17

1K 147 12
                                    

Pikiran Freen melayang layang dibawah cucuran air yang membasahi tubuhnya. Ingatannya kembali ke masa dimana dirinya tidak jadi menikah dengan laki laki idamannya.

Saat itu, sehari sebelum akad nikah mereka. Freen tersenyum lebar melihat pantulan dirinya yang mengenakan gaun khas pengantin. Ia memutarkan badan 360° dan melihat ke arah ibunya.

"Cantik kan bu?"

Ibunya mengangguk setuju, Freen sangat cantik dengan gaun tersebut.

"Aku deg degan banget deh bu, besok jam 8 pagi , aku bakal nikah sama laki laki impianku. Laki laki yang bisa menerima segala kurangku. Laki laki yang aku kira akan pantas menjadi suami dan ayah dari anak anakku."

Ibu Freen menghampirinya dan mengusap kepala Freen pelan, ia bersyukur anak semata wayangnya kini siap menikah dan dijaga oleh laki laki yang bertanggung jawab. jika mengingat penyakitnya, ibu Freen terkadang menangis diam diam karena tau mungkin waktunya tidak akan lama. Ia sangat mengkhawatirkan Freen.

"Semoga cuma ajal yang bisa misahin kalian yaa, ibu akan tenang jika kamu sudah menikah dengannya"

Freen memeluk ibunya erat, dia tau arah pembicaraan ibunya kemana. Ia tau penyakit yang ibunya derita bisa saja merenggut nyawanya tiba tiba.

Tapi, saat ini bukan saatnya untuk bersedih, Freen harus menghubungi perias make up dan juga melihat tempat pernikahan mereka. Dirasa semua berjalan sesuai rencana Freen menghembuskan nafasnya pelan. Ia menghubungi calon suaminya yang sedang bekerja bahwa semua persiapan telah selesai.

Sampai tidak terasa, beberapa jam lagi akad pernikahan akan di langsungkan. Freen duduk dengan tegak dan dikelilingi oleh dua orang yang akan membantunya merias diri.

"Lihatlah calon pengantin kita, cantik sekali bukan?"

Freen tertunduk malu, ia tersenyum dan mengatakan bahwa ia tidak terlalu cantik.

"Pasti suaminya ganteng banget ya?"

Semua orang yang berada didalam ruangan tersenyum lebar, hati mereka ikut berbunga bunga mendengar orang orang yang akan melangsungkan pernikahan sambil didalam hati berdoa agar semua berjalan lancar dan sesuai rencana.

Kini sudah hampir selesai make up yang Freen kenakan, ia hanya perlu memakai gaun dan melapisi bibirnya dengan lipstik merah.

Lalu tiba tiba seseorang berlari ke arahnya dengan nafas yang terengah engah.
Freen sempat menyuruhnya untuk bernafas lebih teratur.

"Ada apa?" Tanya Freen setelah laki laki didepannya ini bernafas normal.

"Tu-tuan Gem-"

Freen segera berlari keluar ruangan dengan cepat, kepanikan sudah terjadi digedung pernikahan yang Freen idam idamkan, pandangannya menyisir setiap sudut ruangan berharap apa yang dikatakan laki laki didalam sana tidak benar.

Tapi, nihil. Matanya tidak menangkap calon suaminya itu, Freen segera berlari keluar gedung dan akhirnya baru menyadari bahwa calon suaminya meninggalkannya sendirian.

Air mata dan rasa sakit yang tiba tiba muncul melemahkan lutut Freen untuk menopang tubuhnya sendiri.

Ibu Freen yang melihat anaknya sudah berlutut sambil menangis menghampirinya dan memeluknya erat. Sangat erat. Jika anaknya sakit maka ibunya akan lebih merasakan sakit.

"Ibu- Gemini pergi! Kenapa Gemini ninggalin ak--"

Tokk..tokk...tokk

"Freen. Kamu gak apa apa? Udah setengah jam lebih kamu disana."

CRY FOR ME (FREENBECKY) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang