Rumahku

2.5K 103 11
                                    

"Jadi, dia akan melupakanku setelah kembali ke tubuh aslinya?"

Yumira terlihat sangat gelisah, dengan mata yang terus memandangi dirinya di cermin. Hatinya terasa sakit, bahkan tak tentu memikirkan apa. Semua yang disampaikan Boby padanya menyisakan sebuah pertanyaan. Mengapa lelaki itu akan hilang ingatan ketika rohnya kembali ke tubuh asalnya? Menatap hantu bisa mengalami amnesia, ketika kembali ke jati dirinya?

Yumira tidak memiliki solusi dan pengetahuan lebih tentang hal ini. Dia bahkan tidak tahu, jika papih nya sendiri yang akan membantu Boby kembali ke tubuh aslinya. Bisakah lelaki itu memberitahu nya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan? Yumira merasa tidak dianggap sama sekali. Dan sekarang, lelaki itu bersikap sangat aneh, tidak setengil biasanya. Yumira jadi merasa takut, jika suatu saat nanti, hubungan mereka tidak akan seperti ini. Keduanya akan saling merasa asing, dan tidak mengenali satu sama lain.

"Yumira, kenapa lama sekali? Bukankah kau ingin tahu dimana rumahku?"

Boby berjalan dengan sangat cepat, seolah tak sabar dengan apa yang ingin dia tunjukkan. Sebuah rumah megah dan mewah, dengan desain modern nya. Dia hanya berharap, buka suatu nanti ingatannya hilang, Yumira akan datang lalu menemuinya. Boby sedang memikirkan begitu banyak cara, agar mereka masih bisa terus berhubungan setelah ini.

"Apa kau yakin jika itu rumahmu? Bukankah kau tidak mengingat apapun?" Tanya Yumira untuk memastikan.

Hantu tengil itu mengangguk cepat, "Tentu saja aku yakin. Aku sendiri yang memastikan jika rumah mewah itu adalah milikku."

"Banyak hal yang tidak aku ketahui, kenapa kau tidak menceritakannya terlebih dahulu Boby?" Tanya Yumira dengan wajah kesalnya.

"Maaf, tapi ada beberapa hal juga yang hanya ingin aku sendiri yang mengetahuinya."

Perbincangan mereka selesai sampai disana, ketika Boby membatasi keingintahuan Yumira. Wanita itu tidak perlu banyak tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya, dia hanya perlu melihat sifat periang Boby, serta teman terbaik untuknya. Apa yang terjadi nanti, akan tetap menjadi misteri, yang tidak akan pernah Yumira ketahui.

Boby berjalan terus sampai akhirnya  berhenti disebuah rumah yang mewah. Yumira yang menyadari jika lelaki itu terdiam, ikut berhenti dibelakangnya. Dia menatap pagar tinggi yang menghalangi rumah megah itu. Benarkah jika ini adalah rumah si hantu tengil itu? Jika benar, dia benar-benar seorang yang kaya raya.

Ketika keduanya sedang memperhatikan sekitar, sebuah mobil mewah berhenti di depan sana, hingga keluarlah seorang lelaki tinggi dan juga tampan. Dengan sorot mata yang tajam, Yumira menatap lelaki itu. Auranya penuh dengan kegelapan, seolah memiliki sisi yang teramat buruk. Dia perlahan mundur ke belakang, karena takut jika sampai lelaki itu menyadari kehadirannya.

"Kau mau kemana Yumira? Dia itu adikku, jangan jauh-jauh! Kau harus melihat wajahnya."

Yumira tidak menghiraukan ucapan Boby, dan masih tetap mundur ke belakang. Dia merasa jika lelaki tinggi itu menyadari kehadirannya. Apalagi dengan hanya terhalang pohon dan rerumputan pendek seperti ini. Siapa saja pasti bisa melihatnya.

"Boby, lelaki itu menatap ke arahku. Kita harus pergi."

Dengan langkah kaki seribu, Yumira pergi meninggalkan Boby disana. Sedangkan Chandra yang menyadari kehadiran Yumira, buru-buru mengejarnya dengan cepat. Lelaki yang wajahnya hampir mirip dengan Boby itu berhasil mendapatkan Yumira, ketika dia tersandung bebatuan dan semak belukar. Wajahnya tersungkur tanah, dengan jantung yang berdetak kencang.

"Ampun! Sumpah aku bukan maling!"

Yumira refleks berteriak kencang, seolah takut dengan situasi yang sedang dihadapinya. Dia hanya khawatir, jika sampai lelaki itu menganggapnya sebagai maling atau pun mata-mata.

"Siapa kau? Ada keperluan apa berada di sekitar rumahku?"

Chandra menatap tajam wanita dihadapannya, mencari tahu tujuannya berdiam diri di depan rumahnya. Dia bisa menjadi sangat mencurigakan, karena tidak dikenal. Bisa saja seorang mata-mata atau musuh yang berbahaya.

"Aku hanya kebetulan lewat, lalu melihat rumah mewah ini. Sejujurnya aku hanya kagum, apa itu tidak boleh?" Tanya Yumira dengan pandangan yang menunduk ke bawah.

"Sikapmu yang mencurigakan. Kenapa tiba-tiba lari ketika melihatku seperti tadi? Apa kau sedang merencanakan sesuatu yang buruk?" Tanya Chandra pada wanita itu.

Yumira menggelengkan kepalanya cepat, "Tidak ada. Aku hanya senang melihat rumah mewah mu, itu saja."

"Mm, begitu? Baiklah aku akan coba mempercayaimu. Lain kali jangan bertindak seperti itu lagi Nona, kau bisa saja disangka mata-mata atau wanita yang berniat jahat."

Wanita itu hanya mengangguk, selebihnya dia hanya bisa meminta maaf. Mencari aman adalah jalan terbaik, dan Yumira harus melakukan itu.

"Dasar mata keranjang, Yumira dia sedang menatap dadamu! Memang harus aku colok saja matanya, agar tidak jelalatan."

Boby terlihat kesal dengan pandangan sang adik yang tidak bisa menjaga matanya. Dia terus saja menatap dada besar Yumira, bahkan tanpa berkedip.

Karena baru saja diberitahu oleh teman tengilnya itu, Yumira buru-buru pamit. Dia juga tidak ingin berlama-lama disini, hanya karena ingin melihat rumah mewah mirip hantu tengil itu.

"Kalau begitu aku pamit pergi ya, sekali lagi aku minta maaf hehehe..." Ucap Yumira dengan lengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya aku memaafkan mu. Jika kau ingin melihat lebih jelas, aku bisa mengajakmu ke dalam, jangan sungkan. Oh iya, ini kartu namaku. Jika sempat, kita mungkin bisa mengobrol santai di dalam."

Chandra memberikan sebuah kartu pada wanita itu, sebagai tanda tertariknya. Entah mengapa, dia merasa penasaran dengan wanita yang baru saja ditemuinya itu. Karena kesal, Boby pun meminta Yumira untuk segera pergi dari sana. Dia tidak ingin jika sampai kedua orang itu berlama-lama saling menatap.

Yumira berpamitan, dan akhirnya pergi meninggalkan Chandra disana. Selama diperjalanan, dia terus menatap kartu yang diberikan lelaki tampan itu, lalu tersenyum kecil. Merasa sangat cemburu, Boby berniat membuangnya, namun sayang, lengannya tidak bisa menyentuh kartu tersebut.

"Kau ini kenapa?! Jangan asal buang begitu saja. Dengan kartu ini, kita bisa masuk ke rumah itu tanpa dicurigai. Bukankah kau sendiri yang memintaku untuk mengenal jauh siapa dirimu?" Ucap Yumira pada lelaki itu.

"Iya memang, tapi tidak dekat dengan adikku. Dia itu orang jahat! Sama busuknya dengan Ibuku!" Tegas Boby penuh emosi.

"Hey jangan bicara seperti itu Boby. Bagaimana pun, mereka tetaplah keluargamu," ucap Yumira dengan senyum manisnya.

"Ah, tahu apa kau tentang mereka? Dia itu bermuka dua! Menyebalkan!"

Dengan penuh perasaan cemburu, Boby melayangkan layak hantu sesungguhnya. Dia meninggalkan Yumira disana, sendirian. Wanita itu hanya bisa tertawa kecil, melihat tingkah Boby yang dimakan api cemburu.

"Ada apa dengan sikapnya itu? Apa dia merasa cemburu? Astaga Boby..."

🍃 SELAMAT MALAM HEY HOY

Semoga kalian gak bosen nunggu update cerita ini ya? Hehehe
Author bener-bener gak fokus nulis di satu cerita saja. Rasa ingin kesana-kemari. Tapi tenang saja, cerita ini masih akan tetap berlanjut okay?! Selamat membaca! Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik ok.

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang