Rencana Pembunuhan

3.1K 125 7
                                    

Yumira masih terdiam disana, dengan pikiran yang kemana-mana. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini. Orang yang dia sangka hantu, bahkan mati sejak lama, rupanya masih hidup. Namun lelaki itu terbaring koma, tak berdaya.

Bisakah Yumira mempercayai semua yang terjadi ini? Bahkan ketika dia berniat baik untuk mengembalikan roh Boby ke dalam tubuhnya.

"Boby, apa maksudmu? Waktu itu kita melihat artikel tentang kematianmu bukan? Disana tertulis jelas, jika kau mengalami kecelakaan di malam tahun baru."

Wanita itu mencoba meluruskan apa yang sudah terjadi, bahkan ketika lelaki itu mengatakan jika dia tidak mati karena kecelakaan.

Boby terdiam disana, dengan raut wajah penuh dengan keyakinan. Dia dengan tegas mengatakan, "Semua yang ditulis dalam artikel itu adalah kebohongan. Seseorang pasti tengah menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Aku yakin dengan ingatan yang muncul di kepalaku, jika orang itu adalah pembunuhnya."

"Pembunuh? Siapa yang kau maksud? Boby, cepat ceritakan semuanya padaku. Apa yang sebenarnya terjadi di malam tahun baru itu?" Tanya Yumira dengan wajah penuh rasa penasaran.

Senyuman kecil terlihat dari raut wajah Boby, dia berbalik memandang Yumira dan mulai menceritakan semuanya dari awal. Kejadian yang harus diketahui oleh semua orang, tentang busuknya keluarga dia.

Flashback on

"Kau hanya perlu menyerahkan semua harta yang alm Ayah pada adikmu sayang. Dengan begitu, kau tidak akan pernah lagi merasa kelelahan setiap hari."

Seorang wanita paruh baya datang dengan wajah angkuhnya, dia berusaha untuk mengambil kesempatan kepada anak sulungnya. Boby, semenjak sang ayah meninggal dunia. Lelaki itu yang mewarisi semua harta, bahkan perusahaan utama. Menjalani hidup sebagai miliarder dadakan, sedangkan sang ibu dan adiknya hanya sisa saja. Mereka diberikan rumah kecil, bahkan properti yang sederhana. Semua itu semata-mata karena sang ayah tahu, jika mereka orang yang sangat boros.

Boby bisa mendapatkan semua ini karena memang hasil kerja kerasnya juga. Dia selalu membantu mendiang sang ayah untuk memajukan perusahaan. Walaupun saat itu sempat membantunya, namun keberuntungan memang berpihak di tangan Boby. Lelaki itu mendapatkan hak yang lebih besar dari siapapun.

Namun sekarang, sang ibu meminta Boby untuk menyerahkan perusahaan kepada Chandra. Apakah itu hal yang mustahil? Tentu saja. Lelaki manja itu tidak tahu apapun tentang dunia perbisnisan, dia hanya tahu apapun yang dia inginkan diberikan oleh ibunya. Boby tidak akan membiarkan sang adik merusak peninggalan dari ayah mereka. Karena itu adalah harta satu-satunya yang mereka miliki untuk terus menyandang status seorang pengusaha.

"Bu, bukankah Ayah sendiri yang memintaku untuk mengurus perusahaan? Kenapa Ibu tiba-tiba meminta aku untuk menyerahkan itu kepada Chandra?" Tanya Boby dengan wajah penuh rasa heran.

"Iya Ibu juga tahu. Tapi tidak ada salahnya memberikan adikmu tanggung jawab. Dia harus belajar banyak agar bisa menjalankan perusahaan, jadi berikanlah dia kesempatan Bob."

Sang ibu berusaha untuk membujuk anak sulungnya itu. Dia ingin membuat Chandra menjadi pemilik perusahaan mendiang ayahnya. Entah mengapa wanita paruh baya itu merasa jika Boby tidak pantas mendapatkan semua kekayaan ini. Dia lebih menyayangi anak bungsunya, dan berharap Chandra bisa menguasai semuanya.

"Aku akan memikirkan itu Bu, jadi tolong bersabarlah."

Boby memberikan jawaban yang tidak pasti, membuat sang ibu kesal dan juga marah. Dengan perasaan seperti ini, dia bisa melakukan hal yang nekad, bahkan rencana buruk. Merebut apa yang seharusnya Chandra dapatkan, dari sang kakak.

Tepat di malam tahun baru, disaat orang-orang sibuk dengan kesenangan mereka. Boby masih terdiam di kantor, dengan mata yang terfokus pada laptop di hadapannya. Dia memiliki banyak pekerjaan, yang harus dia selesaikan sebelum esok hari. Kepalanya pusing, ditambah lagi dengan tekanan sang ibu yang meminta perusahaan untuk adiknya. Wanita paruh baya itu bahkan berkata, akan kadang ke kantor hanya demi sebuah tanda tangan dari Boby. Pemindahan kekuasaan, atas apa yang dia inginkan.

"Tuan, Ibu menunggu di lantai bawah untuk bertemu. Tolong segera datang, karena dia terus saja berteriak kencang."

Sebuah laporan dadakan dari satpam yang bekerja di perusahaan Boby, jika sang ibu nekad datang demi surat kuasa tersebut. Dengan pikiran yang kalut, Boby langsung mengambil kunci mobilnya. Dia mungkin berniat pergi dari pada harus bertengkar di sini dengan ibunya.

"Boby kau mau kemana!"

Wanita paruh baya itu mengejar anaknya dari belakang. Dia terus saja berteriak kencang agar Boby menghentikan mobilnya. Namun lelaki itu sudah terlebih dahulu pergi, dengan amarah yang meluap-luap.

Tanpa banyak berpikir, wanita paruh baya itu ikut mengejar. Dia menembakkan beberapa kali peluru tepat ke mobil sang anak, hal yang membuat Boby begitu terkejut. Wanita itu berani menyakiti anaknya sendiri, demi satu anak yang lebih dia sayangi. Karena takut hal yang buruk terjadi, lelaki itu menghentikan mobilnya. Mereka berhenti di sebuah jalanan sepi, dengan saling menatap satu sama lain.

"Kau hanya harus tanda tangan Boby, itu saja. Apa salahnya memberikan adikmu sebuah kesempatan? Kau itu bisa membangun perusahaan yang baru, jadi berikan saja perusahaan itu pada adikmu!"

Sang ibu masih tetap memaksa Boby, bahkan dengan menodongkan pistol yang tengah dia pegang. Hati lelaki itu begitu sakit, bahkan tidak bisa diutarakan dengan kata-kata. Tega sekali sang ibu melakukan semua ini, hingga membuat nyawa berharganya terancam.

Boby menarik nafasnya perlahan, jika memang sang ibu menginginkan perusahaan ini, maka dia akan memberikannya. Namun haruskah sampai dia berbuat seperti ini? Demi anak kesayangannya itu?

"Baiklah, jika memang itu yang Ibu mau, aku akan turuti. Namun tolong, turunkan pistol itu! Aku ini juga anak Ibu, bukan musuh yang harus Ibu waspadai."

Seketika wanita paruh baya itu pun menurunkan pistolnya. Namun hal yang diluar dugaan terjadi, ketika Boby mencoba merebut pistol itu dari tangan sang ibu. Kedua orang itu sempat saling tarik menarik, sampai akhirnya, sebuah tembakan tak sengaja menembus dada Boby. Lelaki itu tergeletak di tanah, dengan darah yang mengalir membasahi tubuhnya.

Dalam beberapa detik setelah kejadian itu, sang ibu merasa panik. Dia memasukan Boby ke dalam mobilnya, kemudian mendorong mobil itu dengan pemiliknya. Sang anak pun jatuh ke dalam jurang, hingga orang-orang menyangka jika Boby meninggal karena kecelakaan mobil. Hal yang benar-benar tragis, ketika seorang ibu tega melakukan ini kepada anaknya.

Flashback off

"Aku sempat tidak percaya tentang apa yang aku ingat Yumira. Namun disini lain, aku juga yakin jika Ibuku lah orang yang sudah membuatku menderita seperti ini."

Yumira merasa iba dengan cerita yang di utarakan oleh Boby. Kisah tragis, yang menceritakan tentang seorang ibu yang pilih kasih. Dia gelap mata sampai tidak bisa mengontrol diri, bahkan untuk anaknya juga.

"Boby, aku benar-benar bingung harus berkata apa. Namun apapun itu, kau harus bersabar. Hilangkan semua dendam di dalam dirimu, lalu kembalilah dengan damai."

Hantu lelaki itu menatap tajam, "Bagaimana aku bisa kembali? Kita masih belum melakukannya Yumira. Jadi ayo, kita lakukan sekarang."

"Dasar setan mesum! Kenapa kau tidak masuk saja ke dalam tubuhmu hah?!" Tanya wanita itu kesal.

"Kau benar, aku harus mencobanya."

Boby mendekat ke arah tubuh yang tengah terlentang itu. Mencoba untuk masuk kembali ke raganya sendiri. Namun sebuah cahaya membuatnya terpental ke bawah, menubruk tubuh Yumira disana.

"Aku tidak bisa masuk ke dalam tubuhku sendiri Yumira, bagaimana ini?!"

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang