"EHHH? KAMU SUDAH DI ALAMAT YANG AKU KASIH KEMARIN?!"
Becky menjauhkan sedikit ponselnya, setelah di rasa aman, ia mendekatkannya lagi.
"Iyaa, kamu bisa keluar rumah dulu? Aku tidak tahu rumahmu nomor berap-"
Tuuutt tuuutttt
"Ehh? Halo haloo"
Becky melihat layar ponselnya,
"Ko dimatiin? Dia lagi sibukkah? Tapi aku udah terlanjur sampe sini, gimana ya?"
Becky mondar mandir didepan mobilnya sendiri, memutuskan apa yang sebaiknya ia lakukan. Lagi pula di alamat yang Freen berikan tidak tercantum nomor rumanya. Sedangkan didepan Becky ada dari 10 rumah.
"Ga mungkin aku cek satu persatu bukan?" Ucap Becky lemah.
Disisi lain, Freen nampak kaget setengah mati, ia berjalan mondar mandir dengan gelisah. Ia tidak menyangka bahwa Becky akan mengunjunginya hari ini.
"Aduuuh gimana ya? Mana alamat yang aku kasih tuh jauh banget dari sini. Aku baru saja bangun, sempet ga ya?"
"Ah, lebih baik aku mandi terlebih dahulu."
Freen segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah kejadian semalam bersama Taehyung, ia seperti lupa daratan. Sakit hati yang dulu dirasakannya kambuh tadi malam. Membuat logikanya lumpuh seketika.
Akhirnyaa, tanpa bisa di cegah, tanpa bisa diulang kembali, Freen menyerahkan tubuhnya pada Taehyung.
Didalam kamar mandi ada penyesalan dalam diri Freen, ada rasa tidak percaya ia melakukan having sex dengan orang lain. Padahal dulu ia sudah berjanji tidak akan pernah melakukan itu dengan siapa siapa selain dengan kekasihnya.
"Ah! Sial!"
Kini nasi sudah menjadi bubur, Freen tidak bisa mengembalikan waktu. Tapi, ia juga tidak bisa memaafkan dirinya begitu saja. Setelah selesai, tanpa melihat ponselnya kembali, Freen menghampiri satu satunya foto dengan mantan kekasih, ah bukan. Calon suami yang tidak jadi menikahinya.
"Kamu pake pelet apa si? Ko bisa aku sampai segininya sama kamu? Sampe aku rela tubuhku sendiri dijamah atau bahkan aku yang memuaskan mereka karena aku merindukan sentuhanmu? Aku harus apalagi biar lupa sama kamu? Apalagi kemarin kita bertemu dengan tidak sengaja. Kamu tau? Hatiku hancur kembali saat melihat wajahmu. Kenapa, kenapa dunia mempertemukan kita lagi setelah aku yang melarikan diri sejauh ini? Apa benar aku ditakdirkan untukmu? Atau semesta sedang mempermainkanku?"
Pandangan Freen mengabur, air matanya sudah menumpuk dipelupuk matanya. Ia menengadahkan wajahnya agar air mata itu tidak jatuh, sudah cukup ia menangisi seseorang yang bahkan tidak pernah kembali padanya.
"Haaah bodoh, aku kira dengan aku bersama laki laki lain, aku akan merasakan ketenangan saat bersamamu. Aku kira bisa menemukan sosokmu kembali. Tapi, memang tidak ada yang sepertimu."
Tingg... Tong..
Freen berbalik dengan kaget, ia segera menghampiri pintu utama dan melihat siapa yang membunyikan bel pintu.
"Becky? Pansa? Astagaaa..."
Dengan sangat terpaksa ia membukakan pintu apartemennya.
Becky nampak tersenyum lebar karena berhasil menemukan tempat Freen tinggal, matanya menatap liar Freen yang hanya memakai bathrobe.Tapi, segera pandangannya ia alihkan pada wajah cantik milik Freen.
"Ah sorry Freen, gue kasian liat Becky yang kebingungan cari alamat lo. Jadi gue anterin kesi-"
Sebelum Pansa selesai berbicara Freen sudah menatapnya tajam, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan mengalihkan pandangannya.
"Ja-jadi, gue pulang dulu yaa..." Mendapat tatapan tajam dari Freen membuat Pansa tidak nyaman. Ia tidak tahu ada hubungan apa Becky dengan Freen , tapi sepertinya ia sudah terlalu jauh ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRY FOR ME (FREENBECKY) - END
Fanfictionbiar ku tunjukan arti cinta yang sesungguhnya