☠️☠️☠️
"LEPASIN GUE, JAY!" Aku menepuk punggungnya dengan keras karena Jay menggendongku menghadap belakang.
"Sssttt ... jangan teriak-teriak, kalau Oma dengar, bisa dimarahi kita." Jay berbisik, tetapi aku masih bisa mendengarnya. Oma katanya? Kukira mereka hanya bertiga saja, karena memang rumahnya sepi. Ternyata ada satu anggota keluarga lagi.
Jay membuka pintu kamarnya dan melemparku ke kasur yang empuk. "Awh!" Heh! Aku jadi tidak ada harga dirinya sebagai pembunuh bayaran kalau begini! "Setan lo, ya!" Aku ngedumel sembari merasakan pusing di kepalaku.
"Aku bukan setan, Jo, aku suami kamu." Jay tersenyum padaku layaknya setan. Astaga, sekarang dia membuka jas putih yang ia pakai.
"Lo jangan coba-coba nyentuh gue!" Aku menjauh ke sisi lain dari ranjang. Jaga-jaga saja kalau dia berbuat macam-macam, akan langsung aku keluarkan pisau yang ada di tasku. Aku meraba tas selempang yang aku bawa, sayangnya ternyata tas itu tertinggal di mobil Jay, aku hanya membawa handphone-ku saja.
Jay langsung tertawa saat melihatku mulai panik. Arg! Laki-laki sialan! "Kamu emang pengen di-apa-apain sama aku, kan? Ngaku aja, lagian kita udah sah, ngapain takut?" Ia tersenyum lagi bak iblis.
"Tutup mulut lo!" gertakku lagi. Kalau saja aku memegang pisau, mungkin nyawanya sudah tidak terselamatkan sekarang ini.
"Ya, udah, aku mandi dulu, ya. Mau bareng?" tanyanya lagi. Reflek aku langsung melemparinya dengan bantal yang ada di sampingku. Mampus, biar tahu rasa! Jay terdiam sejenak saat bantal yang barusan mengenai wajahnya itu terjatuh. Anehnya lagi, dia malah tertawa. "Hahah ... lucu banget, sih, istriku ini."
"Bacot! Gue mau ke mobil bentar, tas gue ketinggalan. Mobil lo nggak dikunci, kan?" Aku turun dari ranjang dan menagih kunci mobil kalau-kalau mobilnya dikunci. Sekalian aku ingin menghubungi Revan atau Ellgard untuk bertanya langkah apa yang harus aku ambil sekarang.
Aku harus secepatnya mencari berkas yang dimaksud Ellgard itu, lalu ketika bekasnya sudah ketemu, aku bisa langsung membunuh Jay. Aku hanya tak ingin berlama-lama tinggal di tempat ini.
"Owh, ketinggalan, ya? Ya, udah, aku ambilin. Kamu di sini aja."
"Nggak usah!" Aku segera berteriak saat Jay hendak berjalan. Kenapa dia mau-maunya, padahal tadi dia sudah mau berangkat mandi. "Gue bisa ambil sendiri." Mana mungkin aku membiarkannya mengambilkan tasku itu. Di dalamnya terdapat pisau, pistol, dan satu botol kecil racun yang aku campurkan ke minumannya tadi.
"Beneran? Udah malem, loh."
"Lo pikir gue anak kecil yang penakut? Awas, minggir!" Aku berjalan, menyenggol tubuh Jay dengan kasar. Sepertinya dia sampai terjatuh ke ranjang.
Aku berjalan menuruni tangga tanpa mempedulikan mamanya Jay yang bernama Sarah itu ada di ruang tamu keluarga mereka. "Nggak sopan banget, sih. Kayak gitu, kok, mau jadi istrinya anakku. Dih, nggak ngaca," gumam wanita itu, membuatku yang tadinya berhenti dan ingin membuka pintu, jadi terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Shadow [On Going]
Misterio / Suspenso[STORY 8] GENRE: ROMANCE - THRILLER TEMA: MARRIAGE LIFE Berawal dari kebencian masa lalu, kini membawanya menjadi gadis yang penuh dendam dan amarah. Joanna Aurifa Stephany, seorang mahasiswa semester akhir yang juga merangkap sebagai pembunuh bay...