Korbankan Aku

377 11 2
                                    

"Papih!"

Bagaikan orang yang tengah kesurupan. Yumira datang dengan penuh emosi ke rumah orang tuanya. Dia melempar semua barang-barang yang ada disana, bahkan berteriak kencang mencaci maki Papihnya itu. Dia sangat kesal, dan itu bukan tanpa alasan.

Beberapa menit yang lalu, Yumira mendapat kabar dari rumah calon suaminya. Boby tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Dan setelah Yumira mendengar langsung apa yang terjadi, dia sangatlah marah. Untuk kedua kalinya Boby batuk darah, dia bahkan bisa melihat jika para roh jahat itu semakin mengincar tubuh kekasihnya. Dia benar-benar tidak mengerti, dan menyalahkan semua yang terjadi kepada Papihnya.

"Apa yang Papih lakukan pada Boby hah? Kenapa dia bisa seperti itu!" Teriak wanita itu murka. Dia bahkan hampir melempar vas bunga kepada Papihnya, jika tidak di tahan oleh Mamihnya.

Dimas merasa terpancing emosinya. Ini pertama kalinya Yumira bertingkah tidak sopan. Dia bahkan berniat mencelakai Papihnya sendiri, hanya karena lelaki itu.

"Kenapa kau marah-marah padaku? Kenapa kau marah pada Papihmu hah? Kau pikir aku ini apa? Tuhan?"

"Kau tanyakan saja pada calon suamimu itu. Apa yang terjadi dengannya. Kau pikir Papih yang mencelakai dia hah?!" Bentak Dimas kesal.

"Apa yang terjadi dengan calon suamimu?" Tanya Mamih Anna.

Yumira menatap ke arah Mamihnya, "Dia sudah dua kali muntah darah, dan dokter bilang tidak ada hal yang serius. Aku sendiri pun merasa aneh dengan aura Boby, dia tidak seperti biasanya."

"Kenapa dia jadi seperti itu? Papih, apa ada yang berubah dari diri calon menantu kita?" Tanya Anna pada suaminya.

Dimas menunjuk jarinya langsung tepat di wajah putri kesayangannya itu, "Itulah akibat karena tidak mendengarkan ucapan Papihmu. Kau pikir selama ini ucapanku tidak berguna?"

Bibir Yumira seketika bergetar. Dia mengerti kemana maksud dari Papihnya itu. Apa ini adalah efek setelah berbagi tubuh dengan orang yang tidak seharunya? Namun mengapa bisa sampai seperti ini? Jika saja akan membuat Boby menderita, dia takkan pernah memberikan keperawanannya pada lelaki itu dulu.

Dimas bergegas pergi meninggalkan istri dan putrinya disana, namun Yumira langsung mengejarnya dengan cepat.

"Korbankan aku.."

"Tolong selamatkan Boby Papih.."

Wanita cantik yang tengah di gempur oleh indahnya cinta, berencana untuk mengorbankan dirinya. Namun Dimas takkan pernah melalukkan itu, apalagi mengorbankan satu-satunya anak yang dia miliki di dunia.

"Papih!" Teriak Yumira resah.

Dimaa menghela nafasnya panjang, "Apa yang lau bicarakan? Dia akan baik-baik saja, tenanglah."

"Pembohong! Bagaimana mungkin dia baik-baik saja dalam kondisi seperti itu?!" Ucap Yumira.

"Dia akan baik-baik saja. Papih akan buatkan obat untuknya, kau tunggulah sebentar."

Yumira berusaha mempercai ucapan lelaki paruh baya itu, walaupun sebenenarnya dia di penuhi rasa khawatir. Sejak kecil, Yumira memang tidak bisa sembarangan berteman bahkan menjalin hubungan dengan siapapun. Namun ketika dia bertemu Boby, kenapa jadi seperti ini?

"Minumlah. Semoga dengan ini, kondisimu sedikit membaik."

Yumira memberikan ramuan aneh yang diberikan Papihnya. Tanpa ragu ataupun takut, Boby pun meminumnya sampai habis. Dia mengusap air mata yang sejak tadi menetes membasahi pipi wanita itu, membuat hati kecilnya terasa begitu sakit.

'Keadaanku malah membuatnya seperti ini. Apa yang harus aku lakukan, Dimas?'

Boby bangun dari posisinya yang semula berbaring, lalu memeluk wanita kesayangannya itu. Semua akan baik-baik saja, dan dia harus meyakini itu. Tidak akan ada hal buruk yang menimpanya, ketika dia bersama dengan Yumira.

"Berhenti memasang wajah seperti itu di hadapanku. Kau pikir aku akan mati dengan mudah? Sayang, aku ini sudah hampir mati satu kali. Dan kau lihat aku baik-baik saja," ucap lelaki itu.

"Aku sangat takut. Aku tidak ingin kehilanganmu Boby, hikss..."

Wanita itu kembali menangis, dan tak lama seseorang datang dari balik pintu. Matanya terlihat kesal, apalagi melihat Boby dan Yumira saling berpelukan seperti itu.

"Kau meninggalkan ponselmu, Yumira."

Ken menyerahkan ponsel dan tas milik Yumira, karena wanita itu diantarnya kemari dari rumah orang tuanya. Boby dan Ken saling menatap, namun seperti nampak gambaran petir dari mata keduanya. Mereka memang tidak saling menyukai, sehingga takkan bisa bersatu dalam satu frame. Yumira yang menyadari itu, buru-buru membawa Ken ke luar ruangan rumah sakit.

"Lelaki brengsek itu masih hidup. Apa yang kau tangisi darinya?" Tanya Ken dengan wajah ketusnya.

Yumira mencubit lengan sahabatnya itu kencang, "Jangan asal bicara! Aku bisa mati, jika sampai terjadi apa-apa dengannya."

"Apa yang dia miliki hah? Sampai kau tergila-gila seperti itu. Dia hanya lelaki kaya yang gila wanita," ucap Ken.

"Entahlah. Aku merasa begitu nyaman di dekatnya Ken. Aku bahkan sangat mencintainya," gumam wanita itu.

Ken memalingkan wajahnya, dia tidak ingin mendengar apa-apa lagi tentang lelaki itu. Hatinya merasa cemburu sekali, apalagi dengan sikap Yumira yang ugal-ugalan seperti ini.

'Selama ini, kau anggap aku ini apa Yumira? Aku benar-benar selalu memperhatikanmu.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang