Seokjin masih terus memeluk sang adik yang mendusel manja di pundak sang kakak . Pemuda Kim itu tersenyum saat aroma yang kini menjadi favoritnya itu kembali ia hirup
" kau itu sudah hampir delapan belas tahun , tapi mengapa sangat manja sekali sih ... "
" biarkan saja ... " jawab jimin ringan
" hyung ... ponselmu bergetar ... " ucap jimin saat merasakan getar dari saku jaket seokjin yang menempel pada dirinya .
Seokjin bangkit dan mengambil ponselnya melihat siapa yang menghubunginya . Detik berikutnya , bibirnya membentuk sebuah lengkungan dan segera menekan ikon telepon berwarna hijau
" yaa ... "
"... "
" dirimu sudah sampai ? Baiklah , aku akan menjemputnya dan mengenalkannya padamu .. " seokjin melirik jimin sekilas yang menatap nya penuh tanya .
" baiklah , kami di lantai tiga kamar paling ujung " seokjin lantas memutuskan sambungan teleponnya dan bangkit
" aku akan mengenalkanmu dengan seseorang , sebentar yaa ... " seokjin bergegas keluar dari ruangan meninggalkan jimin yang masih menatapnya dengan penuh tanda tanya .
Tak membutuhkan waktu lama , seokjin kembali memasuki ruang rawat jimin diikuti dengan seorang gadis di belakangnya .
" Hei... perkenalkan dia irene , kekasihku jimin-ah ... " jimin menoleh cepat memperhatikan gadis yang tengah tersenyum padanya itu .
" Siapa hyung ?"
" kekasihku jiminie ... kami sudah menjalin hubungan kurang lebih satu tahun ... "
" hahh ?" Seokjin memundurkan kepalanya heran saat jimin nampak terkejut dengan pernyataannya barusan
" Hei ada apa ?" Jimin menggeleng , lalu mengambil kembali ponselnya untuk melanjutkan acara main game nya
" kau tak memberi salam kepadanya jimin ?" Jimin melirik sebentar lalu tersenyum terpaksa kepada irene yang masih menatap nya intens
" hallo ... aku jimin . " selesai , seokjin bahkan menganga lebar melihat sikap cuek jimin pada gadis yang di cintainya itu.
" hanya begitu ? " Tanya seokjin membuat jimin menghela nafas panjang
" mau bagaimana lagi hyung .. sudah aku capek . Mau tidur ... keluar saja , nanti kalau ada apa-apa aku bisa memanggil suster anna ... " jimin meletakkan ponselnya asal lalu memunggungi sang kakak .
Seokjin sebenarnya sedikit tidak nyaman dengan sikap jimin yang terkesan tidak sopan dengan sang kekasih , namun mungkin saja anak ini sedang bosan atau moodnya sedang buruk jadi sangat sensitif .
" yasudah ... ibu sudah diperjalanan.. hyung akan mengantarkan nunnamu dulu yaa.. "
" dia bukan nunna ku .. memang kalian sudah menikah ? Kan belum ! "
" jimin yang sopan ! "
" seokjin , sudah tidak apa-apa ... jimin mungkin belum mengenalku ... tidak apa-apa .. aku akan mendekatinya perlahan oke ... " bisik gadis bernama kwon irene itu .
Seokjin yang tengah geram memilih untuk keluar setelah berhasil menggapai jemari sang kekasih meninggalkan jimin sendirian yang membelakangi dirinya .
" seokjin hyung sudah memiliki kekasih ? Yah gagal sudah aku menjodohkannya dengan suster Anna... " gerutu jimin pelan setelah mendengar pintu tertutup .
" sudah satu tahun lagi hubungannya , kenapa ibu tidak pernah membahas kekasih seokjin hyung sih... "
" adduhh darahnya keluar lagi , sialan ... " jimin lantas duduk saat merasakan sesuatu mengalir melewati pipinya . Hingga netranya menangkap sosok gadis yang ia kira sudah keluar ruangan bersama seokjin tadi masih disana , diujung ruangan. Menatap dirinya dengan wajah khawatir namun tak berani mendekat

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST DAY
Fanfictionketika aku membuka mata di pagi hari bisakah aku melihat senyum mu yang tak pernah ku dapatkan sejak dulu ? maafkan aku Hyung -park Jimin ketika aku melihatmu , sesungguhnya saat itu pula aku mengingat semua yang telah berlalu dimana kau dan ibumu...