4

1.1K 130 18
                                    

Becky POV

Kata orang..
Cinta adalah bagaimana saat seseorang dapat menarikmu mendekat tanpa kamu rencanakan.

Kata orang..
Cinta adalah debaran debaran lembut yang membuat dadamu sesak dengan senyuman yang tidak pernah pupus.

Lalu kata orang..
Cinta adalah ketika kamu melihatnya, kamu akan merasakan tenang yang luar biasa.

Dan aku? Apakah aku jatuh cinta pada sosok didepanku ini? Pada sosok perempuan yang umurnya cukup terpaut jauh dariku, jari jemarinya selalu bergerak ketika bercerita. Wajahnya, senyumnya, selalu menawan dan menarik diri ini semakin dekat.

Semakin aku mendengar cerita cerita yang keluar dari mulutnya, semakin aku tersesat dalam hatinya.
Aku mendengarkan ceritanya bukan hanya oleh telinga, tapi juga oleh hati.

"Bec? Mau ice cream?" Tanyanya membuyarkan lamunanku. Aku hanya mengangguk dan dia memanggil kembali pelayan itu. Kami memesan ice cream untuk masing masing.

Sekarang dia fokus pada ponselnya yang ku lihat sedari tadi bergetar, ia juga terlihat beberapa kali mengetik sesuatu disana. Menatapnya saat ia dalam mode serius adalah hal yang tidak pernah aku sangka akan sekeren ini.

Freen mode serius kecantikannya berkali kali lipat. Aku menyandarkan punggungku ke sandaran kursi, lalu berpikir apakah aku memang menyukai Freen ke arah romantis atau hanya sebatas mengagumi.

Karena jujur saja aku baru merasakan yang seperti ini. Lagipula...

Aku membenarkan dudukku untuk mendapat perhatian Freen.

"Sekarang sedang marak, perempuan berpacaran dengan perempuan. Bagaimana menurutmu?" Pertanyaan itu mengalihkan perhatiannya. Ia menyimpan ponselnya dan menatapku dengan matanya yang hampir saja membuat jantungku meledak.

"Tidak masalah, selagi mereka tidak merugikanku. Aku tidak akan mengganggu mereka"

Omongan Freen sempat memberiku secercah harapan, berarti Freen sangat terbuka akan hal itu. Ia tidak merespon sesuatu yang berlebih atau menunjukan bahwa ia tidak suka.

"Lagipula Bec, cinta tidak bisa diatur akan jatuh dimana dan pada siapa. Cinta tidak ada yang salah. Terkadang waktulah yang tidak tepat."

"Dan aku tidak tahu, apakah ada cinta lagi didunia ini atau tidak. Dunia ini terlalu banyak kepalsuan. Berhati hatilah Becky." Freen memberikanku peringatan, aku mengangguk. Manusia memang adalah makhluk yang tidak bisa ditebak. Setiap pikiran dari mereka selalu bertolak belakang. Maka dari itu selalu saja ada konflik di dunia ini.

Ice cream yang kami pesan datang, terlihat sangat menggugah selera, apalagi diluar cukup terik. Aku memasukan sendok itu ke dalam mulut sambil berpikir dan membayangkan bagaimana rasanya jadi pacar Freen. Bertemu setiap hari dengannya, diperlakukan bak ratu olehnya, melakukan kulineran disetiap resto dekat sini karena aku yakin Freen type orang yang suka mencicipi berbagai macam makanan.

"Bec! Ice cream mu cair"

Lagi lagi suara itu menarik diriku kembali ke dunia nyata. Aku melihat mangkuk didepanku.

'Bukan hanya ice creamnya yang mencair. Tapi juga hatiku, Freen sepertinya hatiku mulai menyukaimu'

Becky POV end

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekarang pukul 3 sore, Becky baru saja kembali ke kantor setelah berpanas panasan tadi. Mukanya memerah karena udara yang sangat panas.

"Lo udah balik?! Gue kira ga akan ke sini lagi"

Irin menyapa ketika Becky sudah memasuki ruangannya, kebetulan ruangan Becky sama dengan Irin.

CRY FOR ME (FREENBECKY) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang