Kim Hana , wanita dengan paras ayu nan lembut itu kini tengah berada di toko bunga untuk membeli beberapa jenis tanaman . Wanita itu rasa , dirinya harus menyibukkan diri agar bisa sedikit melupakan presensi putera keduanya.
Hana pikir , mungkin saja jiminnya kini tengah merasakan kebahagiaan yang tak pernah ia berikan sebelumnya . Sehingga pemuda itu enggan sekedar datang atau membalas pesan darinya .
" terimakasih bibi ahyeon... " ucap wanita itu setelah menerima beberapa jenis bunga yang di berikan oleh penjual .
" puteramu yang biasa menemanimu , kemarin datang kemari . Membeli bunga dandelion seperti ini... "
" Benarkah bi?" Sang penjual yang di panggul bibi oleh Hana itu mengangguk yakin
" aku sempat menanyakanmu padanya , tapi ia hanya tersenyum lalu segera pergi ... " Hana menerawang senyum pemuda yang hampir empat bulan tak ia temukan dimanapun itu .
" ia nampak terlihat kurus Hana... apakah dia sakit ?" Hana terkejut
" Bibi, jika bibi melihatnya ... bisakah bibi menghubungiku ?"
" dia ... dia pergi bersama bibi nya dan tak pernah menghubungi kami ... " lanjutnya saat melihat wajah penuh tanya dari bibi penjual bunga
" bisakah bi ?"
" bisa Hana... semoga ia segera kembali kemari .." Hana mengangguk setelah nya .
🤍
" jihoon... " pria dewasa itu menoleh kala menemukan sang istri yang tengah berjalan kearahnya dengan mata sembab
" Hana, apa yang terjadi ?"
" Kembalikan anakku jihoon ... kembalikan jiminku ... "
" Hei ada apa ?" Hana memeluk sang suami dengan terisak hebat .
Entah mengapa hatinya semakin di landa gelisah setelah bibi ahyeon berkata melihat sang putera membeli bunga di toko nya .
" jihoon , aku mohon ... " jihoon , pria berumur empat puluhan itu tak kalah gelisah ketika melihat istri tercintanya terisak hebat .
Jihoon sendiri , kehabisan akal untuk mencari keberadaan jimin dan wanita itu . Bahkan ia sampai turun tangan untuk pergi ke pinggir kota ini seperti kata seokjin namun pada akhirnya ia tak mendapatkan hasil apapun.
Dering ponsel nya membuat rengkuhan jihoon kepada sang istri terlepas , ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak di kenal .
From : xxxx
Jangan coba-coba mencari jiminku , jika kau memang bertanggungjawab dan ingin anakmu tercukupi. Cukup transferkan uangmu itu setiap minggu seratus juta won ke rekening ku ... "
Jihoon segera mendial nomor tersebut namun hasilnya nihil , wanita itu rupanya ingin bermain-main dengannya . Menjadikan putera kecilnya menjadi jaminan agar mendapatkan uang
"Hallo , segera lacak nomor yang aku kirimkan kepadamu ! Kau harus menemukan nya tepat jam sembilan malam nanti !" Perintah jihoon mutlak .
Sudah cukup ia bersabar , berharap jimin bisa kembali kepadanya . Namun nyatanya selama empat bulan berlalu anak itu tak juga kembali , menghubunginya pun tidak .
Seokjin , putera pertama keluarga Kim memilih meninggalkan rumah karena menganggap dirinya tak segera bertindak untuk mencari keberadaan adiknya .
Kenyataannya , jihoon selama ini bertindak jauh di depan seokjin . Namun ancaman-ancaman dari wanita bernama park sera itu berhasil membuatnya kembali terpaksa menghentikan langkah .
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST DAY
Fanfictionketika aku membuka mata di pagi hari bisakah aku melihat senyum mu yang tak pernah ku dapatkan sejak dulu ? maafkan aku Hyung -park Jimin ketika aku melihatmu , sesungguhnya saat itu pula aku mengingat semua yang telah berlalu dimana kau dan ibumu...