THE LAST DAY (20)

331 31 21
                                    

Park sera , wanita berusia empat puluh tahun itu tengah duduk di ruang tengah rumahnya di temani secangkir kopi dan kue kering yang ia beli saat pulang dari kelab. 

Matanya menerawang kedepan menatap jalanan yang nampak lengang di depan sana dengan tatapan kosong . Raganya mungkin berada di sini namun tidak dengan pikirannya .

Sera menyesap sedikit kopinya , lalu bibirnya terangkat saat kembali mengingat bagaimana dirinya disambut dengan panggilan lembut oleh pemuda di dalam wallpaper ponsel yang berada di genggamannya .

" jimin... bunda merindukanmu ... " lirihnya saat wajah tampan sang putera kembali terlintas dalam ingatannya .

Sera menggeleng keras , lalu berdiri menuju kamar mandi dimana wastafel berada .

" Tidak sera , kau tidak boleh lemah . Anak itu adalah sumber penderitaan mu ... anak penyakitan itu adalah sumber dari segala kesulitan yang kau alami hingga saat ini " sera membasuh kasar wajah yang tertutup dengan make up tebal itu. 

" Anak itu harus menderita , sama seperti yang terjadi denganmu ... "

Wanita itu lantas berdiri saat mendengar suara pintu rumahnya  yang di ketuk dari luar . Sera berjalan menuju pintu setelah meletakkan ponselnya pada meja .

" ya .. tunggu sebent..." sera menghentikan kalimatnya saat menemukan seseorang yang tengah berdiri menatap dirinya dengan tajam .

Pemuda tampan dengan bahu lebar itu kini tengah berdiri menatap sera yang nampak masih terkejut dengan kehadirannya itu dengan senyum tipis dibibirnya. 

" Apa kabar nyonya ? " salamnya pada Wanita yang kini tengah berusaha mengendalikan raut terkejutnya itu .

" anda terkejut dengan kedatangan saya rupanya ... "

"Kau ... " pemuda itu tersenyum miring lalu menoleh kecil sebelum akhirnya menatap intens park sera .

" Kenapa ? Ke-kenapa kau kemari ?"

" aku ... " Kim seokjin , pemuda yang tengah berdiri dengan bersedekap itu maju selangkah mendekat kearah sera

" aku ingin membuat perhitungan denganmu ... karena perbuatan mu ... adikku tak sadarkan diri hingga saat ini park sera.."

" kau datang ke taman saat itu kan ? Kau membuat jimin memaksa untuk mengingat mu dan mengatakan sebuah kebohongan untuk membuat anak itu membenci kami bukan .. "  seokjin mendorong wanita di depannya itu hingga memasuki rumah .

" kau tau bukan ... ayahku tidak pernah bermain-main dengan ucapannya ... maka kau seharusnya paham jika aku bisa melakukan yang lebih buruk dari ayahku ... "

" a-apa maksutmu seokjin-ah ... " Tanya sera yang menatap seokjin berdiri di hadapannya dengan senyum lebar itu .

" aku yakin kau pasti tau apa yang akan aku lakukan , jika jimin kami tak segera sadar dan menjalani operasi nya . "

" apaa.. ji-jimin ... "

" kau tidak perlu berpura-pura menyayanginya saat ada aku park sera . Karena demi apapun aku muak sekali melihat wajah drama mu ... " ucap seokjin datar , bahkan ia tidak sudi melihat wajah sendu sera .

*****

Kim Hana,  wanita itu masih setia menggenggam jemari putera kesayangannya yang jatuh tak sadarkan diri sejak beberapa jam yang lalu . Jihoon , sang suami tengah menemui dokter untuk membicarakan tindakan yang harus dilakukan pada pemuda di depannya itu .

" jimin... bangun nak ... " isakan kecil Hana kembali terdengar saat ia teringat bagaimana sang putera yang dikabarkan harus segera menjalani operasi . Sementara sampai detik ini jimin belum juga membuka mata dan memberikan senyum menenangkan untuk dirinya .

THE LAST DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang