"Tunggu.. apa maksudnya ini?"Yumira terdiam membeku, menatap kotak kecil berisikan cincin yang sangat berkilauan itu. Matanya seolah berkaca-kaca, membayangkan apa yang tengah dipikirkannya saat ini.
"Boby, jangan bilang?" Ucap wanita itu ragu.
"Aku tidak suka hal romantis. Jadi.. Yumira, menikahlah denganku!" Ucap lelaki itu dengan penuh semangat. Dia bahkan langsung memasangkan cincin itu, di jari manis Yumira. Tanpa ada jawaban ataupun penolakan, wanita itu harus menikah dengannya.
Yumira tertawa melihat tingkah lelaki itu. Apa ini sebuah pemaksaan? Ya, tentu saja. Namun jika wanita itu sama-sama menginginkannya, apa boleh buat?
"Boby, kapan kau merencanakan hal seperti ini? Apa keluargamu sudah tahu?" Tanya wanita itu senang.
"Seperti yang sudah kau ketahui, jika semua keluargaku itu brengsek. Tidak akan ada satupun yang tahu, ini hanya tentang kau dan aku saja sayang." Jawab lelaki itu.
Sedikitnya Yumira mengerti, tentang masalah yang dihadapi Boby. Namun apakah pernikahan mereka benar-benar tidak akan mendapatkan restu dari keluarga Boby? Rasanya menyedihkan sekali.
"Apa itu masalah? Aku hanya tidak ingin jika sampai adik dan ibuku, mengganggu hubungan kita. Lagi pula mereka sudah mendekam di penjara, tidak mungkin datang ke pernikahan kita."
Wanita itu cukup terkejut, mendengar Boby mengatakan hal seperti itu. Ini tentang ibu dan adik kandungnya, namun tidak ada sedikit kesedihan pun yang terpancar dari wajahnya. Sebenci apa Boby pada kedua orang itu?
"Maafkan aku, kau pasti jadi mengingat masa-masa sulit itu lagi. Jika memang keputusanmu seperti itu, aku akan sangat menghargainya sayang."
Yumira memeluk Boby dengan erat, dan berjanji tidak akan membahas hal ini lagi dengannya. Cukup sudah rasa keceea yang du alami lelaki itu, selebihnya dia tidak akan ikut campur.
"APA KAU BILANG? BOBY MELAMARMU? PAPIH, SIAPA LELAKI BERNAMA BOBY ITU?"
Anna, dia adalah ibu kandung Yumira. Wanita paruh baya itu tidak terlalu tahu tentang masalahnya dengan Boby, dia bahkan baru mendengar jika putrinya telah di lamar oleh seseorang.
"Aduh Papih lupa Mih. Jadi Yumira itu punya pacar namanya Boby," ucap Dimas pada sang istri.
Yumira menatap sinis, "Jadi Papih gak bilang apa-apa Mih?"
"Gak, dasar tua bangka menyebalkan itu. Jadi dimana lelaki bernama Boby itu, kenapa dia tidak datang bersamamu?" Tanya Anna.
"Dia sangat sibuk Mih, jadi maaf belum sempat datang. Tapi Papih udah kenal baik kok sama Boby, jadi Mamih jangan terlalu khawatir."
Lagi-lagi sebagai seorang ibu, Anna dibuat kaget lqgi dengan fakta itu. Bagaimana bisa dia tidak mengenal baik lelaki yang akan menjadi suami dari putrinya? Benar-benar menyedihkan.
"Pokoknya Mamih gak mau tahu. Bawa dia kemari lain kali," ucap Anna kesal.
"Udahlah Mih, jangan marah-marah begitu. Dia baik kok, walaupun sikapnya sedikit menyebalkan seprti Mamih. Iya, kan Yumira?" Singgung lelaki paruh baya itu.
"Hahaha Papih benar," sahut Yumira.
Anna hanya bisa mencubit suaminya itu dengan sekuat tenanga, selebihnya tidak bisa lagi berkata-kata. Dia samgat bahagia, karena pada akhirnya Yumira akan menikah. Walaupun begitu banyak rasa khawatir di dalam hatinya, dia berharap lelaki itu akan menemaninya sampai ajal menjemput.
"Aku tidak terlalu mengerti dengan semua ini, jadi bisakah kau siapkan semuanya untukku?"
"Kapan acara pernikahannya? Jadi saya bisa mencocokkan semua persiapan itu dengan tanggalnya."
"Ah, 14 Febuary. Iya."
"Baiklah, Tuan. Saya akan menyiapkan semuanya."
Boby sudah menyerahkan semua urusan pernikahan pada orang kepercayaanya, dan dia hanya tinggal menunggu beres. Lagi pula lelaki itu tidak ingin membebani Yumira, yang harus bolak-balik hanya untuk menyusun acara. Dia hanya perlu menunggu, hingga hari bahagia itu tiba.
DEG !
"Aishhh, ada apa ini? Kenapa dadaku rasanya tidak nyaman sekali."
Lelaki itu menepuk dadanya beberapa kali, karena rasa sesak dan sakit yang mengganggunya. Dia duduk dengan wajah yang cukup pucat, lalu buru-buru menelpon dokter Kim untuk datang.
Namun tiba-tiba, sebuah kupalan asap hitam muncul di hadapannya. Kecil, hingga akhirnyq berubah menjadi sangat banyak dan menakutkan. Dadanya semakin sesak, dan hampir kehilangan kesadaran. Boby tergeletak di lantai, hingga salah satu karyawan, melihat atasannya tak berdaya.
"Kau akan mati, manusia..."
Boby mendengar jelas kata-kata itu, dan dia kembali mengingat peringatan yang di ucapkan Dimas padanya. Apa seberbahaya itu Yumira bagi dirinya? Tidak. Boby tidak harus percaya dengan tahayul seperti itu.
"Tuan! Tolong! Tolong!"
"Tuan, anda baik-baik saja?"
Boby terbatuk-batuk ketika asap hitam itu masuk melewati hidungnya. Dia mencoba memberitahu karyawannya, namun tak ada yang bisa melihat pemandangan itu kecuali dirinya.
Hoekkk
"Astaga Tuan!!"
☘️ Halo!
Gimana kalian nunggu aku up gak nih? Makasih udh yang mau setia baca. Buat yang lupa vote, ayo dong gerakin jarinya. Biar author makin semangat nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Gairah Hantu 21+
Romance21+ Berkisah tentang Yumira, gadis cantik yang berhubungan dengan seorang hantu tampan bernama Boby. Cerita sedang tahap revisi, jadi ada beberapa nama tokoh dan alur yang memang aku ganti.