Pemuda dengan mata bulan sabit itu mengerjapkan matanya pelan setelah hampir dua jam ia terlelap . Jimin menolehkan kepalanya ke samping dimana ada sang ayah yang tengah sibuk dengan laptopnya dan sang ibu yang tengah mengupas buah
" bu ... "
" Ehh, sudah bangun ... " jimin mengangguk pelan . Matanya menatap sang ibu yang tengah berjalan mendekati dirinya
" suster Anna belum kemari ?"
" tadi sempat kemari , tapi hanya sebentar karena suster Anna sudah selesai jaga sayang ... ia mengambil cuti untuk hari ini ... " jimin menghembuskan nafasnya kecewa .
" Kenapa ibu tidak membangunkan aku ..."
" suster Anna melarang ibu membangunkanmu... "
" jimin-ah ..." suara besar itu mengalihkan pandang dua orang disana , jihoon berjalan mendekat kearah keduanya
" jimin ... boleh ayah bertanya ?" Jimin menatap sang ayah penuh tanya namun tetap mengangguk setuju
" Siapa yang memukul mu ?" Jihoon melihat tubuh puteranya menegang , jimin menunduk
" jiminie ... "
" park sera sering memukulmu ?" Jimin langsung mendongak dan menggeleng keras
" Tidak ayah , bunda tidak pernah memukulku . Bunda memperlakukan ku dengan baik ayah... " jihoon menangkap gelagat mencurigakan dari sang anak
" lalu ? Luka lebam ditubuhmu itu hasil tangan siapa ?" Dari arah pintu suara lain menyahut .
Seokjin datang setelah menyelesaikan obrolannya dengan dosennya perihal absen nya dirinya hari ini .
" kau juga mengunjungi kelab untuk apa jimin-ah" Tanya seokjin lagi dengan tatapan intimidasi nya.
" aku ... aku hanya penasaran dengan tempat itu hyung ... " seokjin berdecih lalu mendekat kearah ketiga anggota keluarganya
" penasaran ? Sejak kapan kau memiliki rasa penasaran terhadap tempat seperti itu ? " jimin mendongak menatap sang kakak yang tengah menatapnya tajam
" lantas untuk apa hyung peduli ?" Tanya datar jimin , matanya berkaca-kaca menatap seokjin
" kau ingin aku menghancurkan wanita yang kau anggap bundamu itu? Iya ?" Ucap seokjin lagi setelah mendapat balasan tatap tajam dari jimin .
"Kau tidak berhak atas hidupku hyung ... "
" woahhh ... kau baru tinggal dengan sera empat bulan saja . Kau pintar membantah rupanya ... "
" untuk apa hyung peduli dengan anak dari selingkuhan ayah ini ? "
" kau !"
"Seokjin tenangkan dirimu . " peringat jihoon
" dia harus di kasih paham ayah ! Jika wanita itu bahkan tidak pantas dipanggil dengan sebutan ibu, bunda , mama atau apapun itu ... "
" hyung tidak berhak mengatai bundaku ... " jimin tersulut emosi , ia mencoba bangkit namun di tahan oleh Hana.
" kau hampir dilecehkan oleh pria tua itu karena bundamu itu.. dan kau bilang aku tidak berhak mengatainya? " Teriak seokjin di di depan jimin .
" ya ! Aku menjual diriku pada pria itu ! Agar aku mendapat uang untuk membeli rokok "
" bullshit ..."
" seokjin ... "
" kasih paham otak bodohnya itu ayah . Anak keduamu itu sudah tidak mengerti bahasa manusia ..." Setelahnya seokjin berjalan menuju pintu dan pergi dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST DAY
Fiksi Penggemarketika aku membuka mata di pagi hari bisakah aku melihat senyum mu yang tak pernah ku dapatkan sejak dulu ? maafkan aku Hyung -park Jimin ketika aku melihatmu , sesungguhnya saat itu pula aku mengingat semua yang telah berlalu dimana kau dan ibumu...