Tidak Memiliki Waktu

2.4K 115 13
                                    

"Kau datang? Kebetulan sekali anak muda."

Dimas menatap Boby yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya, dengan wajah kusut dan penuh perasaan resah. Waktunya sudah tidak lama lagi di dunia ini, dan dia harus meninggalkan Yumira disini. Belum ada hal yang bisa Boby berikan, bahkan rencana yang dia susun sebelumnya pun tidak berjalan dengan sempurna. Lelaki ini masih berharap, jika di kehidupan barunya, Yumira akan ada disana. Boby ingin terus bersama dengan wanita yang sangat dicintainya itu.

"Pih, apa semua persiapannya sudah selesai?"

Boby menatap benda-benda aneh yang ada dihadapannya, belum lagi kepala kerbau yang penuh dengan darah. Rasanya menyeramkan sekali, namun hantu tidak boleh bersikap seperti itu bukan?!

"Kapan kau ingin kembali? Apa Yumira sudah tahu?"

Dimas menatap setan tengil itu, dengan wajah penuh perasaan curiga. Entah mengapa dia merasa, jika saat ini Boby tidak ingin kembali ke tubuh aslinya. Wajah itu menjelaskan dengan detail, jika dia tidak ingin meninggalkan seseorang. Dimas mungkin paham siapa orang yang Boby maksud, tak lain dan tidak bukan putrinya sendiri.

"Bisakah kau beri aku waktu satu hari lagi? Aku masih belum mengucapkan selamat tinggal pada Yumira," ucap Boby pada lelaki itu.

"Kau tidak akan berhasil melakukan itu, karena Yumira pasti akan menahanmu. Lebih bagus jika kau pergi tanpa ucapan pamit," ucap lelaki paruh baya itu.

"Bagaimana jika dia marah padaku?" Tanya Boby.

Dimas tersenyum tipis, dia mungkin akan menjelaskan sebuah hal yang akan membuat Boby paham. Bukan Dimas tidak ingin jika Yumira masih saling berhubungan ketika mereka sudah sesama manusia, namun ada hal penting yang harus Boby ketahui dulu tentang itu.

"Yumira itu bukan wanita biasa pada umumnya, dia memiliki kekuatan khusus yang bisa merugikan manusia disampingnya. Jika dalam sosok roh seperti ini kau baik-baik saja, maka jika dalam wujud manusia kau akan merasakannya nanti Boby."

Alis lelaki tampan itu mengerut, mencoba menterjemahkan apa yang dikatakan oleh Dimas.

"Kekuatan khusus? Bukankah melihat makhluk tak kasat mata adalah kelebihan yang bagus? Mengapa dia bisa merugikan manusia lain?" Tanya Boby dengan wajah penuh rasa penasaran.

"Mungkin bisa dibilang itu adalah kutukan, karena aku yang seorang dukun. Jiwa Yumira tak selamanya murni seorang manusia, sehingga para roh jahat berusaha terus untuk merebutnya. Dan jika ada manusia yang terus menempel padanya pada waktu yang lama, kemungkinan energi dalam tubuhnya, akan terus terkuras habis. Manusia itu bisa mati, jika tidak memiliki aura khusus.." bisik Dimas dengan mata yang membulat.

Boby menelan ludahnya kasar, dia merasa takut dengan fakta yang di ungkapkan oleh lelaki paruh baya itu. Namun sebuah keganjalan pun melintas di pikriannya, dan itu tentang Ken. Bukankah mereka bersahabat sangat lama? Namun lelaki itu masih baik-baik saja sampai sekarang. Apakah dia yang memiliki aura khusus itu? Boby tidak berani menanyakan hal itu pada Dimas.

"Baiklah. Jika mungkin aku harus mati ditangan Yumira, itu bukan masalah besar. Sebisa mungkin, aku ingin bertemu dia sekali lagi di wujud manusiaku nanti."

Dimas tidak ingin banyak bicara lagi pada lelaki itu, karena semua keputusan ada ditangannya. Dia juga tidak bisa memprediksi bagaimana kecocokan tubuh Yumira dan Boby, karena wujud mereka yang berbeda. Dimas hanya berharap, jika Boby akan menerima segala kekurangan yang ada di tubuh putrinya, tanpa terkecuali.

Satu hari saja, mungkin itu waktu yang cukup untuk menikmati waktu bersama Yumira. Ketika esoknya Boby harus pergi, tanpa sepatah katapun yang terucap. Dia juga sudah memutuskan untuk tidak akan mengucapkan selamat tinggal pada wanita itu. Bukan karena tega, namun dia juga tidak mampu menahan kesedihan yang akan terjadi.

"Bukankah ini waktunya Papih mengembalikan rohmu ke tubuh asli? Aku sudah sangat bersiap untuk hal itu Boby."

Yumira memutar sendok yang ada di dalam gelas plastik itu, lalu menahan air mata yang sejak tadi ingin jatuh membasahi pipinya. Dia tahu jika hari ini adalah hari kepergian Boby, setidaknya itu yang dikatakan oleh Papihnya. Namun mengapa setan tengil itu masih disini?!

"Aku menundanya untuk beberapa waktu, jadi jangan buru-buru mengusirku seperti ini Yumira. Apa kau benar-benar ingin aku cepat pergi?" Tanya Boby pada wanita itu.

Yumira menggelengkan kepalanya, "Tidak, sebenarnya aku tidak ingin kau pergi."

Entah mengapa suasana menjadi sangat hening, dengan sedikit perasaan canggung. Yumira dan Boby hanya saling memalingkan wajah mereka, tanpa berani menatap. Keduanya merasakan hal sama, karena perpisahan ini. Yumira pasti akan sangat kehilangan, ketika Boby pergi meninggalkan dirinya. Tidak akan ada lagi teman yang asyik, bahkan membuatnya tertawa lepas. Dia akan pergi, tanpa bisa mengingat apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua.

"Yumira.."

"Boby.."

Keduanya saling menatap, namun bingung siapa yang akan memulai duluan dengan ucapannya.

"Aku juga tidak ingin pergi meninggalkan dirimu Yumira. Namun ada hal penting yang harus aku selesaikan tentang keluargaku," ucap Boby pada wanita itu.

"Hal penting apa? Kau ingin memasukan Ibumu ke penjara Boby?" Tanya Yumira ragu.

"Iya, aku ingin orang-orang jahat itu mendapatkan pelajaran atas apa yang mereka perbuat. Bukan hanya Ibu, tapi adikku juga. Aku harap kau bisa mengerti, dan kembali mendekatiku, ketika aku tidak lagi mengingatmu.." ucap Boby dengan suara yang sangat pelan.

Yumira berdiri dari tempatnya duduk, lalu berlari ke arah Boby. Dia memeluk lelaki itu sangat erat, dengan tangis yang mulai pecah. Yumira tidak ingin berpisah dengan si hantu mesum itu, bahkan hanya sehari. Dia tidak bisa membayangkan jika Boby akan melupakan dirinya begitu saja, kenangan-kenangan manis yang telah mereka lewati cukup lama. Dia ingin terus bersama lelaki itu, selamanya.

"Aku akan datang menemuimu Boby, akan aku buat kau ingat semua yang terjadi diantara kita. Kau tidak akan pernah bisa melupakan ku! Tidak akan pernah.."

Yumira terus menangis, membuat hati Boby merasa sangat sakit. Dia menjadi bimbang, tentang kepergian yang sudah dia siapkan selama ini. Tidak ada banyak hal yang bisa dia berikan, kecuali kenangan pahit. Namun Boby yakin, jika mereka akan kembali bersama. Walaupun akan ada masa-masa sulit yang terjadi, Yumira harus berjuang sangat keras nantinya.

"Aku mencintaimu Boby..."

Sebuah kata terucap dari mulut wanita cantik itu, membuat Boby melepaskan pelukan yang terasa erat dan hangat. Lengannya mengusap air mata yang terus jatuh membasahi pipi cantik Yumira, kemudian mengecup keningnya sekilas. Sekarang Boby tahu, jika wanita itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Perasaan saling menyukai dan mencintai satu sama lain.

"Aku juga sangat mencintaimu Yumira.."

Sebuah kata yang akan mengakhiri perbincangan mereka, dan kini keduanya saling berciuman dengan lembut. Boby terlihat sangat bersemangat dengan ciuman itu, dengan lengan yang menggerayami tubuh Yumira. Keduanya saling bersilat lidah, dengan nafas yang semakin memburu.

"Yumira, maukah kau melakukannya denganku?"

"Jangan tanya lagi, lakukan apapun yang kau mau Boby.."

Terjerat Gairah Hantu 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang