THE LAST DAY (5)

516 54 44
                                    

Seokjin masih berdiri tak tenang saat pintu di depan nya itu tak kunjung terbuka , Jimin kembali merebut separuh pikirannya .

Kakinya ia bawa berjalan mondar mandir tak tenang hingga akhirnya satu-satunya pintu yang ia tunggu itu terbuka .

" Bagaimana keadaannya dokter ?"

Sang dokter tersenyum lalu menepuk pelan bahu seokjin .

" Jelaskan padaku dokter ! " Ucap seokjin akhirnya mengeluarkan suara bergetar nya , sungguh pikirannya saat ini tengah penuh akan kemungkinan-kemungkinan menakutkan.

" Ayah dan ibumu ... "

" Jelaskan padaku saja ! " Seokjin kembali mengeluarkan nada tajamnya membuat sang dokter menghela nafas pelan lalu berbalik menatap pemuda lain yang tengah berbaring lewat kaca kecil di pintu belakangnya .

" Bisa ikut saya ke ruangan saya ? " Seokjin langsung menyetujui tawaran sang dokter .

Keduanya berjalan menuju ruangan sang dokter di ujung lorong, namun langkah keduanya kembali berhenti ketika salah satu perawat berlari menghampiri keduanya

" Dokter Lee , pasien yang berada di kamar nomor 216 mengalami gagal nafas ... " ucap sang perawat yang langsung membuat dokter spesialis dalam itu segera melangkah meninggalkan seokjin yang masih dilanda kebingungan .

" Dokter , adikku bagaimana? ..."

" Hubungi kedua orangtuamu nak.. "

Seokjin menghela nafas kasar lalu pergi menuju kamar rawat Jimin

" Sebenarnya apa sih yang di sembunyikan anak itu ck" seokjin memasuki ruang rawat Jimin dengan perlahan .

Mata elangnya kini menatap pemuda yang terlelap diranjang pesakitan itu Dengan tajam . Seokjin kembali melangkah mendekati Jimin perlahan

" Kau berhasil mengambil alih tiga perempat isi otakku bocah ... " Gumamnya lirih .

Suara ponsel nya berdering , ia segera mengambil ponsel yang tengah berisik itu dan menerima panggilan dari seberang sana dengan semangat

" Ayah.. ibu.. "

***********

Jimin , sudah kembali kerumah sejak pagi-pagi tadi . Setelah dokter lee datang ke ruangannya tadi , bibirnya tak berhenti tersenyum riang . Seokjin , sang kakak nampak tak terlihat sejak kemarin .

" Ayo paman antar jim ... " Tawar Seorang dokter yang selama ini merawat Jimin

" Ahh tidak perlu dokter , pulang saja sana ...." Jimin mendorong kecil punggung sang dokter itu lalu berjalan menjauhi nya

" Jimin ... " Jimin menoleh pada dokter Lee yang tersenyum dan kini nampak berlari kearahnya

" Untuk obrolan kita semalam , kau perlu memberitahukannya pada ayah dan ibu ..."

Jimin seketika menghilangkan senyumnya sebentar , lalu kembali tersenyum tipis dan mengangguk sebagai jawaban atas saran sang dokter.

" Dokter Lee ... " Dokter Lee berbalik menatap pemuda tampan yang berjarak satu meter dengannya

" Terimakasih untuk tiga tahun ini , jika pada akhirnya aku pergi . Aku bahagia bisa mengenal mu dan suster Anna yang cantik .."

" Pasien tampanku ini tidak akan kemana-mana, heii ..."

Jimin menoleh pada suara lembut favorit nya di rumah sakit ini . suster Anna , suster kesayangan Jimin yang ingin Jimin jodohkan dengan kakak kesayangannya dulu .

" Suster , jangan menikah dengan pria lain kalau begitu ... Tunggu aku dewasa dan menikahimu yaa ... "

" Sialan , aku akan menjadi perawan tua jika menunggumu bocah ! Lihat kau saja masih SMA .. " Jimin menyengir lalu mendekati suster Anna

THE LAST DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang