The Night

204 15 8
                                    

"Ungh" lenguh Gabriel setelah Stevie memberikan tanda merah di tulang selangkanya.

Gabriel menutup mukanya dengan malu "Jangan di situ, Iyel enggak suka pakai turtle neck"

Stevie tertawa, "Kalau gitu yang dulu lo tutupin pake turtle neck?"

Gabriel mengangguk dengan pelan.

Gemas sekali, Stevie menaikkan kakinya hingga membuat jarak di antara mereka semakin dekat.

Stevie menempelkan kepalanya di dada Gabriel, dapat dia rasakan debaran jantung Gabriel yang bertempo tidak karuan, "Gue mau kayak gini terus selamanya"

Gabriel segera menyela "Tapi Iyel enggak suka rumah pinggir pantai"

"Oh ya?" Tanya Stevie dengan segera menarik kepalanya kebelakang.

Gabriel menundukkan kepalanya "Sebenernya Iyel punya kenangan buruk sama pantai..."

Gabriel bercerita bahwa sewaktu kecil dia sempat punya maid yang merangkap menjadi pengasuhnya.

Karena mamanya sibuk dan papanya yang jarang di rumah, maid itu perlahan bersikap semaunya sendiri.

Puncak kejadian ada dimana mereka sekeluarga beserta maid tadi berlibur ke pantai, meski sudah dipantai kadangkala mama dan papa masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Dan menyerahkan pengawasan Gabriel sepenuhnya pada maid tersebut. Gabriel yang waktu itu baru berumur 5 tahun diajak main di pinggir pantai, dia menyukai sensasi menginjak pasir di pantai sambil sesekali mengambil kerang-kerang yang tertimbun pasir.

Deburan ombak saat itu cukup keras, hingga membuat Gabriel hampir terseret. Untungnya nelayan di sana menyadari teriakan Gabriel, dan segera membawanya ke rumah sakit.

Gabriel dikabarkan tidak sadarkan diri cukup lama, yang dia ingat hanyalah ucapan maidnya yang mengatakan "Bukan salahku kau hampir mati, aku hanya seorang maid bukan pengasuh"

Setahu Gabriel maid itu di berhentikan seminggu setelah kejadian. Sampai saat ini dia tidak mengetahui alasan pasti kemana maid itu pergi selama Gabriel bermain di pantai.

Padahal dia juga digaji dua kali lipat oleh mamanya karena double job yang dia jalani. Karena papa bukan tipe orang yang suka keramaian, dan mama lebih suka rumahnya tidak dimasuki sembarang orang yang tidak jelas asal usulnya. Itulah mengapa mama hanya meng hire satu maid saja.

Gabriel bercerita hingga tanpa dia sadari dia tertidur di pelukan Stevie.

Stevie perlahan menggendong dan memindahkan tubuh Gabriel ke kasur. Mereka tidur dengan saling berpelukan hingga fajar datang.

"Ughh" Gabriel meregangkan tubuhnya saat sinar mentari tak sengaja membangunkannya.

Dia berkedip beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya.

"Kau bangun"

Gabriel langsung menoleh ke arah suara. Dapat Gabriel lihat ternyata Stevie sudah bangun sejak tadi, saat ini Stevie sedang bermain handphone sambil menatap hangat ke arahnya.

Semakin melirik ke samping dia baru sadar dirinya tengah tidur di atas lengan Stevie, "Ah maaf" Gabriel segera terduduk.

Namun kepalanya terasa ngilu sekali.

"Hei" Stevie memegangi kepala Gabriel dengan lembut.

"Jangan langsung duduk" lanjut Stevie, kembali mendorong Gabriel untuk tiduran lagi.

Gabriel mengerjap beberapa kali "Kepala Iyel sakit banget"

Stevie berpikir mungkin itu efek dari bir semalam, "Tidurlah lagi" titah Stevie.

Gabriel melirik ke arah lengan Stevie yang semalaman menjadi bantalnya.

"Lengan Stevie enggak apa-apa?" Tanyanya dengan polos.

Stevie terkekeh, lengannya memang agak mati rasa. Tapi dibiarkan sebentar nanti juga sudah kembali.

"Kayaknya lo kasih ciuman bakal sembuh deh" Goda Stevie.

Muka Gabriel memerah, dia menarik selimutnya ke atas hingga menutupi mukanya.

"Bercanda" Tawa Stevie sambil mengacak rambut Gabriel sejenak.

Dia lalu berdiri hendak ke kamar mandi, "Gue mandi dulu ya"

Tapi gerakannya tercegat saat Gabriel tiba-tiba menahan lengannya yang kebas lalu mencium lengan itu dari belakang.

Sesaat setelahnya Gabriel langsung berlari keluar dengan cepat.

Stevie masih terdiam pada posisinya, dia membeku.

*

*

*

Agenda hari ini adalah bermain di pantai, pantai yang mereka kunjungi sebenarnya bisa dibilang sebagai pantai baru yang masih belum terlalu banyak pengunjungnya.

Terlihat Jena dan Mery yang baru saja keluar dengan setelah bikini mereka.

Tak lama para cowok juga ikut keluar dengan celana renang mereka saja, kecuali Gabriel yang menggunakan tambahan baju scuba dan yudha yang menggunakan kaos putih.

"Stevie dimana?" Tanya Rico saat tak menemukan keberadaan Stevie.

"Dia udah keluar duluan tadi" jawab Mery sembari membenarkan topi jeraminya.

Rico mengangguk beberapa kali, kemudian matanya menangkap sesuatu yang asing. "Itu dekat dada lo kenapa banyak merah-merahnya"

Mery berkacak pinggang "Yah, ini hasil dari orang yang tiba-tiba datang mau curhat sambil nawarin gue minum semalem" ucapnya yang membuat semua orang melirik ke arah Gerald.

Sebenarnya kalau diperhatikan lagi di dada Gerald juga terdapat beberapa tanda kemerahan, tapi kelihatannya samar karena terbaur dengan warna kulit Gerald yang cukup eksotis.

Gerald menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sambil tertawa ringan.

Seolah paham dengan apa yang terjadi mereka hanya pura-pura terbatuk lalu berjalan keluar seolah tidak tahu apa-apa.


--‐-------------------------------------------------------------------------------------------------

Duarrrr

Tiba-tiba dua chapter wkwk.

Lagi panas-panasnya kalau dipisah ga enakeunn hehe

Ohiyes mau tanya dong kira-kira cerita ini cocoknya diiklanin di mana ya 😭

Aga sedih kalo liat cerita lain pembacanya tinggi-tinggi. Tapi mungkin CG&CC ini emang masih belum sebagus mereka ya huhu.

But it's okay geng, coz kalian lah para pembaca setia yang as always jadi penyemangatku~~

Semoga tulisanku bisa makin baik lagi kedepannya.

Anyway ada sedikit kabar sedih juga, karena aku udah mulai masuk lagi setelah libur panjang kemarin... jadi mungkin update CG&CC ini nggak bakal bisa tiap hari kayak kemarin-kemarin 😭🙏 maaf y'all

Tp ak usahain bakal update paling engga 2/3 hari sekali.

Udah kayanya ya, maaf ngoceh mulu.

Luv u all 💋
Salam hangat, PermenKapas🍭

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang