rapuh

8 2 0
                                    

"Dia berkata tak ada yang mencintai nya,di hadapan orang yang mencintai nya begitu tulus"

~Aleiska sandriana


Happy reading


Angin berhembus kencang,suasana begitu sepi. Tak ada suara yang terdengar bahkan jangkrik pun enggan untuk bersuara pada malam hari ini. Tak ada bintang maupun bulan yang menerangi seakan-akan ikut merasakan duka dari seseorang.

"Are you okay?" Tanya ana yang sedari tadi terdiam. Suasana nya begitu tak nyaman,ana terus menatap keseliling untuk menghalau rasa canggung.

"Na, capek" ucap seseorang lirih, di tatap nya ana dengan mata yang sudah berembun,napas nya memburuh menahan sesak di dada.

"Mau peluk?" Tawar ana menatap hangat laki-laki yang telah masuk ke dalam hati nya,tak lama sebuah pelukan hangat di rasakan,ana mengelus punggung Gabriel secara perlahan. Entah seberapa banyak beban yang di angkut nya,ana pun tak tau pasti tapi melihat raut wajah Gabriel yang begitu lelah membuat nya yakin bahwa yang di alami pasti bukanlah masalah sepele.

"Kangen mama" ucap Gabriel lirih hidup tanpa seorang ibu begitu menyakitkan bagi Gabriel terlebih lagi hubungan nya dengan papah tak begitu baik bahkan bisa di bilang buruk "gw capek,papah slalu nuntut gw buat lakuin semua yang dia suruh tanpa mau dengerin kemauan gw" ana terus mengelus punggung Gabriel membiarkan laki-laki itu mengeluarkan semua beban yang membuat nya sakit.

"Na,gw jahat ya? Tadi gw di tampar jadi gw balas tampar balik" Gabriel mendongakkan kepalanya ke atas untuk menatap ana.

"Enggak kok,kalian sama-sama emosi jadi itu hal wajar. Tapi alangkah lebih baik nya lo minta maaf, okay?"

"Tapi gw takut di marahin lagi,gw udah pernah minta maaf tapi bukan nya maafin dia malah maki-maki gw"

Ana menganggukkan kepalanya paham "kalau gitu jangan,dari pada lo di marahin kan?" Ana begitu menyayangi Gabriel,bahkan mungkin ana lebih menyayangi Gabriel ketimbang diri nya sendiri? Melihat Gabriel terluka membuat nya merasakan sakit yang amat sangat.

"Atau gw ikut mama aja ya na"

Ana menggelengkan kepalanya,itu tak boleh terjadi. Ana tak tau akan sehancur apa diri nya kelak bila itu terjadi "jangan,ngak boleh bilang gitu! Mama pasti bakal kecewa sama lo,Alen anak baik buat mama bangga aja ya? Masih banyak kok yang sayang sama lo" ucap ana lembut, berharap Gabriel bisa memahami ucapan nya.

"Tapi Aurora udah pergi na,tempat cerita gw udah pergi. Gw udah dua tahun sama dia tapi ending nya harus pisah, pisah secara baik-baik karna tau ngak mungkin bersama itu ngak enak na" Gabriel menangis, air mata nya keluar membasahi pipi nya. Sakit di hati nya begitu terasa,hidup nya slalu tak beruntung "kenapa gw ngak beruntung kaya orang-orang" Gabriel melepaskan pelukan nya,mengacak rambut nya frustasi.

Ana hanya bisa terdiam,sakit. Sesak di dada nya semakin menjadi, perkataan Gabriel mampu membuat ana lagi-lagi merasa tertampar untuk kesekian kali nya. Ini semua salah nya,salah karna mendekati seseorang yang masih terjebak masa lalu. Tapi bukankah itu hal wajar? Mereka baru saja putus,untuk melupakan seseorang memang membutuhkan waktu yang lama bukan? Terlebih lagi mereka menjalani nya sudah dua tahun.

"Semua manusia pasti ada masa nya Alen" ucap ana menahan sakit di hati nya.

"Tapi kenapa harus sekarang? Gw ngak berhak dapat cinta dari siapapun ya na? Haha ngak seberuntung itu gw ternyata" Gabriel menertawakan nasib nya,kapan takdir akan berpihak kepada nya?

"Stt tenang ya? Setiap orang pasti punya kekurangan,ada yang beruntung tentang keluarga,ada yang beruntung tentang percintaan maupun teman dan ada pula yang beruntung tentang ekonomi. Ngak ada yang sempurna di dunia ini,tujuan nya untuk apa? Untuk membuat kita menjadi seseorang yang kuat" ana menjelaskan penuh hati-hati takut Gabriel akan merasa tersinggung,karna ketika seseorang merasakan sakit nasehat sebaik apapun akan terasa sangat menyakitkan.

"Tapi gw ngak butuh uang, sederhana tapi bahagia itu lebih baik dari pada mewah tapi tertekan"

Ana tersenyum maklum, seseorang yang tak mengerti perasaan orang lain pasti akan beranggapan bahwa ucapan Gabriel salah besar, siapa yang tak mau hidup dalam kemewahan? Hanya orang gila yang ingin hidup miskin.

"Sini peluk,cupcupcup sakit banget ya? Kalau gw bilang sabar,lo udah cukup sabar selama ini. Jadi gw harap lo jangan nyerah ya? Perjalanan yang lo laluin udah panjang. Ingat lo mau lahir ke dunia ini pasti ada hal menarik di dalam nya,jadi jangan nyerah dulu" 

Gabriel menatap ke arah ana,sebuah senyuman terukir di wajah tampan nya "Makasih" Bercerita dengan ana mampu membuat Gabriel merasa tenang,ana slalu menimpali cerita nya dengan baik,membuat Gabriel terkadang merasa tak enak hati "kalau ada apa-apa cerita ke gw juga,ngak adil kalo gw cerita terus tapi lo nya enggak"

"Iya alen,kalau ada apa-apa gw cerita kok" ucap ana tersenyum manis.

Mereka banyak menghabiskan waktu hari ini,siang ketika ana berada di atas pohon dan malam ini juga,ana ingin slalu seperti ini. Untuk mendapatkan Gabriel seperti nya ana harus berjuang keras, mungkin orang lain akan berhenti ketika tau laki-laki yang di sukai nya masih terjebak masa lalu,tapi ana? Salahkan prinsip nya yang harus mendapatkan apapun yang dia mau,cepat atau lambat.

"Bocil ternyata bisa ngasih nasehat juga ya" ejek Gabriel tiba-tiba.

Ana memukul lengan Gabriel pelan "mulai deh,gw pacarin juga lama-lama" ucap ana dengan nada bercanda.

"Jangan na,kita beda"

"Yah di tolak" ucap ana memelas,Gabriel terkekeh geli melihat raut wajah ana yang berubah menjadi memelas,dia mengulurkan tangan nya berniat untuk mengelus surai ana.

"Kita pulang aja yuk sayang,kaki lo masih sakit juga kan?" Ajak Gabriel dengan tatapan menggoda.

"Okay sayang" balas ana centil,siapa suruh memulai memanggil nya sayang.

Gabriel menahan tawa nya,tak berekspek bahwa ana akan membalas panggilan sayang nya. Mereka beranjak dari tempat mereka duduk,berjalan menuju pintu untuk pergi meninggalkan atap bangunan. Aneh memang,ketika orang lain akan duduk di tempat yang indah seperti taman atau bahkan pantai,mereka malah sebaliknya.

 Aneh memang,ketika orang lain akan duduk di tempat yang indah seperti taman atau bahkan pantai,mereka malah sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi gambar)


THANK YOU YANG UDAH BACA
LOPYU SEKEBON DARI ISTRI SONGKANG 😘💗

Alenna EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang