6

1.2K 160 15
                                    

Semakin malam maka semakin ramai, kata yang pantas menggambarkan festival malam ini. Orang orang nampak bahagia, Salah satunya adalah Freen dan Becky, mereka sama sekali belum berniat untuk pulang padahal tau bahwa besok harus kembali bekerja.

"Mau naik apa lagi?" Tanya Freen dengan semangat yang sepertinya tidak habis habis, sedangkan Becky mengontrol matanya agar tidak tertutup.

Freen menyadari itu kemudian tersenyum kecil.

"Udah cape banget ya? Yaudah yuk pulang"

Becky menggeleng kemudian mengusap wajahnya pelan.

"Gapapa kalo lo belum mau pulang, gue temenin terus"

"Tapi, lo udah ngantuk banget. Pasti lo ga biasa begadang kan? Ini udah hampir tengah malam. Ayo gue anterin lo pulang."

Becky tidak bisa mengelak apa yang di katakan Freen, semua tebakannya benar. Lagipula Becky biasa tidur jam 10 malam atau paling terlambat 11 malam, dan ini sudah tengah malam, sebuah kemajuan yang patut di apresiasi.

Mereka berdua berjalan beriringan meninggalkan keramaian , suara suara yang tadinya bising kini menjadi tenang, hanya terdengar gesekan antar daun yang tertiup angin.

Pandangan Freen beralih menatap Becky yang berjalan sedikit sempoyongan.

'Apa dia segitu ngantuknya?'

Dengan perlahan Freen mempersempit jarak antara mereka, tangannya sedikit demi sedikit mendekat menyentuh jari jemari Becky,

"Ehh?" yang membuat Freen kaget adalah Becky tiba tiba menggenggam tangan Freen erat.

"Boleh yaa, gue takut jatuh. Ngantuk banget" Ujar Becky pelan , lagi lagi seutas senyum Freen berikan, ia tidak menolak malah menggenggamnya lebih erat.

Hingga tidak terasa mereka sudah sampai dirumah keluarga Armstrong, Freen melihat Tuan Armstrong sudah menunggu didepan pintu dengan tangan yang sudah mengilang didepan dadanya.

Entah kenapa Freen sedikit kikuk sekarang, seperti seorang pacar yang akan meminta maaf karena membawa anaknya pergi dan pulang larut malam.

"Se-selamat malam pak, maaf , Freen-"

"Udah malem banget, kamu nginep aja disini yaa? Tidur dikamar Becky." Potong Tuan Armstrong cepat. Freen menyergapkan matanya cepat.

"Tapi.."

Becky malah menariknya ke dalam rumah dan menuntunnya ke kamar.

"Lo tunggu disini" Ucap Becky sambil menguap beberapa kali, ia mengambil baju tidurnya dan memberikannya kepada Freen.

"Kayanya sih ukuran badan kita sama, jadi coba lo pake ini. Ga mungkin lo pake baju itu."

Freen melihat baju bergambar anjing ditangannya, sangat menggemaskan. Sebenarnya ia tidak pernah punya baju tidur bergambar lucu seperti ini. Ia biasa memakai kemeja putih besar dengan celana super pendek. Itu sudah sangat nyaman untuk Freen. Tapi, untuk saat ini, ia ingin mencoba memakai baju yang Becky berikan.

Tanpa ragu Freen membuka kaos pendeknya tepat dihadapan Becky.

Becky yang tadinya sudah tidak tahan ingin tidur tiba tiba membelalakan matanya.

"LO MAU NGAPAIN?!"

Freen menatapnya heran.

"Ya ganti baju, terus mau ngapain? Kan lo ngasih pinjem baju ini buat gue pake."

Becky menepuk jidatnya pelan.

"Ya lo kan bisa ganti di kamar mandi" Tunjuk Becky pada pintu di sudut ruangan.

CRY FOR ME (FREENBECKY) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang