Happy reading
Malam yang di nanti-nanti pun tiba,ana beserta kedua sahabat nya berjalan menyusuri pasar malam yang ramai akan pengunjung. Banyak jajanan yang berjejer membuat mereka bingung harus memulai darimana.
"Gw bingung mau beli apa" ucap ana menatap ke arah para pedagang satu persatu.
"Gw laper,makan bakso dulu yuk" ajak Lisa memegang perut nya yang sudah minta di isi.
"Gw ikut aja sih" ucap Lia menyetujui ucapan Lisa.
"Gw ngak laper,kalian duluan aja. Gw mau keliling cari es krim"
Lia menatap ana dengan gemas, sehari tidak makan es krim memang sulit untuk di lakukan oleh ana "yaudah hati-hati,jangan sampai ilang" ucap Lia memperingati.
"Iyaa Lia sayang"
Setelah kepergian kedua teman nya,ana berjalan mencari es krim yang ia inginkan. Suasana malam ini tidak begitu dingin,angin berhembus pelan seakan membelai lembut wajah ana. Setelah cukup lama mencari,ana akhirnya menemukan penjual es krim. Tak ingin membuang waktu ana segera memesan "mas,saya pesan es krim rasa vanilla. Toping nya pakai boba ya" Setelah selesai memesan ana sibuk dengan ponsel nya, membuka aplikasi orange untuk membaca lanjutan cerita yang ia baca siang tadi.
"Mas,saya pesan es krim coklat ya" ucap seseorang di samping ana. Ana yang merasa tak asing dengan suara itu mengangkat kepala nya berniat untuk melihat, "Loh,Alen" kaget ana.
"Eh, ana. Lo juga dateng ke sini?" Tanya Gabriel sekedar basa-basi.
"Iyaa,Lo dateng sama siapa?"
"Sendiri aja, bosen gw di rumah. Lo mau naik bianglala bareng gw?" Tawar Gabriel seketika.
Ana yang mendengar ajakkan Gabriel menganggukkan kepalanya dengan semangat "mauu" ucap nya.
Tawa Gabriel terdengar indah masuk ke indra pendengaran ana,entah apa yang lucu sampai membuat laki-laki tampan itu tertawa "Lo lucu banget, ngak takut kepala Lo copot saking semangatnya anggukin kepala?"
Ana bergidik ngeri "serem Alen" ucap ana membayangkan kepala nya jatuh menggelinding. Padahal itu tidak akan terjadi tapi tetap saja ana takut.
Tangan Gabriel terangkat mengusap surai ana lembut "Jangan gitu lagi,okay?" Ucap nya lembut dengan mata yang terus menatap ana. Tanpa sadar ana larut dalam tatapan itu, tatapan yang begitu menenangkan membuat siapa saja enggan untuk memalingkan wajah.
"Mata yang indah" batin ana.
"Mas,mbak maaf ganggu. Ini es krim nya udah jadi" ucap penjual membuat tatapan mereka terputus. Ana yang malu pun mengalihkan pandangan nya ke arah lain,pipi nya pun kini terasa panas.
"Eh, makasih mas" ucap ana kikuk.
"Pipi Lo merah,Lo sakit? Tanya Gabriel setelah mengambil es krim nya. Sebenarnya ia tau kenapa pipi ana memerah tapi menjahili gadis itu sangat seru, ekspresi nya slalu sukses membuat Gabriel tertawa.
Ana menatap Gabriel melotot "e-enggak, perasaan Lo aja paling. Ayok pergi ,Tadi kata nya mau naik bianglala" ucap ana sedikit meninggikan suara nya.
"Haha iya iya. Ngegas amat neng, om culik nanti loh" Goda Gabriel mengedipkan sebelah matanya.
"Pff hahaha gaya bicara Lo kaya om om botak yang suka godain cewek tau ngak"
"Tapi gantengan gw kan?" Ucap Gabriel menaik turun kan kedua alis nya.
"Iya iya gantengan Lo"
"Iyalah gw gitu loh" ucap Gabriel menyombongkan diri yang di balas kekehan geli oleh ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alenna End
Teen FictionAleiska sandriana perempuan cantik bertubuh pendek dengan segala tingkah random nya yang di luar nalar. Senyum manis slalu terpancar di wajah nya bak seseorang yang tak pernah memiliki masalah,tapi siapa sangka di balik senyum dan tawa itu tersimpan...