Lelaki Misterius Semalam

98 6 0
                                    

Sabtu pagi ini Gabriel hanya menghabiskan harinya di kamar saja, dia enggan keluar kamar karena pasti nanti ditanyai macam-macam oleh papanya.

Soal sms mamanya yang mengatakan akan ada kejutan itu ternyata setrlah diselidiki maksudnya adalah tentang dia yang akan kencan dengan Stevie.

Memang beberapa hari sebelumnya Gabriel sempat bercerita ke mamanya soal agendanya dan Stevie di akhir pekan.

"Mama nyebelin" Gerutu Gabriel saat dia mengingat kembali adegan dimana papanya menatap curiga pada Stevie di depan gerbang, ditambah rentetan pertanyaan yang diajukan padanya saat dia baru saja pulang.

Papanya tidak seperti mamanya yang kapan hari meminta langsung bertemu dengan Stevie.

Justru kebalikannya, papanya hanya akan menatap Stevie dengan tatapan tajam penuh curiga seolah tak rela mengizinkan Gabriel berhubungan dengan Stevie.

"Iyel" Papa datang mengetuk pintu kamar, "Papa masuk ya"

Gabriel tak menjawab, dia menyelimuti dirinya sambil fokus menonton film tom and jery di laptopnya.

Papa berjalan mendekati Gabriel dengan sepiring makanan.

Dapat Gabriel cium aromanya seperti masakan yang enak.

"Enak kan baunya" tanya papa sambil menyerahkan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya. "Makan dulu" ucap papanya kemudian.

Gabriel mengambil nasi goreng itu dan segera menyendoknya.

"Makasih papa" Ucap Gabriel dengan senang.

Sangat jarang Gabriel bisa makan masakan rumahan seperti ini. Mamanya tidak terlalu pandai memasak, sementara papanya yang pandai memasak ini jarang berada di rumah.

Papa tersenyum puas, merasa sogokannya berhasil. Padahal sejak semalam Gabriel seolah ngambek padanya.

"Mau papa suapin sekalian?" Tawar papanya sembari duduk di samping Gabriel.

Gabriel langsung mengangguk "Mauu" serunya dengan senang sambil kembali memutar film kartun itu.

Satu suapan, dua suapan, hingga suapan ketiga. Papa mulai membuka obrolan

"Papa jadi merasa seperti flashback ke masa kamu masih kecil, padahal dulu kamu kecil dan lucu tapi
sekarang kamu sudah besar" ucap papanya dengan sayu.

Gabriel mengalihkan fokusnya pada papanya "Maksud papa sekarang Gabriel gak lucu lagi?" Tanyanya tak terima.

Papa tertawa dengan nyaring "Tidak, sampai kapanpun Iyel akan selalu menjadi anak papa yang paling lucu" ucap papanya sambil menjewer pipi Gabriel.

Gabriel tersenyum puas mendengar jawaban papanya.

"Tapi Gabriel," ucap papanya lagi.

Membuat Gabriel merasa was-was, biasanya jika sudah memanggil dengan nama 'Gabriel' maka papanya pasti sedang dalam mode serius.

"Papa rasa Jena lebih baik dibanding lelaki misterius tadi malam"

Ucapan papanya membuat Gabriel tersedak "Uhuk"

Papa segera memberikan segelas air pada Gabriel.

"K-kenapa papa berpikir begitu?" Tanya Gabriel sesaat setelah dia menghabiskan segelas air pemberian papanya.

Papa meletakkan piring nasi gorengnya di nakas, dan beralih menepuk pundak Gabriel dengan pelan

"Kalau Jena papa sudah cukup mengenalnya, walau papa sedikit tidak suka dia tidur sekamar denganmu. Tapi papa jauh lebih tidak suka kalau Iyel berhubungan dengan sesama jen-"

"T-tunggu dulu" Gabriel segera menghentikan ucapan papanya dengan meletakkan kedua tangannya di depan mulut papanya.

"Pertama, Jena itu sahabat Iyel, yang udah Iyel anggep sebagai saudara!" Jelas Gabriel mengacungkan 1 jari telunjuknya

"Dan kedua, yang tadi malam itu bukan lelaki tapi perempuan! Namanya Stevie" lanjut Gabriel lagi dengan mengangkat jari tengahnya.

Papanya seolah dibikin bingung "Iyel, tetap saja laki-laki dan perempuan tidak boleh sekamar" jelas papanya memegang tangan Gabriel dan menurunkannya.

"Lalu yang semalam, berarti pacarmu dia? bukan Jena?" ucap papanya dengan ragu.

"Iya!" Jawab Gabriel penuh semangat "Mungkin" lanjutnya dengan pelan. Apa mereka sudah bisa dibilang pacaran?

Ringgg

Pas sekali nada dering handphone Gabriel berbunyi, menampakkan nama 'Stevieee' di layarnya.

Papanya segera mengintip layar handphone Gabriel, "Dia?" Tanya papanya, yang dijawab dengan anggukan oleh Gabriel.

"Angkat saja, papa mau dengar" ucap papanya dengan enteng. Gabriel tak habis pikir, apa papanya mau menguping secara terang-terangan?

Gabriel meminta papanya untuk diam dan hanya mendengarkan saja. Papanya setuju dengan mengangguk.

"Halo Stevie" sapa Gabriel.

"Oh, hai gimana kabar lo?" Sahut  Stevie di ujung sana.

Gabriel tersenyum "Baik kok, Stevie udah selesai tampil?" Tanya Gabriel tanpa menghiraukan papanya yang semakin mendekatkan telinga untuk menguping.

"Belum, ini baru mau mulai..."

"Lo... gak nonton?" Tanya Stevie, membuat senyum Gabriel semakin mengembang.

"Stev, ad.... nyari..." Belum sempat Gabriel menjawab, sudah terdengar suara teman Stevie memanggil.

"Ah, okay"

"Sorry, gue matiin ya" ucap Stevie sebelum mematikan telepon itu secara sepihak.

Tuut tuuut

Papa menatap Gabriel dengan satu alis terangkat "Iyel yakin dia pacar Iyel?" Tanya papanya.

Gabriel tak menjawab dia malah mendorong papanya keluar dari kamarnya "Udah ah, papa keluar. Iyel mau lanjut nonton tom and jerry" ucap Gabriel.

Setelah memastikan papanya keluar, Gabriel segera merebahkan dirinya di kasur lalu berpikir.

Apa dia harus nonton konser ya? Tapi hari ini dia terlalu malas untuk keluar.

Tak lama dari kegalauan Gabriel, handphonenya kembali berbunyi. Tapi bukan suara dering telepon, melainkan suara notifikasi pesan dari Jena

____________________________________________________________

Jena
Online
____________________________________________________________

Lo dmn?

Di kamar

Kenapa?

Kesini sekarang yel

Konser

Lo harus tau sesuatu

Send pict

Itu Mery sama Stevie?
____________________________________________________________

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang