Rencana

3.1K 119 11
                                    

"Yumira! Kau masih marah padaku?"

Boby datang secara tiba-tiba, dia muncul tepat di hadapan wanita yang sedang melahap mie instan itu. Yumira menatapnya sinis, walaupun saat ini dia sudah tidak marah lagi padanya. Kedatangan dokter Kim saat itu membuat perasaan kesal di dalam didinya hilang, entah mengapa dia merasa sangat kasian sekali. Mendengar semua kisah hidup yang diceritakan dokter Kim pada dirinya, tentang setan mesum ini. Sejak dia hidup, hingga terbaring koma di rumah sakit. Tidak ada satupun anggota yang peduli padanya. Bahkan ketika kematian palsu itu dokter Kim lakukan, tidak ada sanak keluarga yang mengunjungi makam Boby. Lelaki itu merasa ada sesuatu yang aneh, hingga membuatnya ingin mencari tahu.

Yumira, dia menjadi target yang tersalahkan, karena datang misterius ketika Boby koma. Membuat dokter Kim menyangka, jika wanita itu ada sangkut pautnya dengan kematian sang teman.

"Dari mana saja kau? Pergi berhari-hari tanpa kabar," ucap wanita itu dengan nada sinis.

"Kau pikir aku punya ponsel untuk mengabarimu?!" Tanya balik Boby dengan nada yang sinis.

"Aku juga kesibukan masing-masing Yumira," sambung hantu tengil itu lagi.

Yumira tertawa lepas, "Kesibukan katamu? Kesibukan apa yang kau miliki? Kau itu sudah mati, bukan manusia lagi."

Boby menatap sinis pada wanita dihadapannya. Tidak biasa Yumira berbicara seperti itu padanya, bahkan dengan nada mengejeknya. Semarah itukah wanita itu? Hingga membuat Boby merasa tersindir seperti ini. Dia hanya diam, sembari mengubah posisi duduknya. Memandang hal lain, dari pada wajah Mirae yang seperti itu.

'Apa dia tersinggung dengan ucapan ku? Astaga, jangan sampai Boby pergi lagi dari rumah. Karena ada hal yang harus aku sampaikan padanya tentang dokter Kim'

Yumira bergumam di dalam hatinya, sembari mempercepat laju makannya. Dia ingin bicara dengan lelaki itu, tentang sesuatu yang sangat peting.

"Hey Boby, aku ingin bicara sesuatu yang penting denganmu. Dokter Kim datang beberapa hari yang lalu," ucap Yumira yang sedang memancing pembicaraan.

Lelaki yang tadi membelakangi wanita itu kini berbalik, dia menatap serius ke arah Yumira. Apakah benar jika dokter Kim datang kemari? Karena sebelumnya dia pun sempat pulang pergi ke rumah sakit untuk melakukan sesuatu. Boby juga pergi ke rumahnya sendiri, karena ingin melihat dua manusia jahat yang sudah menghancurkan hidupnya. Dia membutuhkan beberapa cara, untuk membalas perlakuan ibu dan juga sang adik.

Beberapa saat menunggu wanita itu makan, akhirnya mereka pun bicara. Kini Boby dan Yumira saling menatap dengan mata yang penuh keseriusan. Dia ingin menceritakan semua keluh kesah yang dirasakannya selama dokter Kim datang ke rumah saat itu. Boby mungkin tidak tahu, betapa menyakitkannya ucapan yang dikatakan lelaki itu. Dia menuduh seolah Yumira adalah orang paling berdosa di dunia. Tentang kematian, dan kemalangan yang di alami Boby.

"Kapan dia datang ke rumah ini? Dari mana lelaki itu tahu alamat rumahmu?"

Boby menatap dengan wajah seriusnya. Membayangkan lelaki bermulut ular itu bertengkar dengan Yumira. Dia bisa mengingat dengan jelas, kata-kata yang selalu di lontarkan dokter Kim ketika Boby masih hidup. Dia sangat pandai sekali berdebat, entah siapapun lawannya.

"Apa dia mengatakan hal yang membuatmu sakit Yumira?"

Lelaki itu kembali menatap wanita dihadapannya, bahkan lebih intens. Mencari celah agar dia bisa segera memberitahunya semua yang telah terjadi. Boby begitu khawatir, jika sampai wanita yang dicintainya ini merasa sakit hati dengan temannya sendiri.

Yumira menarik nafasnya dalam, kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Kedua matanya menatap dengan serius, untuk memulai menceritakan semua yang terjadi. Wanita itu tidak melewatkan satu hal pun yang dokter Kim katakan padanya, hingga membuat Boby tercengang. Lelaki yang sudah merawatnya itu ternyata memiliki kecurigaan pada Yumira.

"Jadi, dia menuduhmu telah bersekongkol dengan orang yang membuatku sampai begini? Hahaha itu lucu sekali."

Boby hanya mampu tertawa, tanpa mengerti bagaimana perasaan Yumira saat ini. Wanita itu hanya terdiam, dengan sorot matanya yang semakin tajam.

"Aku serius, dia bahkan mengancamku, jika aku terus kembali mendatangimu di rumah sakit. Bagaimana ini Boby? Bukankah kau memintaku untuk tetap melihat perkembangan mu disana?" Tanya wanita itu dengan raut wajah khawatir.

"Ah sudah lupakan saja, kau tidak perlu sibuk mengurusi diriku yang terbaring koma seperti itu. Biarkan saja semua berjalan dengan semestinya, jika mungkin suatu saat aku akan benar-benar mati, itu bukan hal yang buruk."

Yumira terdiam dengan kata-kata itu, entah mengapa dia tidak rela jika kesempatan yang dimiliki Boby untuk hidup, akan hilang begitu saja. Walaupun sampai saat ini dia masih belum menemukan cara untuk membuat Boby kembali, setidaknya Yumira tahu bagaimana perkembangan lelaki itu setiap harinya.

"Boby, aku sempat berniat menceritakan semuanya pada dokter Kim, jika aku masih bisa melihat wujudmu yang sekarang. Namun, apa dia akan mempercayai setiap ucapanku?" Tanya Yumira dengan wajah seriusnya.

"Dia mungkin akan menganggap kau gila Yumira. Lebih baik jangan libatkan dirimu dalam hal ini, aku hanya khawatir jika sampai dokter Kim melakukan hal yang buruk padamu. Aku hanya takut jika sampai kau di tuduh hal yang tidak-tidak oleh lelaki itu," ucap Boby dengan wajah santainya.

"Kau yang sudah melibatkan diriku sejak awal, bagaimana aku bisa mundur begitu saja? Boby, bolehkah aku mengatakan jika wanita yang kau panggil Ibu itu, adalah orang yang membuatmu sampai seperti ini. Bolehkah?" Tanya Yumira pada hantu tengil itu.

Boby menatap dengan tajam, "Jangan lakukan apapun Yumira, kau bisa dalam masalah besar, percayalah padaku."

"Jika aku terus diam, bagaimana bisa kau menyelesaikan semua masalah yang terjadi? Boby, aku ingin kau bisa kembali ke dalam tubuh aslimu. Atau setidaknya, mereka yang membuatmu begini, mendapatkan balasan yang setimpal. Aku ingin kau mendapatkan keadilan!" Tegas wanita itu penuh emosi.

Boby merasa sangat bersalah, karena sejak awal melibatkan wanita cantik itu dalam masalahnya. Dia tidak ingin Yumira terseret masalah yang mungkin bisa merusak hidupnya. Apalagi dengan kondisi begini, disaat Boby tidak memiliki kekuatan untuk membantu wanita yang dicintainya itu. Dia masih menunggu waktu, sampai Dimas bisa mengembalikan roh nya ke dalam tubuh yang semestinya. Setelah itu, Boby akan membalas semua perlakuan buruk yang dilakukan orang-orang itu terhadapnya.

"Terima kasih Yumira, namun kau tidak perlu melakukan itu. Aku akan melakukannya sendiri, jika nanti rohku berhasil kembali ke tubuh asliku."

Wanita itu terdiam, bukankah sebelumnya dia menyerah tentang rencana itu? Namun mengapa Boby tiba-tiba sangat yakin jika dia bisa kembali?

"Boby, apa kau sedang merencanakan sesuatu yang tidak aku ketahui?" Tanya wanita itu penuh curiga.

Boby mengangguk, "Hm, aku berencana meminta bantuan seseorang untuk mengembalikan rohku."

"Papih?" Tanya Yumira spontan.

"Iya, dia akan membantuku kembali ke tubuh asliku Yumira. Jadi mari kita nikmati waktu yang singkat ini, karena aku tidak bisa menjamin akan mengingatmu, ketika kembali ke tubuh asliku."

"Jadi, kau akan melupakanku Boby?"

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang