"Apa Iyel terlalu emosional ya"
"Harusnya tadi Iyel enggak lari"
"Kan jadi makin salah paham"
Gabriel bermonolog sambil berjalan menuju supermarket sendirian, dirinya lupa tidak membawa senter ataupun handphone.
"Apa iyel balik aja ya, tapi udah jauh banget Iyel larinya tadi" Wajah Gabriel jadi semakin lesu, walau begitu dia tetap melanjutkan langkahnya tanpa memperhatikan sekitar.
"Halo adek manis" ucap seseorang yang membuat Gabriel cukup terkejut.
"Wih style tomboy! Kesukaannya abang nih" heboh orang itu.
"Man, panggil abang Man buruan" Sepertinya orang ini sedang berbicara dengan lelaki yang duduk di gubuk tak jauh darinya.
Lelaki di gubuk itu segera masuk ke dalam, tak lama keluar seorang pria dengan badan besar. Begitu melihat Gabriel pria itu segera berlari mendekat.
"Adek, mau kemana?" Tanyanya tanpa basa-basi.
Gabriel sedikit takut, tapi dia tetap menjawab demi kesopanan "Ke... supermarket"
Lelaki besar itu segera tersenyum lebar "Wah pas banget abang juga mau ke sana, abang temenin ya dek" tawar lelaki besar itu.
Tentu Gabriel menolak "Enggak usah, Iyel udah tau jalannya kok"
"Namanya Iyel bang" seru orang yang memanggil Gabriel pertama kali tadi.
"Iyel ya, dek Iyel bahaya tau jalan malam sendirian. Apalagi jalan ke supermarket itu gelap, banyak hantunya. Mending sama abang nanti abang antar ke supermarket"
Gabriel tahu walau sekeras apapun dia menolak sepertinya orang-orang ini akan tetap memaksa. Dia pun akhirnya setuju walau sangat terpaksa.
Gabriel kembali berjalan lagi, diikuti lelaki berbadan besar yang di panggil 'abang' tadi disampingnya.
Dua teman lelaki tadi tidak ikut. Tidak ikut karena apa juga Gabriel tidak tahu alasannya. Dia hanya berharap segera sampai ke supermarket dan kembali ke villa.
"Adek, abang tahu jalan pintas mau coba lewat sana?" Tawar lelaki itu di tengah-tengah jalan.
Gabriel agak tertarik, diapun menyetujui ajakan lelaki itu.
Di sisi lain Stevie baru saja melewati gubuk dimana terlihat dua lelaki sedang tertawa terbahak-bahak. Stevie hanya melirik sekilas memastikan tidak ada Gabriel, dirinya mempercepat langkah langsung menuju ke supermarket.
Namun begitu sampai di supermarket, tidak ada Gabriel di sana. Stevie sudah bertanya pada kasir supermarket, tapi kasir itu tidak merasa ada pelanggan yang mirip dengan ciri-ciri yang Stevie sampaikan sejak tadi.
"Nggak ada kak, dari tadi yang datang hanya sepasang kekasih saja"
Stevie bingung harus kemana, dia semakin pusing rasanya.
"Coba dicari di dekat pantai kak, barangkali teman kakak ke sana"
Stevie hendak segera pergi sebelum kasir itu memberitahukan satu tempat lagi.
"Ah sama ini kak, saya sih berharapnya enggak. Cuma kalau teman kakak nggak ada dipantai, kakak bisa cek di gubuk. Yang gak jauh dari sini itu... mereka agak resek soalnya suka ngurung orang di gubuk"
Stevie mengangguk sambil berucap terima kasih pada kasir itu.
Dia segera menyisiri pantai, namun tak ditemukan keberadaan Gabriel di sana.
Rahang Stevie langsung mengeras saat mengingat pesan kedua si kasir tadi.
Dia berlari kembali ke gubuk itu, dari kejauhan masih tidak terlihat tanda-tanda Gabriel. Hanya ada dua lelaki yang masih bercengkerama.
Stevie berniat langsung tanya saja pada dua lelaki itu soal Gabriel. Namun sebelum bertanya rupanya dia sudah mendengar sendiri jawabannya.
"Gila si abang panen besar kali ini dia" ucap lelaki yang tadi dipanggil Man.
"Hoki banget malem-malem ketemu yang sesuai tipe abang, jarang-jarang ada cewek tomboy yang lucu keluar sendiri malem-malem."
Man kembali tertawa terbahak-bahak. "Namanya aja udah imut, siapa tadi namanya Don?"
Lelaki yang dipanggil Don itu menjawab dengan santai "Iyel, namanya Iyel"
"Kepar*t" teriak Stevie yang langsung melayangkan bogemannya pada Don.
Stevie memukul Don dengan membabi buta sambil terus-terusan menanyakan keberadaan Gabriel.
"Nggak tahuuu... Man bantuin gue Man" rintih Don melindungi mukanya.
Man hanya berdiri gemetaran sambil memeluk tiang, "Takut gue Don"
Stevie menarik kerah Don "Dimana lo sembunyiin Gabriel, brengs*k"
"Stev"
"Gabriel disini"
Stevie melepas cengkeramannya, dia menengok ke arah suara yang ternyata adalah Gerald dengan diikuti Gabriel di belakangnya.
Karena sedikit lengah Stevie mendapatkan satu bogeman dari Don yang berusaha melarikan diri. Bogeman itu membuat sudut bibir Stevie berdarah.
"La-lari Man lari" teriak Don dengan terbirit-birit.
"Shhh" Stevie merasakan sedikit ngilu di bibirnya, tapi dia kesampingkan hal itu dan berdiri mendekati Gabriel.
"Stevie enggak apa-apa?" Tanya Gabriel dengan khawatir.
"Gila tu orang" gerutu Gerald sambil mengacungkan jari tengahnya pada Don dan Man yang berlari menjauh.
Stevie menangkup pipi Gabriel, meneliti setiap inci memastikan tidak ada luka di tubuh Gabriel.
"I-iyel enggak apa-apa kok"
Baru Stevie bisa bernafas lega.
"Kok bisa bareng sama lo" tanya Stevie pada Gerald.
Gerald menggaruk tengkuknya "Ceritanya agak aneh sih, tadi gue nyusulin lo. Lo larinya cepet banget buset, jadi gue berhenti bentar buat ambil nafas tapi malah enggak sengaja denger suara ni anak" tunjuk Gerald pada Gabriel.
"Pas gue samperin, gue lihat om-om udah buka celana narik-narik tangan dia. Jadi gua jelasin kalo dia ini cowok, gatau mungkin karena udah terlanjur tapi si om itu masih mau lanjutin. Jadi gue kasih satu pukulan deh" Gerald dengan santainya menunjukkan sedikit darah yang sudah hampir kering di jari-jarinya.
Stevie semakin lega, telat sedikit entah apa yang akan terjadi. Dia menyandarkan kepalanya di pundak Gabriel. "Gue khawatir banget lo kenapa-kenapa"
Gerald rasa tugasnya sudah selesai "Ah, gue duluan ya. Tadi dititipin pembalut sama Mery." Jelas Gerald.
"Oh iya tadi lo mau beli apa biar sekalian gue beliin" tanya Gerald pada Gabriel.
Gabriel langsung menjawab "Air mineral satu dus, ah ini uangny-"
Stevie segera melempar dompetnya pada Gerald. "Pake itu aja"
Gerald mengendikkan bahunya dengan sedikit senyumannya dia lalu pergi meninggalkan Gabriel dan Stevie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On Going
RomanceGabriel, cowok dengan paras cantik dan imut itu sedikit cengeng. Dia yang lemah lembut itu harus dihadapkan dengan Stevie, cewek tomboy yang pandai bermain gitar listrik dan merupakan salah satu anggota band rocker yang cukup hits di kampusnya. Ste...