Seokjin kembali duduk di kursi dekat ranjang yang di tempati oleh sang adik setelah mengantar Anna yang berpamitan untuk pulang sebentar ke rumah . Seokjin menghela nafas panjang
Seokjin terus memperhatikan wajah pucat sang adik yang masih terlelap . Hingga perlahan mata sipit itu terbuka perlahan setelah hampir empat jam tertidur .
" hyungg.. " seokjin mendongak lalu berdiri saat mendapati sang adik yang tengah menatapnya dengan binar lucu
" suster Anna kemana ?" Seokjin mendengus pelan lalu kembali duduk
" kau itu senang sekali jika di temani oleh sustermu itu... " jimin melirik sang kakak yang duduk dengan tangan bersedekap di depan dadanya.
" hyung juga senang kan ... " jawab jimin sekenanya .
" Apa kau bilang ?"
" hyung juga senang kan kalau suster Anna disini ... hyung ingat yaa .. meskipun aku sakit aku masih bisa bersaing dengan hyung ... " seokjin melirik tajam kearah sang adik
" lihat tinggimu saja masih segini, mau bersaing denganku ? Hahahah kau tidak sebanding denganku Kim jimin ... " kini jimin yang berganti melirik seokjin dengan tajam
" jadi mau bersaing mendapatkan suster Anna?" Seokjin gelagapan , pipinya memerah malu ketika jimin nampak menggodanya
" diam !! Kupanggilkan kakek tua kemarin tahu rasa kau !!" Seketika itu juga senyum jimin meluntur . Bayangan malam itu kembali berputar .
Jimin lantas menarik kakinya untuk ia peluk , tubuhnya kembali bergetar saat kilas balik saat bajunya di tarik paksa oleh orang-orang dewasa itu.
" h-hei ... " seokjin yang terkejut dengan reaksi sang adik pun panik .
Pemuda itu tidak menyangka bahwa sang adik masih se trauma ini saat mendengar candaannya barusaja
" jimin .. hei aku hanya bercanda ... jangan diingat .. "
" h-hyungg ... sa-kitt ... ugh mereka memukul kepalaku hyung ... mereka menarik ku .." seokjin menarik jimin masuk ke pelukannya . Memberikan kalimat-kalimat penenang untuk sang adik
" ada hyung disini . Maafkan aku yaa... " bisik seokjin , nafas anak itu perlahan membaik .
Jimin terlihat lebih tenang, dengan jemari yang masih menggenggam erat kaos hitam sang kakak . Sedangkan seokjin sendiri memilih duduk di sisi ranjang menghadap sang adik dengan pelukan hangat nya.
" h-hyung ... " seokjin mencoba mengurai peluknya pada sang adik
" kau membutuhkan sesuatu? Kau ingin ku teleponkan suster Anna?" Jimin mendongak , menatap sang kakak penuh tanya
" Kenapa kau menatapku seperti itu?"
" hyung sudah memiliki nomor suster Anna? Hyung ingin menikungku saat aku sakit ?"
" h-hei .. tenanglah ... " jimin melepas genggamannya pada kaos seokjin lalu menoleh ke kiri menghadap jendela . Berlagak merajuk!
Seokjin sendiri heran dengan kelakuan sang adik yang kelewat aneh itu .
" Hei.. ini tidak seperti yang kau fikirkan jiminah ... "
" aku marah dengan hyung ... sana pergi ... belikan aku ice cream!"
Seokjin menganga heran , anak itu merajuk padanya tapi meminta di belikan ice cream . Di udara yang sedingin ini pula ? Astaga !
" kau ingin aku di penggal hidup-hidup oleh ayah dan ibu yaa ?" Jimin menoleh , dengan binar sendu nya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST DAY
Fiksi Penggemarketika aku membuka mata di pagi hari bisakah aku melihat senyum mu yang tak pernah ku dapatkan sejak dulu ? maafkan aku Hyung -park Jimin ketika aku melihatmu , sesungguhnya saat itu pula aku mengingat semua yang telah berlalu dimana kau dan ibumu...