk kepala Kirana di atas pangkuannya sambil sesekali menepuk-nepuk pipi tirus milik wanita cantik itu yang terlihat semakin pucat.
"Nona! Nona! Nona tolong bangun!" ujar Anin tanpa berhenti menepuk-nepuk pipi Kirana.
Sosok Surendra berlari cepat ke kejauhan, mungkin lelaki itu ingin memanggil dokter kerajaan dan Madira mendekat pada putrinya yang tidak sadarkan diri "Apa Kirana sakit?" ujar Madira pada Anin yang masih mencoba membangunkan si putri raja.
"Semalam, nona Kirana baik-baik saja nyai. Saat pagi tadi saya menyiapkan pakaiannya pun, nona Kirana tampak sehat"
"Kirana, apa kau begitu tidak menginginkan pernikahan ini hingga jatuh tak sadarkan diri sesaat setelah Ibu memberkatimu?"
~~
Anin mengusap rambut Kirana yang berjatuhan hingga sedikit menutupi wajah cantiknya yang masih terlelap.
Dokter kerajaan sudah mengecek kondisi terkini dari Kirana, dan lelaki itu berkata bahwa Kirana mungkin mengalami serangan panik hingga kesulitan mengatur napas dan kehilangan kesadaran.
Sudah sekitar tiga puluh menit Anin mengompres wajah Kirana yang hangat. Gadis cantik bertubuh mungil itu sesekali meneteskan air mata ketika menatap lurus-lurus pada wajah ciamik milik Kirana ketika ia terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amarloka {FayeXYoko}
Historical Fiction"Hidup tanpamu adalah kehampaan yang tak ingin aku rasakan" -Kirana Nabastala Padma