"Ken?"
Suara panggilan itu membuat Ken menatap ke arah belakang. Dia tersenyum begitu manis, sembari memegang bunga ditangan kanannya.
"Yumira, ini bunga untukmu."
Lelaki itu memberikan bunga yang dia bawa dengan susah payah. Membuat wanita dihadapannya itu menatap heran. Tidak biasa Ken melakukan hal semacam ini, bahkan selama mereka bersahabat begitu lama.
"Apa kau benar-benar Ken yang aku kenal? Tidak biasanya kau seperti ini. Apa kau sedang kesurupan atau semacamnya?" Tanya wanita itu penuh curiga.
"Asal sekali kau bicara. Aku tidak sengaja melihat nenek-nenek berjualan bunga dijalan, jadi aku membelinya satu. Kau suka bunga, kan? Jadi aku berikan saja padamu."
Wajah lelaki itu terlihat sedikit merah, mungkin karena malu dengan sikapnya seperti ini. Ken merasa ada hal yang harus dia lakukan pada wanita itu, bahkan kata-kata yang harus dia sampaikan juga.
Sebenarnya Ken sudah merencanakan sesuatu. Sebuah kejutan kecil yang akan dia berikan kepada Yumira. Entah bagaimana ekspresi wanita itu nantinya, dia akan menunggu.
"Ada apa kau kemari pagi-pagi sekali Ken?" Tanya Yumira.
"Kau ada waktu malam ini? Aku ingin mengajakmu pergi keluar," ucap Ken pada wanita itu.
"Malam ini? Mm, sebenarnya aku ada acara. Tapi jika kau mengajakku pergi, baiklah kita bisa pergi malam ini."
Wanita itu tersenyum begitu manis, dia mengiyakan ajakan dari sahabatnya itu. Lagi pula sudah lama mereka tidak pergi bersama, jadi Yumira akan sangat senang di ajak oleh Ken.
"Kau ingin pergi? Baiklah, malam ini aku akan menjemputmu. Oh iya, berdandanlah yang cantik! Karena aku akan mengajakmu ke tempat yang bagus."
Ken terlihat sumringah sekali, berbeda dengan Boby yang menatapnya begitu sinis. Dia seolah tidak senang jika lelaki itu mengajak Yumira pergi.
Lelaki itu, kemana dia akan membawa Yumira? Jangan-jangan dia memiliki rencana yang busuk. Batin Boby curiga.
Mata yang tajam bagaikan elang, terus saja memperhatikan. Dia mungkin mencari celah, jika saja Ken melakukan kesalahan. Entah mengapa, Boby merasa ada hal yang yang berbeda dari dalam diri lelaki itu. Namun dia tidak bisa menebaknya.
Cukup lama Ken dan Yumira mengobrol di depan sana, akhirnya wanita itu pun kembali masuk. Dia memamerkan bunga yang sahabatnya itu berikan, membuat Boby merasa begitu cemburu.
"Kau lihat? Ken memberikan bunga ini untukku, romantis sekali hahaha..."
Wanita itu tertawa lepas, merasakan kebahagiaan yang merasuk ke dalam dirinya. Namun Boby hanya menatap sinis bunga mawar yang wanita itu pegang, dia sangat tidak menyukai situasi ini.
"Bunga mawar, dia seperti sedang mengunjungi orang mati di pemakaman. Dan kau menyukai hal seperti itu Yumira?" Tanya Boby.
Lelaki itu menatap sinis dengan matanya yang bulat, kemudian pergi meninggalkan Yumira disana. Bukan urusannya jika wanita itu akan pergi dengan lelaki bernama Ken itu, tidak perduli jika mereka berkencan sekalipun. Sementara Yumira, dia juga tidak mempermasalahkan teman hantunya itu.
"Kenapa sensi sekali bicaranya itu, apa ada yang salah dengan sikap Ken? Bukankah dia sendiri yang dulu ingin membantuku mendapatkan lelaki itu? Dasar Boby, pikirannya sedang tidak baik mungkin."
Tidak ada salahnya melupakan semua yang lelaki itu pikirkan tentang Ken, lebih bagus jika Yumira bersiap saja untuk malam ini. Entah kemana lelaki itu akan membawanya, yang pasti ini pasti adalah sebuah kencan. Untuk pertama kalinya, lelaki itu bersikap manis. Bahkan setelah sekian lama, mungkin inilah waktu yang sangat Yumira tunggu. Mungkinkah lelaki itu akan mengungkapkan perasaannya kali ini?
Matahari mulai turun dan meredupkan sinarnya. Kini tinggallah sang bulan, yang siap menemani malam-malam indah Yumira. Wanita itu kini sedang bersiap, sembari menunggu jemputan dari sahabat tercintanya. Sebuah pakaian serba putih Yumira kenakan, lengkap dengan aksesoris rambut yang menempel di kepalanya. Tidak biasanya wanita ini juga berdandan, dengan riasan setebal itu. Rasanya terlihat berlebihan, ketika Yumira sangat bersemangat dengan ajakan Ken.
Boby hanya bisa memperhatikan gerak-gerik wanita itu dari balik pintu, entah mengapa dia merasa kesal sendiri. Ketika Yumira merasa kesepian di rumah, dia adalah orang yang selalu menemaninya setiap saat. Akan tetapi, ketika lelaki itu datang hanya dengan berbekal bunga mawar saja, wanita ini langsung bahagia bukan main.
Apa tidak ada artinya Boby di pikrian wanita ini?
"Boby, aku pergi dulu. Jika kau ingin bergentayangan silahkan, tapi jangan lupa untuk pulang!" Ucap wanita itu dengan senyuman manis diwajahnya.
"Lelaki itu tidak menjemputmu?" Tanya Boby dengan sinsinya.
Yumira melambaikan tangannya, "Tidak jadi, kami bertemu di taman kota. Sampai jumpa Boby! Jangan bersedih ketika aku pergi."
Wanita cantik itu pergi meninggalkan Boby disana, yang sejak tadi terus menatap tanpa henti. Hatinya gelisah sekali, seolah akan ada hal buruk yang menimpanya.
"Apa aku harus mengikuti wanita itu? Ah, sepertinya tidak perlu. Menyebalkan sekali jika harus sampai menunggu lama."
Boby kembali masuk ke dalam rumah, menunggu wanita itu kembali dari kencannya. Semetara Yumira bersiul sepanjang jalan, merasakan kebahagiaan yang ada di dalam hatinya. Apalagi ketika dia sampai ditempat tujuan, Ken menatapnya dengan mata yang berbinar-binar. Sebuah taman yang pada awalnya biasa pun, lelaki itu hias dengan sangat indah. Lampu-lampu yang tadinya rusak, lelaki itu perbaiki hingga menyala. Membuat Yumira bahagia bukan main, dia berjalan perlahan dengan wajah yang penuh senyuman bahagia.
"Kau cantik sekali malam ini Yumira."
Ken menatap kagum wanita yang berdiri dihadapannya, kemudian mempersilahkan Yumira duduk. Mereka kini saling berhadapan, dengan duduk di kursi yang telah di sediakan. Entah mengapa suasana jadi canggung seperti ini, tidak seperti biasanya.
"Jadi, kenapa kau mengajakku bertemu malam ini Ken? Tidak biasanya kau juga menyiapkan hal manis seperti ini," ucap Yumira pada lelaki dihadapannya.
Ken menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Entahlah, rasanya aku ingin saja melakukan hal manis untuk sahabatku."
"Mm begitu," jawab wanita itu singkat.
Sebuah hal mengejutkan terjadi, ketika Ken tiba-tiba saja memegang lengan wanita itu dengan sedikit gemetar. Dia menatap dengan mata wajah yang memerah, berusaha mengungkap apa yang ada di dalam hatinya itu. Entah bagaimana reaksi Yumira nantinya, dia akan siap menerima semua itu.
"Yumira, ak--uu... Ak--uu..."
Lelaki yang biasa sangat berisik dan juga bawel, kini terlihat sangat kaku dan gugup. Dia sampai kehilangan semua kata-kata yang tadinya dirangkai begitu indah. Yumira sudah menunggu disana, dengan mata yang membulat. Tidak sabar dengan apa yang dikatakan oleh lelaki dihadapannya. Tidak mungkin jika Ken tidak akan mengatakan hal yang spesial, sampai harus bersusah payah membuat suasana romantis ini.
"Aku apa?!" Tanya Yumira geram.
"Aku ingin ke kamar mandi iya!" Jawabnya cepat.
Wanita itu tidak bisa berkata-kata, ketika Ken tiba-tiba saja berlari menjauh. Dia bahkan melepaskan lengan yang tadinya terasa begitu hangat. Yumira mengusap wajahnya kesal, tidak habis pikir jika kejadian seperti ini akan menimpanya.
"Ke kamar mandi? Astaga, yang benar saja. Kenapa kau tidak menembak ku, Ken?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Gairah Hantu 21+
Romance21+ Berkisah tentang Yumira, gadis cantik yang berhubungan dengan seorang hantu tampan bernama Boby. Cerita sedang tahap revisi, jadi ada beberapa nama tokoh dan alur yang memang aku ganti.