fakta menyakitkan

14 4 0
                                    

"Bukan Lo yang salah,tapi dia yang datang ngasih harapan tanpa memikirkan perasaan orang lain seolah perasaan seseorang tak begitu berarti"

~Liana Anggraini

Happy reading


Jam pelajaran matematika sedang berlangsung,ana menatap papan dengan tatapan tak minat. Dalam pembelajaran matematika ana begitu payah,melihat angka saja sudah membuat kepala ana pusing,apa lagi jika harus mengerjakan tugas. Dan untuk kesekian kali nya ana menguap merasakan ngantuk yang semakin menyerang,

Ana menatap ke arah jam, istirahat tinggal lima menit lagi "Bu,saya izin ke toilet" ucap ana meminta izin.
"Silahkan ana" ucap Bu Nella.
Ana berjalan keluar kelas,rasa ngantuk nya mulai berkurang karna menghirup udara segar. Ana mengurungkan niat nya untuk pergi ke toilet dan memilih berjalan ke arah lapangan basket. Terdapat banyak siswa yang sedang bermain di sana.

Mata ana tak sengaja melihat Gabriel yang tengah memasukkan bola ke arah ring,keringat nya bercucuran dengan nafas terengah-engah. Ana berinisiatif untuk membelikan Gabriel minum, "buk saya beli minum satu ya" ucap ana mengambil air mineral yang tidak dingin.
Setelah membayar ana berjalan kembali ke lapangan,di lihat nya Gabriel sedang terduduk di tengah lapangan untuk beristirahat sejenak.
Ana tersenyum menghampiri Gabriel,tangan nya menyodorkan air ke arah Gabriel. Tapi tak di sangka ada tangan lain yang menyodorkan air,ana menatap ke arah samping di lihat nya perempuan yang di bonceng Gabriel kemarin.

"Ello nih minuman nya" ucap nya tersenyum manis.

"Makasih Ra" ana hanya terdiam kikuk,tangan nya yang menyodorkan air di tarik nya kembali,ada rasa kecewa hinggap ke dalam hati nya. Dan siapa perempuan di samping nya ini?

Gabriel menoleh ke ana "maaf ya na,Lo kasih ke yang lain aja" tolak Gabriel halus.

"Gapapa kok" balas ana tersenyum kikuk. Rasa nya ana ingin menghilang sekarang,tidak ada di benak ana akan terjadi seperti ini.

"Oh iya na,kenalin Aurora pacar gw" ucap Gabriel, memperkenalkan perempuan yang berada di samping nya.

Ana diam mematung, ucapan Gabriel bak petir di siang bolong untuk ana. Detak jantung nya semakin menggila di ikuti rasa sakit di ulu hati nya yang semakin menjadi-jadi.

Ana sebisa mungkin bersikap biasa saja "hai Ra,gw ana teman Alen" ucap ana  memperkenalkan diri nya.

Aurora tersenyum ke arah ana,"hai kak,aku rora pacar Ello" balas Aurora.

"Pacar Ello" yang di ucapkan rora berhasil menampar ana untuk sadar akan posisi nya.

"Rora masih kelas 10, seminggu dia ngak masuk sekolah karna sakit" jelas Gabriel tanpa di minta.

Ana hanya mengangguk sebagai jawaban "Eum gw balik ke kelas dulu ya. Bye Alen,rora" pamit ana langsung berlari meninggalkan lapangan.

Tapi bukan nya kembali ke kelas,ana malah berlari ke belakang sekolah yang sepi. Ia melepas sepatu nya dan memanjat pohon jambu yang berbuah banyak. Hati nya begitu sakit sekarang,ana kira ia akan begitu dekat dengan Gabriel dan berakhir berpacaran. Tapi fakta menampar ana kencang, seolah menyuruh ana untuk segera bangun dari mimpi nya yang tak akan mungkin menjadi kenyataan.

Alenna EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang