Pertunjukan

211 12 1
                                    

Bum bum bum

Alunan musik terdengar begitu keras. Beberapa orang berjoget mengikuti irama, beberapa lagi ikut menyanyi sambil mengangkat dan menggoyangkan tangan ke atas.

"Asik banget kan Yel" Teriak Jena sambil mengangkat tangannya ke atas juga.

Gabriel mengangguk ragu, sejujurnya dia tak begitu faham apa kesenangan yang Jena rasakan dari mendengarkan musik dengan volume begitu keras ini.

"Angkat tangan lo Yel" Titah Jena menarik tangan Gabriel ke atas.

Gabriel mengikuti instruksi Jena. Walau sebenarnya dia sendiri tak tahu apa yang sedang dia lakukan sekarang.

"Cause you are the one who love mee" Jena bernyanyi dengan teriakan hingga urat-urat di lehernya terlihat.

"Woooo" Teriakan orang-orang menggema begitu alunan musik berakhir.

"Lagi lagi lagi lagi" teriak penonton dengan kompaknya.

Ngiiing

Mic berdengung saat Gerald menyelesaikan nyanyiannya.

"Okay sorry sorry, disini kita punya lagu spesial yang bakal kita tunjukin ke kalian." Jelas Gerald, dengan sedikit terengah. Dan langsung dibalas dengan teriakan para penonton yang tak sabar mendengar mereka menyanyi lagi.

"Tapiii, ada tapinya nih" Ucapan Gerald seketika membuat penonton terdiam.

"Lagu ini bakal sedikit lebih slow, lebih santai dari lagu-lagu kita yang lain. Ga papa kan ya?"

"Gak. Pa. Pa." Para penonton kembali berseru bersama.

Jreengg

Stevie langsung menggenjreng gitarnya.

Musik kembali mengalun, dengan beat yang sedikit lebih slow.

"Jadilah apa yang kau inginkan"

"Raih mimpimu meski kau gagal"

"Sejuta kalipun tetaplah berjuang"

"Kau yang menentukan hidupmu"

Gabriel menyimak, binar terlihat dimatanya. Lagunya terasa begitu menusuk pikirannya, membuatnya tak berkedip sedikitpun saat menonton.

"Aku suka lagunya Jena" Celetuk Gabriel secara tiba-tiba.

Jena merasa aneh, bagi sesama pendengar yang baru mendengar lagu ini pertama kali. Jena tidak terlalu suka lagunya, karena dia lebih suka musik dengan beat yang cepat dan isi lagunya tentang kisah cinta.

Pandangan Jena terfokus pada Stevie yang terlihat memainkan gitarnya dengan emosional. "Ah, apa ini lagu buatan Kak Stevie" Celetukannya membuat Gabriel menoleh.

"Stevie? Siapa?" Tanya Gabriel.

Jena menunjuk seseorang yang sedang memainkan gitar elektrik berwarna merahnya. "Dia, Kak Stevie"

Gabriel mengikuti arah telunjuk Jena, "Gue denger orang tuanya baru saja memutuskan untuk bercerai" Ucap Jena masih setia memandang Stevie dengan sedih.

"Gue lihat kabarnya di twitter" Lanjut Jena sebelum Gabriel bertanya dari mana dia tahu tentang hal itu?

"Aaa, kalau begitu saat ini dia sedang sedih" Tanya Gabriel dengan polosnya.

Jena mengangkat bahunya "Entahlah, setahu gue dia juga gak terlalu dekat dengan orang tuanya." Jena sedikit berbisik di telinga Gabriel "Gue denger ayahnya ketua partai politik"

Gabriel sedikit kaget, dengan background seperti itu tak disangka Stevie memilih menjadi gitaris band. Biasanya anak akan mengikuti jejak orang tuanya.

Tak jarang beberapa orang tua memaksa anaknya meskipun si anak sendiri tidak terlalu berminat.

"Dia hebat" Ucap Gabriel. Kagum karena Stevie berani memilih jalannya sendiri, persis seperti isi lagu yang sedang mereka mainkan.

Cling

Mata Gabriel sedikit membelalak, jika dia tidak salah lihat tadi itu gantungan Snoopy. Gantungan yang menyembul dari saku Stevie.

"Jena, itu Snoopy" ucap Gabriel dengan excited.

Jena bingung apa maksud Gabriel.

"Aku mau itu Jena" Rengek Gabriel memegangi lengan Jena.

"Apa? Yang mana?" Tanya Jena melihat sekeliling.

"Yang ada di saku Stevie" Jawab Gabriel membuat jena segera memicingkan matanya melihat ke saku Stevie. Dan ternyata benar itu gantungan Snoopy yang sedang menaiki motor merah.


*

*

*


Gabriel sedang duduk di dekat joglo kecil karena Jena memintanya untuk menunggu di sana. Sementara Jena mencari Stevie karena ingin meminta foto bareng.

Gabriel masih memikirkan gantungan Snoopy yang ada di saku Stevie. Apa sebaiknya dia ikut Jena saja sekalian menanyakan lokasi pembelian gantungan itu ke Stevie.

Gabriel nampak menimang pilihannya dengan penuh pertimbangan. Hingga ada suara yang mengganggu fokusnya.

"Stev, ikut gue s....."

Gabriel samar-samar mendengar suara seseorang.

"Ada apa"

"Ada y.... nyariin lo, .... marah"

Gabriel tidak terlalu jelas mendengarnya. Dia tak bermaksud menguping tapi saat tak sengaja melihat yang keluar dari balik joglo itu adalah Stevie dan Gerald, sang vokalis yang baru saja dihatnya di panggung tadi. Tanpa sadar Gabriel melangkahkan kakinya mengikuti mereka.

"Lo bangsat" Teriak lelaki dengan rambut ikal dan otot besarnya.

Gabriel seketika kaget, dia memberanikan diri mengintip dan melihat di depan lelaki yang baru berteriak itu ada Stevie.

Gabriel tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi sepertinya mereka akan berkelahi. Karena kini laki-laki itu sedang mencengkram kerah kemeja hitam milik Stevie.

"Lo mau apa sih?" Ucap Stevie sedikit kesal.

Lelaki yang tadi emosi itu nampak terkejut "Dia cewek" tanyanya pada dua temannya di belakang seolah tak percaya.

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang