mulai dekat

30 6 0
                                    


KEMBALI LAGI DENGAN ISTRI SONGKANG YANG CANTIK😘

Happy reading

kehidupan terlalu kejam jika menghadapi semua nya sendiri oleh karna itu kita butuh seseorang yang kita percayai untuk bisa berbagi cerita dengan nya.

~Aleiska sandriana


Langit malam, banyak yang beranggapan bahwa malam sangatlah menyeramkan,dimana semua nya menjadi gelap gulita dan hanya ada pancaran dari lampu rumah dan sebagainya. Tapi kata menyeramkan itu tidak berlaku untuk ana,bagi nya suasana malam sangatlah menenangkan dimana hanya ada suara jangkrik untuk mengusir kesunyian. Tak lupa dengan bulan dan juga bintang yang senantiasa hadir untuk menemani di sepanjang malam nya.

Ana sendiri begitu sangat menyukai bintang dan juga langit malam, entahlah bagi nya mereka bisa memberikan ketenangan tanpa harus berkata, dan ana ingin juga menjadi seperti itu. Menjadi seseorang yang bisa memberikan ketenangan bagi orang lain, menjadi seseorang yang bisa di andalkan oleh orang lain,ana ingin slalu berguna bagi orang lain walaupun apa yang ia lakukan tidak begitu istimewa.

"Gw slalu mau jadi orang yang berguna bagi orang lain, walaupun apa yang gw lakuin mungkin tidak begitu berarti tapi setidaknya apa yang gw lakuin bisa meringankan beban pikiran mereka" ucap ana lirih, kehidupan terlalu kejam jika menghadapi semua nya sendiri oleh karna itu kita butuh seseorang yang kita percayai untuk bisa berbagi cerita dengan nya.

Ana menatap langit malam yang semakin gelap,angin berhembus begitu kencang begitu menusuk kulit ana. Karna takut,ana segera turun dari atas pohon tempat ia duduk dan segera berjalan menuju rumah. Suasana sunyi menemani perjalanan ana,sudah tidak ada lagi suara jangkrik yang saling bersautan.

Ana menajamkan mata nya, berusaha melihat sesuatu dari arah atap rumah Rino, sepupu nya sendiri.

"Maling ngak sih? Kok item banget? Kebanyakan makan arang pasti" pikir ana berusaha mencerna kejadian yang ada di depan mata nya sekali gus merosting, seketika mata nya terbelalak kaget "anjing beneran maling" maki nya seketika.

Ana berjalan semakin dekat ke arah rumah Rino, tak ada rasa takut sama sekali dari lubuk hati nya. Pokoknya ana harus menjadi seseorang yang pemberani asal bukan hantu, pikir nya.

"Pak,maling ya? Jangan maling di situ Rino miskin soalnya,ngak punya uang. Kalau mau maling di sebelah aja, rentenir di jamin banyak uang nya" ucap ana tak tahu malu tapi sama sekali tak di hiraukan oleh seseorang yang di ajak bicara.

"Em mau tanya pak,itu kulit nya item banget,ngak pernah pakai Sunscreen ya?" Tanya ana random.

Seketika bulu kuduk ana merinding, perasaan ana semakin tak karuan sekarang. Tak di sangka-sangka seseorang yang di sangka maling oleh ana perlahan-lahan memutarkan badan nya pelan,sorot mata nya merah dan menatap tajam ke arah ana.

"Mati gw,fiks ini mah bukan orang" batin ana, seketika nyali nya yang membara berubah menciut seketika. Siapapun tolong ana! Sudah ana bilang asal bukan hantu,tapi kenapa yang datang malah hantu beneran?.

"A-aing maung rawr" ucap ana terbata-bata,badan nya sudah gemetar ketakutan "huwa kabur ada hantu jelek" dengan cepat ana berlari menjauhi rumah Rino,namun sial nya hantu tersebut malah mengejar ana.

"Aduh kenapa ngejar sih, hantu nya ngak terima gw katain item nih pasti. Tapi kan emang fakta!" Batin ana terus berlari menjauh.

"Huwa hantu jelek stop ngejar ana,ana bukan artis!" Dalam kondisi seperti ini ana masih saja mengatai hantu tersebut.

Sudah di rasa cukup jauh ana membalikkan badan nya berharap sudah tidak di kejar dan dugaan nya benar "akhirnya, gw baru tau hantu juga punya perasaan, sampai ngejar gitu" ucap ana dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

~

"HAHAHA" Tawa dari ke empat orang di hadapan ana dengan sangat keras.

"Maka nya na, hobby ngerosting Lo di kurangin. Gw kira manusia doang yang kena eh hantu pun juga ikut kena" ucap Lisa berusaha meredakan tawa nya.

Ana menatap Lisa tak terima "enak aja! Lo juga sama aja kaya gw ya"

"Kalian sama aja,ngak usah saling ngejek" ucap Lia yang sudah berhenti tertawa.

"Lagian aneh-aneh aja kamu dek"

"Mana aku tau,kalau aku tau itu hantu ngak bakal aku samperin Abang" kesal ana.

Gabriel menatap ana dan Kevin secara bergantian "kalian adek,Abang ya?" Tanya nya spontan.

"Anggap aja begitu" jawab Kevin singkat yang di balas anggukan oleh Gabriel. Setelah nya tak ada lagi pembicaraan semua nya sibuk memakan makanan masing-masing. Begitu pun dengan ana, ia makan sambil menonton kartun kesukaan nya chibi Maruko Chan dan ketika bosan ia ganti dengan kartu hello jadoo. Pemandangan biasa yang slalu di lihat oleh teman-temannya.

"Lo suka kartun anak-anak ya?" Tanya Gabriel membuat ana menatap ke arah nya.

"Suka!" Ucap ana semangat.

Gabriel menatap ana tersembari tersenyum " bocil" ana menatap Gabriel melotot "enak aja! Gw bukan bocil,udah umur 17 tahun" ucap ana membela diri.

"Nyenyenye bocil,bocil pendek" ejek Gabriel lagi.

"Abang,lihat Alen" adu ana berusaha mendapatkan pembelaan.

Kevin menatap ana dengan tatapan mengejek "terima nasib aja dek,kamu emang masih bocil. Tinggi aja cuman 153" ucap Kevin ikut mengejek ana, seperti nya dia punya partner baru dalam hal mengejek ana.

Ana berbalik menatap Lia, semoga saja Lia mau membela nya. Lia yang merasa ada yang menatap nya pun menoleh "apa? Emang bener kok, bocil" ana menunduk lesu. Sudah tidak ada harapan,Lisa? Jangan di tanya setiap menit kerjaan nya hanya mengejek ana.



Thank you yang udah baca
Istri songkang mau lanjut tidur dulu🥰💗

Alenna EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang