Princess

84 7 0
                                    

Gabriel menelan ludahnya "Ini Stevie?"

"Ya!" Jawab Mery dengan semangat "Lihat" Mery mengangkat dan mendekatkan foto itu pada Gabriel "Ini Stevie... dan gue" lanjutnya dengan sedikit senyuman tersungging.

Gabriel kembali bertanya dengan tersenyum kecut. "Kalian juga udah kenal lama ya"

Mery menaruh kembali foto itu di atas meja "Yang pasti jauh lebih lama dari lo yang baru kenal sebulan ini" Jawab Mery dengan meremehkan.

Gabriel tak bisa menjawab lagi dia hanya terdiam seolah tertampar fakta. Dia merasa dirinya paling konyol disini, baik Mery, Stevie, bahkan Jena. Mereka bertiga sudah ssling kenal sejak lama.

"Pfft puhahaha" tiba-tiba saja Mery tertawa dengan keras. "Kenapa? Lo sedih?" Tanya Mery masih dengan tawanya.

"Bercanda kali" Mery memukul lengan Gabriel dengan keras "Gue udah tau hubungan lo sama Stevie kok" lanjut Mery dengan sayu.

'Mery... dia moodswing banget ya' batin Gabriel sembari mengusap lengannya yang baru saja dipukul.

"Gue gak bakal ganggu!" Ucap Mery dengan menunjuk Gabriel "Tapi gue juga gak bakal nyerah gitu aja" lanjutnya menggelengkan kepala.

"Steviee!" Mery tiba-tiba berteriak ke arah panggung "Gue suka sama lo sukaaa banget"

Teriakan Mery barusan mengundang fokus banyak orang, termasuk Stevie yang tengah menyiapkan peralatan manggungnya di atas panggung.

Gabriel langsung menarik lengan Mery untuk duduk kembali "Gila ya?!" Mery hanya tertawa dengan puas.

Walau di awal hening tapi kemudian para penonton yang mungkin sedang bosan menunggu itu malah ikut-ikutan meneriakkan kalimat yang sama seperti Mery.

Dalam sekejab ruangan itu dipenuhi dengan curahan cinta untuk Stevie.

"See?" Mery melebarkan lengannya, menunjukkan kepada Gabriel. "Rival lo banyak, gak cuma gue"

Mery kemudian berdiri dari duduknya "Dan karena Stevie udah milih elo" tunjuk Mery pada Gabriel "lo harus jaga dia baik-baik, lengah dikit bisa ilang"

"Wushh" Mery memperagakan tangannya seolah sedang bersulap.

Gabriel merespon Mery dengan tatapan tak suka.

Wajah Mery benar-benar puas telah berhasil menggoda Gabriel "BTW pawang lo OTW kesini tuh" tunjuk Mery pada Stevie yang kini sedang berjalan mendekati mereka.

Gabriel langsung berdiri. Kenapa Stevie kesini? Batin Gabriel.

"Cabut dulu ya" ucap Mery sambil mengambil tasnya dan hendak pergi.

"Oh gue lupa, kalo gak salah dulu Jena juga pernah suka Stevie? Ah, atau gue salah ingat ya" Mery terkekeh, dia hanya berniat membuat Gabriel semakin kesal saja

"Byee~ Iyel" salam Mery lalu berlalu pergi sambil melambaikan tangannya.

~~

Stevie langsung memegang lengan Gabriel begitu sampai, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan "Dimana Mery?" Tanyanya pada Gabriel.

Gabriel menunjuk arah yang baru saja dilewati Mery "Dia kesana barusan"

Stevie memegang pundak Gabriel "Lo ga kenapa-kenapa kan?" Tanyanya dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

Gabriel memegang tangan Stevie dengan lembut dan meletakkannya di pipinya "Enggak apa-apa kok, memangnya apa yang bakal dilakui Mery ke Iyel?" Balas Gabriel sambil tertawa kecil.

Stevie seolah lega mendengarnya "Dia anak yang lumayan nekat" ucap Stevie lalu melepas kan tangannya dari pipi Gabriel "By the way lo kok tiba-tiba kesini?"

"Mery yang nyuruh, lewat telepon Jena" jawab Gabriel.

Stevie sedikit mengingat kenangannya dulu "Jena ya, dia anak sma yang dulu sering ngikut gue tiap main ke rumah Mery" monolog Stevie, sembari memperhatikan jam di lengannya.

"Jenaa!?" Tanya Gabriel dengan terkejut karena ucapan Stevie barusan seolah memvalidasi bahwa Mery dan Jena punya hubungan dekat.

Stevie nampak heran dengan reaksi Gabriel, "Iya" jawab Stevie dengan anggukan.

Terlalu banyak kejutan hari ini, membuat Gabriel sulit memproses dan berakhir dengan lamunan.

Tangan Stevie bergerak ke kanan dan ke kiri tepat di depan muka Gabriel, "Hei" panggilan Stevie menarik kembali kesadaran Gabriel.

Stevie menunjuk ke belakang panggung "Sebentar lagi konsernya mulai, lo mau nunggu backstage atau stay di sini?"

Gabriel nampak menimang tawaran Stevie "Boleh di backstage?" Tanya Gabriel memastikan, karena dia takut anggota band yang lain tidak setuju.

Stevie merangkul pundak Gabriel "Why not?" Jawab Stevie, mengedikkan bahunya. Kemudian pergi ke backstage bersama dengan Gabriel.

~~~

"Udah ketemu? Princess lo?" Tanya Rico begitu Stevie dan Gabriel memasuki ruang backstage.

"Tiba-tiba banget pergi gitu aja" lanjut Rico menggerutu.

Ya memang sebenarnya tadi Rico dan Stevie lah yang kebagian tugas menata alat manggung, sementara Gerald dan Yudha bertugas membawa alat tersebut dari gudang ke panggung.

Stevie tertawa "Haha sorry deh, gue khawatir dia diapa-apain Mery soalnya" ucap Stevie nepuk pundak Rico, dia juga sempat membisikkan sesuatu di telinga Rico yang seketika merubah mimik wajah Rico menjadi senang.

Gerald membuka matanya "Emang dia gak bisa jaga diri sendiri ya?" Tanya Gerald sedikit sarkas.

Membuat suasana ruangan seketika mencekam.

"Hey" Yudha segera memotong "Udah waktunya kita naik ke panggung" lanjut Yudha mencoba mencairkan suasana.

"O-oh bener juga" Rico tertawa dengan garing segera mengambil bassnya.

"Anyway" Stevie menggentikan gerakan teman-temannya "Gue minta Gabriel stay di room ini sampai kita selesai manggung" Stevie mencoba menjelaskan pada teman-temannya.

Yudha dan rico mengangguk tak masalah, mereka berdua kembali bersiap.

Sementara Gerald yang tidak perlu menyiapkan apa-apa selain suaranya itu kini sudah berada di ambang pintu dan berucap "Yah, mungkin disini tempat paling aman buat princess" Gerald melirik ke arah Gabriel dengan tersenyum sinis.

Gabriel sudah pucat pasi sejak memasuki ruangan ini. Rasanya dia hanya ingin segera pulang ke rumah lalu merebahkan dirinya di kasur saja.

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang