2

1.5K 149 25
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, sudah satu minggu ini Becky bekerja di kantor ayahnya dan tentu saja menjadi rahasia umum bahwa Becky ini adalah pewaris dari kantor milik ayahnya.

"Gimana laporan keuangan?"

Tanya Tuan Armstrong formal ketika sedang melakukan rapat internal mengenai perkembangan projek yang dipegang salah satu karyawannya.

Becky berdiri lalu menjelaskan secara detail tentang laporan yang ia terima lalu merekapnya. Semuanya transfaran dan bisa dipercaya.

"Nona Freen, bagaimana dilapangan? Apa semuanya berjalan lancar?"

Freen seorang perempuan berbakat yang berhasil meyakinkan orang orang penting dalam proyek pembangunan sebuah mall untuk menjalin kerja sama dengan PT milik Tuan Armstrong.

Becky duduk kembali ke tempatnya dan mendengar penjelasan Freen yang sangat mendetail dengan susunan kalimat kalimat yang sangat meyakinkan. Wajahnya yang cantik, pembawaannya yang anggun tapi juga tegas. Membuat semua orang tidak bisa menolak pesonanya.

Seperti sekarang, Becky benar benar terpesona atas sosok Freen. Dia baru mengenalnya 3 hari yang lalu saat projek itu diserahkan kepadanya dan kepada Freen.

"Mata lo lama lama keluar liatin Freen kaya gitu"

Becky berbalik dan menatap temannya, Irin.

"Apa sih ah, ssstttt. Diem" Sanggah Becky, ia kembali berbalik ke depan dan mendengar semua penjelasan dari Freen. Senyumnya merekah ketika Freen sudah selesai.

Setelah nya Tuan Armstrong membubarkan rapat dadakan ini sambil memberi selamat kepada Freen.

"Bekerjalah dengan jujur, karena itu kunci sukses"

Pepatah dari kantor ini, semua orang menerapkannya dalam keseharian.

Satu persatu orang keluar dari ruang rapat hingga tersisa Freen dan Becky yang sedang membereskan kertas kertas yang sedari tadi mereka bawa.

Freen selesai terlebih dahulu, sedangkan Becky masih sibuk dengan laptopnya.

Sekilas Becky melihat Freen yang akan meninggalkan ruangan itu tanpa menegurnya atau apapun itu, yaa Becky pun memaklumin jika mereka hanya rekan kerja. Bahkan mereka hanya berbicara ketika itu soal pekerjaan.

"Nona Becky"

Becky sedikit tersentak kaget tapi mencoba menetralkan semuanya.

"Kita udah kerja bareng selama beberapa hari kebelakang. Saya minta nomor telpon kamu, biar gampang kalo ada apa apa" Ujar Freen sambil memberikan ponsel hitam miliknya

Dengan segera Becky menekan beberapa nomor dilayarnya dan memberikan kembali kepada Freen.

"Thanks, nona Becky"

Berlalulah Freen dari ruangan itu meninggalkan Becky yang tersenyum tipis.

"Nona Becky? Formal banget ya? Tapi.... Aku suka" Becky sedikit berjingkrat senang, tapi beberapa detik kemudian ia mengatur kembali ekpresi nya menjadi datar.
.
.
.

"Gimana? Pusing ga nanganin keuangan projek sekarang bareng Freen?"

Becky mengangguk sambil memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Lumayan yah, tapi sama Freen di bantuin ko"

"Freen?! Dia emang seumuran sama lo? Awas loh, lo harus hormat sama dia" Sanggah Richie sambil menatap adiknya ini.

"Dia yang minta di panggil itu yaa, awalnya gue panggil dia Ibu, buat ngehormatin. Dianya malah melotot"

Hahahahaha

CRY FOR ME (FREENBECKY) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang