Bertemu Mery

79 6 0
                                    

Gabriel merasa gelisah setelah melihat foto yang dikirimkan Jena, di foto itu ada Mery dan Stevie. Seolah mereka sedang berbincang, bahkan di foto itu Stevie terlihat tertawa lepas dengan gembira.

"Stevie gak pernah ketawa gini kalo sama Iyel" monolog Gabriel dengan raut muka cemberut melihat foto di handphonenya.

Ringgg

Dering telepon kembali terdengar, dari Jena. Sahabatnya yang menelpon.

"Lo harus kesini!" Ucap Jena begitu Gabriel mengangkat teleponnya.

"Iyel gak mau Jena" tolak Gabriel.

"Kenapa?!" Tanya Jena seolah tak percaya.

"Iyel gak mau kelihatan ikut campur banget, Iyel gak mau kelihatan menyedihkan, Iyel juga takut Stevie bakal risih nanti" jelas Gabriel panjang lebar.

"Ini Mery yang minta lo buat kesini" jawab Jena yang seketika membuat Gabriel terdiam. Mery? Minta Gabriel kesana? Buat apa??

"Ah, lo ngomong sendiri aja deh sama orangnya" Gerutu jena.

"Wah, gapapa nih?" Tanya suara yang asing di telinga Gabriel itu dengan sedikit bercanda.

"Hai, Gabriel ya?" Sapa Mery.

"Gue Mery, ada yang perlu gue obrolin sama lo... kalo gak keberatan sih"

Gabriel tak langsung menjawab. Dia diam terlebih dahulu.

"Hei Jena! Ini nyambung gak sih" Teriakan Mery terdengar nyaring, mungkin Mery mengira telponnya mati karena tak ada jawaban.

"Nyambung kok, mau ngobrolin soal apa?" Tanya Gabriel.

"Ada deh, kesini ya! Gue udah lama pengen ngobrol sama elo"

Tuut

Mery mematikan panggilan itu begitu saja.

Gabriel pergi mengambil sweternya, menata sedikit rambutnya dan mengaplikasikan sunscreen lalu berangkat ke tempat konser dengan di antarkan sopir pribadinya.

"Pak nanti kalau papa habis mandi nanya Iyel kemana, jawab aja Iyel ketemu Jena gitu ya" pesan Gabriel pada sopirnya sebelum dia turun dari mobil.

Pak sopir mengangguk lalu meninggalkan Gabriel.

Gabriel menarik nafasnya dalam-dalam sebelum dia masuk ke tempat konser.

"Kak ada tiket?" Tanya panitia acara yang berdiri di dekat pintu masuk.

Ah, Gabriel lupa soal itu. Gimana ya?

"Sebentar kak" ucap Gabriel sebelum menelpon... siapa? Siapa yang harus dia telepon? Jena atau Stevie?

Ditengah kebingungannya dia bertemu dengan Yudha, sang drummer band Glaziela. Gabriel segera melambaikan tangannya.

"Gabriel kan? Kalo gue gak salah inget sih" Tanya Yudha memastikan.

Gabriel langsung mengangguk "Iya ini Gabriel, bisa minta tolong?" Pinta Gabriel memberikan kode dengan menunjuk panitia yang memberhentikannya tadi.

Yudha seolah peka, dia merangkul pundak Gabriel lalu tertawa "Dek ini temenku, gak pake tiket gapapa kan?" Tanya Yudha dengan akrabnya.

Panitia itu mengghela nafasnys lalu kemudian mengizinkan mereka berdua untuk masuk.

"Lo kok bisa kesini tanpa tiket sih wkwk" tanya Yudha berjalan beriringan disamping Gabriel. "Emang gak dikasih sama Stevie?" Goda Yudha dengan cengirannya.

"Iyel kesini mau ketemu Mery" jawab Gabriel, sontak membuat Yudha terkejut.

Yudha nampak canggung, sepertinya ini bukan masalah yang bisa Yudha campuri "Ah, gitu... gue duluan ya" pamitnya dengan ragu.

Sebelum Yudha pergi, Gabriel menahan lengannya dan berkata "Tolong jangan bilang ke stevie soal ini"

Yudha mengangguk dengan senyuman "Aman" lalu melambaikan tangannya dan pergi ke arah belakang panggung.

Setelah kepergian Yudha, Gabriel segera menghubungi Jena dan menanyakan dimana keberadaanya.

Jena langsung melambaikan tangannya saat Gabriel sudah mendekatinya.

"Iyel!" Teriak Jena.

Gabriel berjalan mendekati Jena yang duduk bersama wanita disampingnya, yang Gabriel kira mungkin dia adalah Mery.

"Hai" sapa Mery mengulurkan tangannya.

"Hai Mery" balas Gabriel dengan menjabat tangan itu.

"Duduk sini" titah Mery pada Gabriel dengan menunjuk kursi kosong disampingnya.

Begitu Gabriel duduk Jena tiba-tiba berdiri "Ah sorry yel, gue udah janji mau nonton bareng Matt" tawa Jena dengan kikuk "Kalian ngobrol aja, nikmati waktunya" ucap Jena sebelum benar-benar pergi.

Mery tertawa melihat tingkah Jena "Dia itu dari dulu masih ga pintar akting ya"

Gabriel merasa aneh "Kamu udah kenal Jena dari lama?" Tanya Gabriel.

Mery nampak seolah kaget "Ha? Jena gak cerita? Gue kan sepupunya" jelas Mery dengan santainya.

Gabriel baru tahu fakta itu, ada sedikit rasa kecewa di hatinya. Jadi apa tujuan Jena memberi tahu hubungan Mery dan Stevie kemarin? Semua itu demi Gabriel atau demi Mery?

Mery menyadari ekspresi kecewa Gabriel "Gausah gitu juga kali, gue gak terlalu deket kok sama Jena." Tawa Mery "Malah bisa dibilang gue rivalnya" lanjutnya sembari mengaduk minuman di depannya.

"Rival?" Gabriel tak tahu apa maksudnya.

"Ah, bakal panjang kalo diceritain dari situ" mery menepuk tangannya membuat Gabriel kaget. "Gue kan minta lo kesini karena mau ngomongin soal Stevie, bukan Jena"

Mery langsung mengeluarkan sebuah foto polaroid lama yang kira-kira sudah diambil 3 tahun lalu dan meletakkannya di atas meja.

Alis Gabriel mengernyit karena dia mengenali siapa yang ada di dalam foto itu.

"Nah, ada yang mau lo tanyain?" Tawar Mery menatap Gabriel dengan senyumamnya.

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang