Lost Contact

50 8 6
                                    

Gabriel melihat dengan kagum latihan band Glaziela hingga hampir tengah malam.

Apa mereka robot? Padahal mereka sudah latihan lumayan lama, hingga matahari berganti menjadi bulan.

Terlihat keringat mereka yang mulai bercucuran, kadang mereka memang berhenti sejenak untuk merokok atau minum.

Tapi stamina yang mereka keluarkan juga besar.

Gerald terbatuk ditengah nyanyiannya "Break bentar" ucapannya menghentikan permainan semua orang.

Yang lain merespon dengan ikut mengangguk lalu meletakkan alat mereka masing-masing.

Stevie mendekati Gabriel dan langsung mendapat uluran sapu tangan yang menyesap keringat di dahinya.

"Mau minum?" Tanya Gabriel masih terfokus pada sapu tangan di tangannya yang perlahan turun mengelap leher Stevie.

Rico yang melihat hal itu segera menjahili mereka "Aduuh enak banget habis latihan diperhatiin pacar"

"Mau dong di lap juga" goda Rico sembari memeluk dirinya sendiri.

Gabriel hampir menarik kembali lengannya karena malu, sebelum Stevie lebih dulu menarik tengkuk leher Gabriel dan mencium keningnya di depan anak-anak Glaziela yang lain.

Melihat itu Rico semakin syok "Anjay mentang-mentang lo y-" namun ucapannya terhenti saat Yudha menyumpal mulut Rico dengan segumpal tissue.

Stevie hanya tertawa melihatnya, sementara Gabriel sudah tidak bisa menahan ekspresi salah tingkahnya.

Daripada mendengar celotehan Rico, Yudha pergi merangkul Gabriel dan mengajaknya turun "Dari pada di sini, ikut gue turun beli air yok"

Gabriel menyetujui ajakan Yudha, mereka meninggalkan Stevie dan Rico di atas. Sementara beberala waktu lalu Gerald sudah turun duluan, katanya mau ke toilet.

Sampai di depan mesin penjual minuman, Yudha memencet beberapa varian minuman.

Lalu meminta Gabriel untuk menjaga minuman itu, sementara dia akan pergi ke resepsionis meminta kantong.

"Lo tunggu sini bentar ya, gue lupa ga bawa kantong"

Tentu Gabriel mengangguk, dia duduk di bangku samping mesin itu sendirian.

Tak lama dia mendengar suara langkah kaki, namun yang datang ternyata bukan Yudha, melainkan Gerald yang kelihatannya baru keluar dari kamar mandi.

Gerald yang melihat Gabriel duduk sendirian segera ikut duduk di samping Gabriel.

Gabriel tak menyapa, dia hanya melirik Gerald dengan ekor matanya.

Suara nafas Gerald saja sudah cukup membuat Gabriel takut.

"Hei"

Gabriel segera menengok "A-apa?"

Gerald menatap Gabriel dengan dingin "Dilihat-lihat gue masih kesel sama lo"

Gabriel semakin menciut.

"Cowok lemah kayak lo bisa ngalahin gue..." lanjut Gerald.

"I-iyel nggak lemah kok" cicit Gabriel.

Gerald langsung menyeringai sambil menirukan Gabriel dengan mengejek "I-Iyel nggak lemah kog"

Gabriel cemberut mendengarnya, dia memang tidak suka pada Gerald yang sejak awal bertemu sudah seperti memusuhinya.

"Cowok itu nggak manggil dirinya sendiri pake nama!"

"Lo bayangin pas keluar bareng Stevie di kerubungin sama orang jahat malem-malem, paling lo cuma gemeteran sambil nangis Iyel takut Stevie, Iyel mau pulang" lanjut Gerald semakin mengejek.

Rasanya air mata Gabriel sudah berada di ujung, dia sudah hampir menjatuhkan air matanya.

Untung saja Yudha segera datang "Lo ngapain Ger"

Gerald berlagak seolah tak terjadi apa-apa "Oh gue kesini mau bantu bawain"

Alis Yudha berkerut "Tumben banget"

Ditengah perbincangan mereka, Gabriel berdiri dari duduknya dan dengan menunduk dia bilang pada Yudha "I-iyel... aku mau pulang" ucapnya.

Yudha heran kenapa tiba-tiba Gabriel begini.

"Tolong bilangin ke Stevie ya" ucap Gabriel sebelum berlari keluar lobby.

Setelah mendapat kabar dari Yudha, Stevie sempat menelpon Gabriel beberapa kali. Namun tidak ada jawaban sekalipun.

Dia juga menanyakan kenapa Gabriel tiba-tiba pergi? Namun Yudha menggeleng diikuti Gerald yang berpura-pura tak tahu. Padahal sepertinya Yudha tahu karena setelah Gerald datang Gabriel langsung pergi.

Tapi Yudha memilih untuk diam, karena dalam waktu dekat Glaziela akan mengisi acara yang cukup besar dan Yudha tidak ingin kesempatan emas yang bisa mengangkat nama Glaziela itu gagal.

Hingga seminggu berlalu, sampai saat ini Stevie masih sulit menghubungi Gabriel.

Bertanya pada Jena pun dia tidak mendapat jawaban apa-apa. Jena bilang Gabriel memang susah dihubungi sejak sebulanan yang lalu, tapi Gabriel sempat mengabari bahwa dia akan pergi liburan untuk sementara waktu.

Kalau ditanya ke mana, Jena sendiri juga tidak tahu karena setelah mengabari, kontak Gabriel langsung susah dihubungi.

Stevie sempat datang ke rumah Gabriel beberapa kali, tapi rumah itu kosong. Dia juga mencari informasi tempat mama Gabriel bekerja.

Tapi Stevie mengurungkan niatnya bertanya, karena takut mengganggu.

Dia pun memilih untuk diam dan menunggu hingga Gabriel menghubunginya sendiri.

Hari konser Glaziela berjalan dengan lancar. Bahkan setelah manggung di acara festival kota itu, kini mereka banjir tawaran manggung dimana-mana.

"Lo putus ya?" Tanya Rico oada Stevie yang tengah melamun.

Yudha segera menyenggol lengan Rico.

Stevie masih memandang dengan tatapan kosong berbicara "Apa gue diputusin ya"

Rico san Yudha sontak kaget, respon yang tidak pernah mereka bayangkan dari Stevie.

Seorang Stevie diputusin?

Rico merangkul pundak Stevie "Udahlah, masih banyak yang suka sama lo."

Stevie hanya melirik seolah tak berminat.

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang