Ketemu Lagi

134 11 0
                                    

Gabriel hampir menangis, dia menatap Jena seolah meminta pertolongan.

Jena menggerakkan bibirnya tanpa suara "Ngomong aja buruan!"

Gabriel membalas dengan tanpa suara juga "Ngomong apa? Iyel gak tau" sudut mulutnya semakin turun ke bawah.

"Aarghhh, apa kabar kek apa kek" Ucap Jena sedikit menaikkan volume suaranya.

"Halo? Gabriel" Suara dari telepon kembali terdengar.

Jena segera mendesak Gabriel untuk bicara.

"H-halo Stev..."

Gabriel melirik Jena dengan ragu, Jena segera membalas Gabriel dengan pelototan.

"Erm, apa kabar Stev" Tanya Gabriel. Sumpah demi tuhan, Gabriel malu banget sekarang. Rasanya pengen menceburkan diri ke kolam kampus.

"Baik. Ada apa Gabriel? Tiba-tiba telepon"

Gabriel sedikit kesal mendengar respon Stevie yang biasa-biasa saja. Seolah seminggu ini hanya dia sendirian yang salah tingkah.

"Kamu... udah nggak mau ketemu Iyel lagi" Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Bahkan Jena pun terkejut hingga tak bisa menahan tawanya. Jika kalian melihat ekspresi Gabriel tadi kalian pasti akan ikut tertawa juga.

"Kenapa ngomong gitu"

Wajah Gabriel memerah, dia lupa masih ada Jena di depannya.

"Emm, Stevie gak pernah hubungin Iyel. Jadi Iyel pikir mungkin Stevie benci Iyel" Cicit Gabriel dengan suara semakin memelan.

Jena semakin tertawa. Suara tawanya begitu puas hingga terdengar di seberang telepon.

"Lo lagi bareng temen lo"

Mendengar Stevie mengatakan hal itu, Jena segera menutup mulutnya.

Gabriel kecewa, Stevie tak menjawab ucapannya. Dia justru mengalihkan topik dengan membahas tawa Jena.

"Iya" Jawab Gabriel lesu.

"Nanti malem gue telpon balik, lo lanjut aja dulu sama temen lo"

Setelah trleponnya mati, Jena dapat melihat senyum senang sedikit tersirat di pipi Gabriel. Dia juga ikut tersenyum melihatnya.

"Abis seneng, terus sedih, eh tiba-tiba seneng lagi" Goda Jena.

Senyum Gabriel mengembang tak terkendali. Dia segera memegang pipinya. "Jenaa, kayaknya Gabriel beneran suka Stevie" Rengek Gabriel.

Jena menyombongkan diri "Gue bilang juga apa, tebakan gue gak pernah salah"

*

*

*


"Halo" Sapa Gabriel setelah mengangkat dering telponnya.

"Hai, sorry tadi gue tutup tiba-tiba"

"Enggak apa-apa Stevie, Iyel salah karena ngebiarin Jena dengerin telpon tadi"

"Oh iya, soal tadi..."

Jantung Gabriel berdegup kencang, apa Stevie mau menjawab pertanyaanya? dia takut jika Stevie memang benar-benar membencinya hingga tak mau menghubunginya lagi.

"Gue gak benci lo. Gue takut lo gak nyaman kalo gue hubungi"

"Hah? Enggak kok, Gabriel gak masalah sama hal itu" Sangkal Gabriel dengan cepat.

"Justru Gabriel nungguin kabar dari Stevie tiap hari" Lanjutnya dengan suara yang lebih pelan, tapi masih bisa didengar Stevie.

Stevie terdiam sejenak. "Lo mau ketemu?"

Gabriel ingin teriak rasanya. Tanpa pikir panjang dia segera menjawab "Mau mau"

Dapat Gabriel dengar kekehan Stevie "Okay, lo tunggu di gerbang. Gue kesana sekarang"

Setelah telpon itu ditutup, Gabriel segera mengganti bajunya dan turun.

~~

Mama Gabriel yang sedang mengerjakan pekerjaannya di sofa ruang keluarga menyadari langkah Gabriel dengan cepat menuruni tangga.

"Gabriel sayang mau kemana malam-malam" tanyanya tanpa menengok.

Gabriel bingung mencari alasan, dia tak terbiasa berbohong.

Melihat keterdiaman Gabriel, mamanya beralih menatap Gabriel dengan curiga. "Kemana Gabriel?"

"Gabriel mau bertemu teman Gabriel, Ma." Jelas Gabriel.

Mama Gabriel menaikkan satu alisnya "Jena? Malam-malam begini" Tanyanya tak percaya.

Gabriel menunduk "Bukan Jena"

Mama Gabriel mendekati Gabriel dengan pertanyaan yang semakin menyelidik "Laki atau perempuan?"

"Perempuan ma"

"Pacar kamu?"

Muka Gabriel seketika memerah "B-bukan, cuma temen aja kok" Jawabnya dengan gugup.

Mama Gabriel mengangguk paham "Bawa dia ketemu Mama. Mama pengen lihat langsung gimana orangnya"

Gabriel gelagapan merasa keberatan, dia tidak enak jika meminta Stevie untuk mampir. Mereka kan tidak sedekat itu.

"Kamu pergi bareng supir?" Tanya mamanya "Atau mau bawa mobil Mama? Tapi kamu gak bisa nyetir" monolog mamanya.

"Gabriel dijemput ma!" Jawab Gabriel sedikit kesal

Mama Gabriel berpikir apa dia salah persepsi. Rasa penasaran semakin mendorong Mama Gabriel untuk ikut menunggu diluar menemani Gabriel.

Cewek Ganteng dan Cowok Cengeng || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang