Hal Aneh Yang Terjadi

657 18 0
                                    

"Bisa-bisanya kalian melakukan hal buruk di rumah ini. Yumira! Kau pun sama saja. Sudah berapa kali Papih katakan. Jangan asal berikan tubuhmu pada siapapun!"

"Kau juga sama! Sudah aku tolong hidupmu. Masih saja ingin merampas putri kesayanganku!"

Lelaki paruh baya itu terus mengomel. Meluapkan semua amarahnya pada Yumira. Namun wanita itu seolah tidak perduli, matanya hanya fokus pada lelaki tampan di sampingnya. Yumira sangat senang, karena akhirnya dia bisa mulai kembali mengendalilam Boby. Perasaan lelaki itu seolah berubah, ketika datang ke rumah ini.

"Hey, Yumira!"

Dimas dibuat kesal dengan tingkah anak perempuannya itu. Dia mencubit pipi Yumira dengan keras, untuk menyadarkannya dari tindakan bodoh tadi.

"Papih! Bukankah Papih lihat? Boby sudah kembali kemari. Dia juga bisa mengingat sedikit tentang kenangan yang kami lewati bersama!" Ucap wanita itu. Yumira benar-benar sangat antusias, tanpa menghiraukan sedikitpun ucapan dari Papihnya.

"Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?"

Dimas menatap lelaki di hadapannya itu. Sedangkan Boby yang bingung, tentang apa yang kedua orang itu bicarakan. Dia juga tidak mengenal siapa lelaki tua menyebalkan, yang telah mengganggu niatnya.

"Pak tua, kau itu siapa?" Tanya Boby dengan santainya. Matanya menatap tajam lelaki paruh baya yang sejak tadi tak henti menatap sinis ke arahnya.

Dimas berdecik kesal, "Dasar manusia. Mau bagaimana lagi? Kau memang tidak bisa mengingatku. Tapi syukurlah, mantraku berhasil. Kau kembali ke dalam tubuh aslimu dengan selamat."

"Tubuh asli? Memangnya aku ini apa? Sejak lahir, tubuhku iya memang ini." Ucap Boby dengan nada sinisnya.

Peletak!

Yumira memukul kepala lelaki itu cukup keras. Membuatnya langsung terdiam seketika. Dia tidak akan membiarkan satu orangpun berprilaku buruk pada Papihnya. Walaupun Yumira sendiri demikian.

"Jaga nada bicaramu. Dia itu orang yang sudah menyelamatkanmu dari ambang kematian," ucap Yumira.

Boby bernafas resah, dia hanya bisa duduk pasrah tanpa mengerti apa yang mereka bicarakan. Hantu? Roh? Bagaimana mungkin seorang manusia bisa mengembalikan roh pada tubuhnya seperti semula. Boby tidak terlalu percaya, namun ingatan aneh yang kadang muncul di kepalanya membuat tanda tanya besar.

Sebuah ingatan tidak mungkin muncul begitu saja tanpa ada kenangan bukan? Dan Boby masih mencari tahu tentang semua kebingungan itu.

"Papih mau minum apa? Kopi sianida? Nanti Yumira buatkan," ucap wanita cantik itu, dengan gelak tawanya.

"Dasar anak durhaka. Kau ingin membunuh Papihmu yang tampan ini? Buatkan Papih teh manis saja, tapi jangan pake gula!" Ucap lelaki paruh baya itu.

"Haha baiklah Pih!" Sahut Yumira.

Ketika wanita itu pergi meninggalkan Papih dan juga pujaan hatinya. Dimas berencana untuk melakukan sesuatu. Dia langsung menatap tajam ke arah Boby, dengan jarak yang begitu dekat.

"Hey anak muda. Bagaimana bisa kau mengingat kembali kenangan yang sudah aku hapus?"

DEG!

Jantung lelaki tampan itu berdetak kencang, seolah tak senang dengan apa yang di dengarnya. Apakah Dimas memang sengaja menghapus ingatan Boby tentang Yumira? Namun mengapa?

"Apa maksudmu? Menghapus ingatan?" Tanya lelaki itu penasaran.

Dimas mengangguk, "Iya mau bagaimana lagi? Aku memang sengaja menghapus ingatanmu tentang putriku. Kau tahu mengapa? Karena kau bisa dalam bahaya."

"Bahaya? Apa itu maksudnya karena hawa nafsuku yang datang tiba-tiba?" Batin lelaki itu.

"Semua keputusan ada ditanganmu. Jika kau memang mencintai putriku, maka berhati-hatilah. Kemungkinan ingatanmu akan kembali dalam waktu cepat. Dan jika itu terjadi, datanglah padaku. Ok?"

Dimas berdiri dari tempatnya duduk, lalu pergi meninggalkan rumah putrinya. Dia hanya sedang mengikuti insting, jika Yumira akan bersikeras membawa lelaki itu kembali ke rumahnya.

Sementara itu Boby terus menatap lelaki yang Yumira panggil sebagai Papih itu. Lelaki tua yang begitu misterius, bahkan sangat menyebalkan.

"Loh, kemana Papih?"

Yumira melihat Papihnya sudah tidak ada di tempat, kecuali Boby yang masih duduk manis disana.

"Dia pergi," jawab lelaki tampan itu.

"Kemana?" Tanya Yumira.

Boby dengan santainya meminum teh yang baru saja Yumira buat, "Entahlah. Apa dia benar ayahmu? Aneh sekali. Penampilannya mirip seorang dukun."

"Iya, dia memang dukun. Apa Papih mengatakan hal yang aneh padamu? Jangan dengarkan dia," ucap Yumira.

Boby menatap dengan serius, "Hal aneh? Rasanya tidak. Memangnya kau ada masalah apa dengaj lelaki tua tadi?"

"Tidak ada..."

Pandangan Yumira kini teralihkan pada aura Boby yang terasa sangat aneh. Dia bisa melihat dengan jelas kupalan asap hitam yang keluar dari tubuh lelaki tampan itu. Bahkan roh-roh gentayangan yang sebelumnya takut dengan sosok Boby, kini malah berusaha untuk mendekatinya.

"Boby, kenapa tubuhmu di dekati makhluk-makhluk tak kasat mata itu?"

Yumira menempelkan sebuah jimat yang ada di dalam sakunya, tepat di kening lelaki tampan itu. Boby merasa semakin aneh dengan sikap Yumira, dan langsung melepasnya begitu saja.

"Jangan tempelkan hal-hal semacam itu padaku, aku tidak menyukainya."

Yumira tetap bersikeras, dan akhirnya memasukan jimat kertas itu ke dalam saku celana Boby. Dia tidak ingin energi yang ada di tubuh lelaki itu, terus di makan oleh roh-roh gentayangan.

"Bawa jimat ini kemana pun kau pergi. Ingat itu!" Tegas Yumira.

"Iya, terserah kau saja. Kau itu memang wanita aneh," ucap Boby dengan santainya.

Sebuah pelukan Yumira berikan, dengan begitu erat. Dia merasa bisa lebih leluasa, ketika Papih yang super posesif itu pergi dari rumah ini.

"Aku harap tak ada hal aneh yang akan menimpamu Boby.."

Lelaki tampan itu hanya terdiam, tanpa melawan sedikitpun. Dia merasa begitu nyaman, ketika wanita yang dianggap sangat aneh, memeluknya dengan penuh kasih sayang. Tanpa sadar lengannya ikut memeluk pinggang wanita itu, untuk lebih dekat lagi dengan tubuhnya.

"Rasanya mataku berat sekali," gumam Boby.

Yumira menatap lelaki disampingnya, "Kau ingin tidur?"

"Hm," jawab Boby singkat.

"Kita pindah saja ke kamar."

Yumira kembali mengajak lelaki itu untuk masuk ke dalam kamarnya. Dimana mereka bisa berbaring seharian tanpa rasa khawatir. Mata Boby memang terasa begitu berat, hingga akhirnya dia tertidur sangat pulas.

Gelap. Semua terasa begitu gelap.

Entah ini mimpi atau semacamnya, yang pasti lelaki itu berada di tempat yang begitu gelap. Dia tidak bisa melihat apapun, kecuali sepasang mata menyala yang tengah menatap tajam ke arahnya.

"Siapa itu?"

"Akhirnya, kita bisa bertemu wahai manusia.."

☘️ Hoho hayoh siapa tuh?
Garing gak sih ceritanya?
Hm, maaf author baru update. Mager banget. Efek tanggal tua kali ya. Tapi sekarang udh semangat lagi.

Semoga kalian tetap setia menunggu cerita ni😁

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang