Gantungan

404 25 1
                                    

Stevie menghela nafas, membuat lelaki itu berhenti bertingkah konyol.

"Ehem, oke. Karena gue gak kasar ke cewek. Jadi lo, haaah" Lelaki itu mengacak rambutnya dengan frustasi "Udahlah" Ucapnya hendak pergi.

"Loh Ren gitu aja?" Tanya temannya seolah tak percaya. Karena biasanya laki-laki itu dikenal sebagai tipe yang gak segan-segan memukul orang yang nyoba buat ngerebut pacarnya.

Lelaki yang dipanggil Ren tadi menatap tajam pada temannya "Dia cewek, apa yang perlu gue khawatirin? Siska juga gak mungkin selingkuh sama cewek kan" Jelasnya.

Teman satunya menginterupsi dengan mengangkat tangan "Tapi banyak yang bilang dia bisex" tunjuknya pada Stevie.

Stevie tak habis pikir, dia menampik tangan itu dengan kasar. "Gue gak tau apa masalah lo" dia mengeluarkan dua buah tiket konsernya, lalu memberikannya pada Reno, lelaki yang Stevie duga pacar dari penggemarnya. "Dateng aja sekalian ngedate di next konser Glaziela" Lanjut Stevie.

Reno ragu hendak mengambil tiket konser itu, dia berkali kali bergantian melirik teman-temannya.

Gerald yang sadar akan hal itu langsung menarik tangan Reno untuk segera mengambil tiketnya. "Ambil Ren, tiket kita harganya mahal" Goda Gerald sambil tertawa gurau.

Reno mendengus, dia mengambil dua tiket itu dengan kasar. "Makasih" Ucap Reno singkat, lalu menyeret kedua temannya dan pergi entah kemana.

Gerald merangkul Stevie dan berbisik "Sorry, kalo tau bakal kayak gitu gak bakal gue biarin dia ketemu sama lo"

Stevie menghembuskan nafasnya "Udahlah" lalu berkata "Gue langsung balik hari ini" Stevie menunjukkan layar handphonenya pada Gerald "Dia butuh gue"

Dapat Gerald lihat di layar handphone itu ada chat Stevie dengan mamanya. Gerald pun paham dia segera melepas rangkulannya "Okay, hati-hati dijalan ya"

Stevie berjalan sedikit cepat menuju lokernya dengan mata yang masih tetap fokus pada layar handphone. Sesekali mengecek chat, takut kalau-kalau mamanya berani berbuat nekat. Hingga tanpa dia sadari di balik tembok yang akan dia lewati terdapat seseorang yang sedang berdiri.

Stevie menabrak orang itu cukup keras hingga orang yang ditabraknya langsung terduduk karena kesakitan.

"Aaawwwh" Teriak Gabriel memegangi dahinya. "Sakiit" Cicitnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Stevie merasakan ngilu di dagunya. Dia mendongak lalu menggeram pelan "Sshh"

Setelah beberapa detik dia lalu menunduk, melihat keadaan orang yang baru saja dia tabrak.

"Sorry" Ucap Stevie, hendak membantu Gabriel berdiri.

Gabriel menurut, dia berdiri dengan memegang uluran tangan Stevie. Niat hati ingin berpura-pura tidak apa-apa tapi tanpa ia setujui air matanya sudah lolos terjun melewati pipinya.

Stevie merasa tak enak hati rasanya. Apa sesakit itu? Batinnya. Stevie sendiri memang masih merasakan sedikit ngilu di dagunya, "Are you okay?" Tanya Stevie memastikan.

Gabriel menggeleng sambil mengusap air matanya "Ngak apa-apa, maaf aku gak lihat kalau ada orang mau lewat." Ucapnya masih dengan sedikit sesenggukan.

Stevie menggaruk tengkuknya. Dia merasa dia lebih bersalah karena jalan tapi matanya fokus ke handphone. Tapi dia harus segera pulang sekarang, tidak ada waktu untuk ini.

"Lo ada pena?" Tanya stevie.

Walau bingung Gabriel tetap merogoh tasnya, untungnya dia selalu menyimpan alat tulis di tas totebagnya itu. "Ini, untuk apa?" Tanya Gabriel merasa bingung.

Stevie langsung mengambil pena itu dan segera menuliskan nomor handphone di lembaran tiket next konsernya. Tiket yang sama dengan yang dia berikan pada Reno tadi. "Gue buru-buru sekarang. Kalo ada apa-apa sama dahi lo, lo hubungi aja nomor ini" Ucapnya sembari memberikan lembaran tiket konser itu pada Gabriel.

Gabriel tidak segera mengambil tiket itu, dia justru menatap binar pada gantungan yang nyembul dari saku celana Stevie. Stevie sadar akan hal itu langsung mengikuti arah pandang Gabriel "Lo mau?" Tanya Stevie.

"B-boleh?" Gabriel balik bertanya untuk memastikan.

Tanpa banyak bicara Stevie segera melepas kunci motornya dari gantungan Snoopy itu.

"Ambil aja" ucap Stevie sembari menyerahkan gantungan beserta tiket konser yang terdapat nomor handphonenya. "Jangan lupa hubungi gue kalo ada masalah" Ucapnya kemudian berlalu pergi.

Meninggalkan Gabriel yang sedang menatap binar pada gantungan Snoopy di tangannya. Tak henti-hentinya dia tersenyum karena baru saja menerima gantungan Snoopy itu secara gratis.


*

*

*


Bau roti bakar tercium harum memenuhi ruangan. Tidak ada siapapun di rumah ini kecuali Gabriel.

Pagi-pagi buta Mamanya pergi ke rumah sakit, sementara Papanya sudah dua hari ini tidak pulang ke rumah. Bekerja sebagai fotografer alam memang membuatnya jarang di rumah.

Gabriel melahap roti yang baru saja masak. Sambil memandangi gantungan kunci dengan begitu fokus. "Aku belum pernah liat Snoopy naik motor" masih dengan mata yang terfokus pada gantungan.

Tiba-tiba saja Gabriel mengerjap dia baru ingat kemarin belum bilang terima kasih. Apa dia perlu menelpon Stevie untuk mengucapkan terima kasih.

Tapi dia takut mengganggu, Gabriel terlihat menimang pilihan apa yang harus dia pilih. Dia juga sedikit penasaran dari mana Stevie dapat gantungannya.

Di lain tempat Stevie sedang tertidur pulas dengan berbalutkan tank top hitam dan celana jeans nya. Disampingnya ada wanita dengan rambut coklat bergelombang tertidur dengan memakai lingerie, memeluk pinggang Stevie dari samping.

Drrrt drrrt

Wanita di samping Stevie terbangun lalu mengguncang tubuh Stevie pelan. "Sayang, angkat teleponmu" Ucapnya dengan suaranya yang seksi.

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang