Jantung Yang Berdetak Kencang

7K 172 2
                                    

Yumira hanya mengangguk dan langsung memejamkan kedua matanya, sekarang dia benar-benar pasrah dihadapan Boby.

Cup

Satu kecupan singkat menjadi awal ciuman panas yang begitu membara. Kini keduanya malah asik menikmati situasi yang mungkin tidak seharusnya terjadi. Walau sedikit kaku, Boby mencoba menjadi seorang pria sejati di sini untuk memimpin permainan.

"Rasanya hangat," ucap Yumira pelan ketika Boby menghentikan lumatan bibirnya.

"Sudah aku katakan kau akan suka Yumira," ucap lelaki itu.

Mereka kembali berciuman dengan sangat panas, lumatan gigitan rasanya ini adalah sesuatu yang baru bagi Yumira. Sesuatu yang begitu membangkitkan gairahnya. Apakah wanita itu akan takluk di pelukan sang hantu mesum?

Ini bukan hal yang baik jika diteruskan, namun keduanya sudah terlanjur seperti ini. Tanpa rencana, tanpa tujuan yang pasti, Yumira hanya bisa diam.

Perlahan tangan Boby mulai membuka satu persatu kancing baju Yumira, matanya tercengang menatap gundukan besar yang begitu menyilaukan mata. Benda yang begitu menggairahkan bagi siapapun yang bisa melihatnya.

"Besar sekali astaga. Apa kau melakukan operasi atau semacamnya?" Ucap hantu tengil itu spontan.

Yumira langsung menutupi dadanya, "Mesum! Apa kau tidak pernah melihat dada besar dan seksi seperti ini apa?!"

"Kenapa kau terus memanggilku mesum? Padahal mau juga menikmati ciuman kita tadi."

Wajah wanita itu sempat memerah, karena yang di ucapkan oleh Boby adalah kenyataan. Dia memang tanpa sadar menikmati ciuman yang luar biasa indahnya itu. Bibir yang sebenarnya dingin namun mampu memberikan kehangatan yang luar biasa. Benar-benar munafik.

"Iya itu karena aku penasaran dengan rasanya," jawab Yumira spontan.

"Begitu? Apa kau mau melakukannya lagi?" Goda Boby.

Jawaban yang mungkin harus Yumira pikirkan baik-baik. Tapi jujur, ciuman itu benar-benar sangat menyenangkan. Dia ingin melakukannya lagi.

"Kenapa diam? Kau ingin melakukannya lagi atau tidak?" Tanya Boby kembali.

Ini benar-benar memalukan, Yumira tidak bisa menjawabnya dengan kata-kata. Wanita itu hanya mengangguk malu, kemudian kembali menarik Boby ke pelukannya. Ciuman panas pun kembali terjadi. Kali ini Yumira yang amatir mencoba mengambil alih untuk memuaskan Boby. Otaknya penuh dengan rasa penasaran, kegiatan baru yang dirasakannya saat ini.

Lumatan kasar mulai menyambar bibir tipis hantu tampan ini, tangannya berkeliaran mencari sesuatu yang mungkin bisa dia mainkan. Amatir namun ingin tahu sekali banyak hal, Boby tidak yakin jika Yumira adalah seorang perawan.

Jangan-jangan dia ini wanita yang berpengalaman. Mungkin saja dia bohong tentang ketidaktahuannya. Karena dari gerakan tangannya liar sekali astaga! Batin Boby resah.

"Hey kenapa kau diam saja Boby?" Tanya Yumira sembari melepaskan ciumannya.

Boby tertawa kecil, "Haha aku hanya kaget melihat nafsu liarmu itu, tapi bukannya kau yang pertama menolakku nona Yumira? Kenapa sekarang antusias begini?"

"Ahh sudahlah! Kau membuatku malu!" Bentak wanita itu kesal.

Boby hanya tersenyum kecil sebari meremas pelan gundukan besar itu, bibirnya mulai menjilati leher Yumira lalu turun perlahan. Tidak ada gunanya saling bertengkar dalam situasi seperti ini, mereka hanya bisa menikmati apa yang ada dihadapannya.

"Ahh..."

Satu desahan lolos dari bibir Yumira, tubuhnya terasa panas dingin ketika Boby memainkan dada besar miliknya. Bahkan lumatan di leher itu membuatnya begitu bersemangat untuk permainan lanjutan nanti.

"Ahh.. Boby Eumhh.."

Lidah itu terus berputar mengikuti irama tubuh yang terus bergoyang menahan geli. Tanpa sadar Yumira mulai jatuh ke permainan Boby. Dia tidak berfikir, bagaimana jika nanti dirinya dibuat hamil konyol oleh hantu mesum itu.

"Aishh malah tegang seperti ini," gumam Boby.

"Hah apanya yang tegang?" Tanya Yumira kepo dan langsung menatap junior milik Boby.

"Kau ingin melihatnya?" Tanya Boby pada wanita itu.

Yumira membalikan wajahnya, dia merasa malu ketika Boby mengatakan hal sekonyol itu. Lagi pula bagaimana bisa dia melihat benda yang belum pernah dia lihat seumur hidupnya. Pasti akan sangat canggung dengan situasi seperti ini.

"Apa kau akan memasukannya sekarang? Aku takut," ucap Yumira dengan wajah penuh ketakutan.

"Tentu saja," jawab Boby yang mulai menarik celana Yumira perlahan.

"Tunggu! Aku belum siap melakukan itu!"

Celana yang sudah melorot kembali ditarik oleh Yumira, dia berlari meninggalkan Boby yang sudah siap berperang di hadapannya.

Ini adalah hal paling memalukan yang pernah Boby rasakan. Ketika miliknya yang sudah menegang, malah dianggurkan begitu saja oleh si wanita incaran. Hanya sebuah mata kekecewaan yang lelaki itu pasang, dengan bibir yang mengerut.

Brukk

Yumira menutup pintu kamar mandinya dengan sangat keras. Dia takut dengan situasi yang baru saja dihadapinya. Bagaimana mungkin Yumira menjadi sangat konyol dan liar dalam beberapa hari saja. Padahal dia tahu jika hubungannya dengan Boby bukanlah hal yang bagus. Dari semua cerita yang pernah papihnya katakan, dia tidak pernah mendengar. Para roh jahat itu sangat menginginkan raga dan tubuh Yumira.

"Astaga jantungku! Gila, bisa-bisanya aku menyerahkan harga diriku pada setan mesum seperti Boby!" Ucap wanita itu.

Beberapa kali Yumira mencuci wajahnya, mencoba mengumpulkan kesadaran yang sempat hilang ditelan bumi. Dia tidak boleh plin plan seperti ini, dengan hati yang tidak pernah pasti apa keinginannya.

"Oi kurang ajar! Kau membuatku tidak karuan seperti ini Yumira!" Teriak Boby dari luar kamar mandi.

"Bukan salahku juga! Kau yang mulai menciumku begitu saja. Padahal aku tidak pernah ingin berciuman denganmu!" Teriak Yumira dari dalam.

"Dasar wanita, selalu saja ingin menang sendiri. Kalau begitu, aku masuk bagaimana?" Tanya Boby.

"Jangan masuk! Atau aku akan menghajarmu!" Jawab Yumira penuh emosi.

"Ya sudah, terserah kau saja. Aku keluar sebentar, jangan mencari ku!"

Dengan perasaan tak karuan, Boby pun keluar dari rumah Yumira. Matanya menatap pemandangan luar yang indahnya. Matahari bersinar begitu terik, menandakan jika hari ini akan terus pernah sampai malam tiba. Andai saja dia masih hidup, mungkin Boby akan menikmati indahnya masa muda seperti orang-orang pada umumnya.

DEG DEG DEG

Sebuah detakan tiba-tiba terasa olehnya, dan itu tentu saja berasal dari jantung nya sendiri. Boby pun memegangi dada yang sedari tadi terasa begitu aneh. Ini bukanlah situasi yang bisa dia rasakan sebagai seorang hantu, ketika seluruh organ vitalnya sudah habis dimakan binatang di tanah.

"Kenapa jantungku berdetak? Bukankah aku ini sudah mati? Atau jangan-jangan..."

Sebuah pertanyaan terlintas di pikiran Boby. Tentang keberadaannya di dunia manusia, ingatan kecil tentang kebebasan dirinya, bahkan jantung yang berdetak kencang seperti ini.

Orang mati tidak akan pernah mungkin merasa hal seperti ini, namun mengapa dirinya bisa?!

Boby mengangkat sebelah tangannya ke udara, membiarkan sinar mentari menembus tubuhnya seperti bayangan.

"Sepertinya ada yang salah dengan diriku. Mungkinkah jika aku ini masih hidup?"

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang