Seokjin masih berdiri tak tenang saat pintu di depan nya itu tak kunjung terbuka , Jimin kembali merebut separuh pikirannya .
Kakinya ia bawa berjalan mondar mandir tak tenang hingga akhirnya satu-satunya pintu yang ia tunggu itu terbuka .
" Bagaimana keadaannya dokter ?"
Sang dokter tersenyum lalu menepuk pelan bahu seokjin .
" Jelaskan padaku dokter ! " Ucap seokjin akhirnya mengeluarkan suara bergetar nya , sungguh pikirannya saat ini tengah penuh akan kemungkinan-kemungkinan menakutkan.
" Ayah dan ibumu ... "
" Jelaskan padaku saja ! " Seokjin kembali mengeluarkan nada tajamnya membuat sang dokter menghela nafas pelan lalu berbalik menatap pemuda lain yang tengah berbaring lewat kaca kecil di pintu belakangnya .
" Bisa ikut saya ke ruangan saya ? " Seokjin langsung menyetujui tawaran sang dokter .
Keduanya berjalan menuju ruangan sang dokter di ujung lorong, namun langkah keduanya kembali berhenti ketika salah satu perawat berlari menghampiri keduanya
" Dokter Lee , pasien yang berada di kamar nomor 216 mengalami gagal nafas ... " ucap sang perawat yang langsung membuat dokter spesialis dalam itu segera melangkah meninggalkan seokjin yang masih dilanda kebingungan .
" Dokter , adikku bagaimana? ..."
" Hubungi kedua orangtuamu nak.. "
Seokjin menghela nafas kasar lalu pergi menuju kamar rawat Jimin
" Sebenarnya apa sih yang di sembunyikan anak itu ck" seokjin memasuki ruang rawat Jimin dengan perlahan .
Mata elangnya kini menatap pemuda yang terlelap diranjang pesakitan itu Dengan tajam . Seokjin kembali melangkah mendekati Jimin perlahan
" Kau berhasil mengambil alih tiga perempat isi otakku bocah ... " Gumamnya lirih .
Suara ponsel nya berdering , ia segera mengambil ponsel yang tengah berisik itu dan menerima panggilan dari seberang sana dengan semangat
" Ayah.. ibu.. "
***********
Jimin , sudah kembali kerumah sejak pagi-pagi tadi . Setelah dokter lee datang ke ruangannya tadi , bibirnya tak berhenti tersenyum riang . Seokjin , sang kakak nampak tak terlihat sejak kemarin .
" Ayo paman antar jim ... " Tawar Seorang dokter yang selama ini merawat Jimin
" Ahh tidak perlu dokter , pulang saja sana ...." Jimin mendorong kecil punggung sang dokter itu lalu berjalan menjauhi nya
" Jimin ... " Jimin menoleh pada dokter Lee yang tersenyum dan kini nampak berlari kearahnya
" Untuk obrolan kita semalam , kau perlu memberitahukannya pada ayah dan ibu ..."
Jimin seketika menghilangkan senyumnya sebentar , lalu kembali tersenyum tipis dan mengangguk sebagai jawaban atas saran sang dokter.
" Dokter Lee ... " Dokter Lee berbalik menatap pemuda tampan yang berjarak satu meter dengannya
" Terimakasih untuk tiga tahun ini , jika pada akhirnya aku pergi . Aku bahagia bisa mengenal mu dan suster Anna yang cantik .."
" Pasien tampanku ini tidak akan kemana-mana, heii ..."
Jimin menoleh pada suara lembut favorit nya di rumah sakit ini . suster Anna , suster kesayangan Jimin yang ingin Jimin jodohkan dengan kakak kesayangannya dulu .
" Suster , jangan menikah dengan pria lain kalau begitu ... Tunggu aku dewasa dan menikahimu yaa ... "
" Sialan , aku akan menjadi perawan tua jika menunggumu bocah ! Lihat kau saja masih SMA .. " Jimin menyengir lalu mendekati suster Anna

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST DAY
Fanficketika aku membuka mata di pagi hari bisakah aku melihat senyum mu yang tak pernah ku dapatkan sejak dulu ? maafkan aku Hyung -park Jimin ketika aku melihatmu , sesungguhnya saat itu pula aku mengingat semua yang telah berlalu dimana kau dan ibumu...