Keberanian Yang Tiba-Tiba Hilang

2.9K 127 1
                                    

"Lebih cepat! Iya terus begitu mmmhh..."

Di sebuah sofa yang empuk, dengan suara hujan yang terdengar semakin deras. Dua orang muda-mudi itu tengah sibuk dengan kegiatan panas mereka. Yumira terlihat gelisah bercampur nikmat, ketika miliknya terus di kocok dengan jari-jari yang menari di dalam sana. Boby terus memperhatikan miliknya sendiri, yang sejak tadi bangun dan ingin menyelesaikan semua permainan ini. Dia tak sabar, untuk segera mencoba tubuh indah, milik wanita yang begitu dia sukai itu. Namun entah mengapa, pemanasan ini masih belum cukup baginya.

Sebuah ciuman kembali mendarat di bibir seksi itu, keduanya kini saling beradu lidah dengan nafsu yang membara. Boby masih memainkan milik wanita itu disana, walaupun beberapa kali sudah Yumira mendapatkan klimaks.

"Kapan kita akan melakukannya?"

Yumira menarik lengan yang sejak tadi hanya terus mempermainkan miliknya, kemudian menatap tajam ke arah Boby. Lelaki itu hanya terdiam, dengan wajah merah merona. Dia sudah sangat ternagsang, namun bingung harus memulainya dari mana. Semua ucapan dan perlakuan di awal, hanya gertakan semata. Selebihnya, dia tidak pernah tahu, bagaimana cara membobol keperawanan seorang wanita. Hal yang tidak pernah bisa dia ingat, bahkan lakukan semasa hidupnya.

"Kau ingin melakukannya sekarang? Hm, baiklah."

Dengan mata gelisah, lelaki itu membuka celananya, berniat menunjukkan miliknya yang ingin keluar dari sana. Yumira menunggu dengan sabar, untuk melihat terong ungu yang sejak saat itu terus menggangu hidupnya. Namun ditengah-tengah kegelisahan ini, Boby terdiam kaku, lalu menatap ke arah Yumira.

"Yumira, kau yakin tidak akan menyesal?" Tanya lelaki itu dengan wajah syoknya.

Yumira bangun dari posisinya yang semula berbaring, dia merasa aneh dengan sikap Boby yang tidak biasa. Dimana keberanian setan tengil itu? Kenapa dia tiba-tiba mengkerut seperti kanebo kering? Apakah rasa percaya dirinya sudah hilang?

"Hey, tidak biasanya kau seperti ini. Atau jangan-jangan, kau hanya senang mempermainkan diriku saja? Boby, bukankah kau sendiri yang mengatakan aku ini milikmu. Namun kenapa kau kikuk seperti itu?!" Tanya Yumira dengan mata yang membulat.

Boby menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Bukan, itu... Aku... Aku hanya memastikan kau tidak akan menyesali semuanya. Iya begitu."

"Astaga Boby, kau sudah membuatku berhasrat seperti ini, tapi kau tidak ingin melanjutkan permainan kita? Wah, kau benar-benar pandai menggantung perasaan seseorang."

Yumira menggelengkan kepalanya, dengan wajah penuh perasaan kecewa. Padahal dia sudah sepenuhnya percaya, pada lelaki tak kasat mata, yang telah lama tinggal bersamanya.

"Yumira, aku bisa mencobanya sekali lagi. Jadi tolong tunggu sebentar saja, okay?"

Boby mencoba menahan Yumira, yang sejak tadi ingin pergi meninggalkan dia disana. Wanita itu membenahi celananya, kemudian berjalan meninggalkan Boby disana. Dia benar-benar sangat kesal, dan malu sendiri. Selama ini hanya lelaki itu yang bisa melihat tubuhnya, sedangkan Yumira sendiri, dia tidak pernah melihat milik setan tengil itu.

"Yumira hey! Kau mau kemana?" Tanya Boby dengan wajah gelisah nya.

"Lebih baik aku ngewe sama terong! Dasar menyebalkan!" Tegas wanita itu dengan wajah bangganya.

Bruk!

"Ah sialan!" Umpat Yumira kesal.

Tanpa Yumira sadari, dia telah menabrak seseorang di hadapannya. Lelaki itu terdiam kaku, dengan mulut yang menganga. Tak percaya dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Dia bahkan tidak mengerti, kenapa dirinya berada di rumah ini sekarang.

"Yumira, apa yang kau katakan barusan?"

Wanita itu menutupi wajahnya dengan tangan, melihat Ken sudah berdiri menatapnya dengan wajah syok. Sejak kapan lelaki itu sadar dari pingsannya? Yumira sampai tidak bisa berkata-kata lagi, dengan semua ucapan yang keluar dari mulutnya. Dia malu setengah mati, dihadapan sahabatnya sendiri.

"Ken? Kapan kau sadar?!" Tanya wanita itu.

"Itu tidak penting. Aku ingin tanya, kenapa kau mengatakan hal buruk itu?!" Tanya balik lelaki itu dengan wajahnya yang penuh perasaan kesal.

"Aku tidak mengatakan apapun, kau mungkin salah dengar. Aku yakin itu," jawab Yumira dengan senyuman kecil diwajahnya.

Ketika wanita itu ingin pergi meninggalkan Ken disana, Boby berada tepat dihadapannya. Dia seolah menghalangi Yumira untuk tidak pergi meninggalkannya disana. Setan tengil itu bahkan terus membicarakan perbincangan mereka tadi, seolah masih ingin melanjutkan apa yang sudah dia mulai.

"Yumira, ayolah kita lakukan sekali lagi. Tadi aku hanya sedikit gugup!" Rengek Boby pada wanita itu.

"Heh Yumira kau mau kemana? Jelaskan dulu apa yang terjadi tadi, sampai kau mengatakan hal sekotor itu?!" Tanya Ken dengan paksa.

Kepala wanita itu terasa ingin pecah, mendengar ocehan kedua makhluk paling menyebalkan di muka bumi ini. Dia menyeret Ken untuk segera pulang ke rumahnya, dan meminta Boby ikut keluar juga. Dia ingin sendiri malam ini,tanpa ada satupun orang yang bisa mengganggu nya.

"Yumira! Kenapa kau memintaku pergi juga? Kita belum selesai hey Yumira!" Teriak Boby dari luar.

"Dia itu kenapa? Marah-marah tidak jelas. Apa aku sudah melakukan kesalahan? Kenapa aku bisa berada disini? Ah sialan! Kepalaku sakit sekali," gumam Ken pada dirinya sendiri.

Boby menatap sinis lelaki itu, "Kau memang sialan! Berani sekali hampir memperkosa wanitaku. Ah Boby, kenapa kau tidak bisa melakukan itu dengan cepat tadi?! Astaga, harga diriku hancur."

Kedua orang yang tidak bisa saling berinteraksi satu sama lain. Mereka hanya bisa bicara sendiri, tanpa tahu harus berbuat apa. Ken kembali ke rumahnya, sementara Boby, duduk dibawah pohon besar itu, sembari menatap langit malam. Dia melihat Yumira sedang berdiri di depan jendela kamarnya, lalu menatap ke arahnya. Mereka saling memandang, dari jarak sejauh itu. Dia sedang sangat kesal, karena Boby seperti sedang mempermainkan dirinya.

"Bukankah lelaki itu yang memintaku untuk menyerahkan diri? Kenapa dia berhenti di tengah jalan seperti itu? Rasanya aku hanya sedang dipermalukan saja, ah dasar menyebalkan!"

Yumira mengacungkan jari tengahnya pada hantu tengil itu, kemudian pergi meninggalkan jendela kamarnya. Udara diluar sangat dingin, lebih bagus jika dia tidur saja. Dari pada harus memikirkan semua hal yang membuatnya kesal, tidak berguna sama sekali.

Sementara itu, Boby hanya bisa terdiam kaku, menatap rintikan air hujan yang turun membasahi bumi yang tandus. Memikirkan kebodohan yang sudah dia lakukan, pad Yumira beberapa saat yang lalu. Entah mengapa, semangat yang dulu begitu membara tentang seks itu, kini hilang. Apalagi setelah tahu, jika keberadaannya di dunia manusia ini bukan karena hal itu, melainkan alasan lain. Boby tidak bisa menjadikan alasan, jika hantu perjaka sangat menginginkan tubuh seorang wanita cantik seperti Yumira. Dia benar-benar ingin mengungkap, jika dirinya memang benar-benar sudah tertarik dengan wanita spesial itu.

Namun, apakah Yumira akan menerima statusnya? Mereka bukankah makhluk yang hidup di satu dimensi. Begitu banyak perbedaan yang harus keduanya lewati, dan Boby sadar itu semua. Dia sedang memikirkan sebuah cara, untuk bisa kembali ke tubuh yang seharusnya.

"Apakah aku harus meminta tolong pada dukun tua itu? Yumira, bisakah Ayahmu membantuku kembali ke tubuh yang sangat aku rindukan?"

🍃 Hola!!

Apa kalian menunggu update cerita ini? Hm maaf, karena author sempat sakit dan iya butuh istriahat beberapa saat. Jangan lupa vote dan dukungan kalian. Satu komentar, benar-benar akan membuat hati author receh ini bahagia. Selamat membaca.

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang