Happy reading
Ana berjalan tak tentu arah,Lina tak ingin melihat wajah nya membuat ana terpaksa harus keluar rumah. Padahal Tubuh nya terasa sakit karna ulah Lina,berjalan saja rasa nya ana tak sanggup. Awan mendung menemani ana yang terluka,angin berhembus kencang membelai tubuh rapuh ana. Tak lama tubuh nya di peluk benda cair yang terus menerus jatuh menimpa nya.
Hujan datang, seakan-akan tau dengan segala kesedihan yang ana rasakan, menemani ana dalam sebuah luka yang tak berujung. Suara tangis nya tertutupi dengan suara hujan,air mata nya terus bercampur dengan air yang memberikan ketenangan bagi setiap penyuka nya.
"Capek, sampai kapan gw kaya gini terus?" Ana terus berjalan di tengah jalanan yang begitu sepi,memeluk erat tubuh dengan kedua tangan nya.
Bruk
Ana terjatuh karna tak sengaja tersandung batu,kaki nya mengeluarkan darah segar yang terus keluar membasahi kaki ana.
"Sst sakit banget" rintih ana,dia sudah tak sanggup berjalan. Jika boleh ana meminta sesuatu dia ingin sekali pingsan saat ini,rasa sakit di fisik dan juga hati nya benar-benar membuat ana tak nyaman.
"Dek" panggil Kevin menatap ana yang terlihat sangat kacau,hati nya terasa di hujan ribuan jarum melihat kondisi ana yang jauh dari kata baik.
Ana menoleh "Abang,aku capek" ucap ana lirih. Kevin berjalan mendekati ana yang terduduk,mata nya menatap setiap luka yang ada di tubuh gadis malang itu,"sini,Abang peluk. Capek banget ya? Dunia jahat banget ya dek sampai buat kamu jadi se berantakan ini" ucap Kevin lirih,di dekap nya ana erat, menyalurkan ketenangan di bawah hujan yang terus menghujam deras.
"Mau nyerah aja,aku ngak mau di sini Abang. Mereka jahat,sakit. Badan aku sakit,hati aku juga. Kenapa mereka slalu nyakitin aku? Mereka ngak sayang ya sama aku?"
Kevin menggelengkan kepala nya, sesak tiba-tiba datang menghampiri nya, melihat ana membuat nya tak bisa membendung air mata. Gadis itu kacau,dengan segala sakit yang di miliki nya.
"Mereka sayang kok dek,jangan ngomong kaya gitu"
Ana menggelengkan kepala nya "mereka ngak sayang,kalau sayang ngak mungkin nyakitin aku! Aku pengen kaya anak-anak lain Abang,yang hidup bahagia dengan keluarga nya" ana menangis tersedu-sedu,hidup nya slalu saja tak adil. Kapan keadilan akan datang ke kehidupan ana? Tidak bisakah tuhan memberikan kebahagiaan kepada ana?,"kenapa tuhan slalu menghadirkan rasa sedih buat aku? Tuhan juga ngak sayang sama aku ya?" Ucap ana lirih, harapan nya tentang kebahagiaan berangsur-angsur menghilang.
Kevin menatap ana marah "ANA! Tuhan slalu memberikan kebahagiaan untuk setiap orang! Kalau hidup kamu belum bahagia, berarti belum saat nya. Tuhan sayang sama kamu,oleh karna itu kamu di uji"
"TAPI SAMPAI KAPAN,AKU CAPEK. AKU CUMAN PENGEN BAHAGIA,AKU CUMAN PENGEN HIDUP AKU TENANG TANPA ADA PUKULAN DAN MAKIAN APA SESUSAH ITU" Bentak ana,emosi nya meluap-luap karna rasa sakit yang terus datang menghampiri ana. Ana muak slalu merasakan hal yang sama,ana slalu percaya tuhan itu baik tapi kenapa tuhan slalu memberikan kesedihan kepada nya.
PLAK
Kevin menampar pipi ana,membuat bekas tangan nya terpampang jelas di pipi ana "m-maaf Abang ngak sengaja" demi apapun Kevin tak sengaja menampar ana, omongan gadis itu sudah kelewatan batas membuat nya tak bisa menahan emosi.
Ana memegang pipi nya yang baru saja di tampar oleh Kevin, tatapan nya menatap Kevin tak percaya "a-abang tampar aku".
Kevin menatap tangan yang di gunakan memukul ana, "Abang ngak sengaja dek,maaf" ucap Kevin berusaha meraih tangan ana.
Ana menghindari sentuhan Kevin,diri nya begitu syok dengan yang baru saja terjadi "j-jangan mendekat" ucap ana berusaha menjauhi Kevin.
"Dek maafin Abang" ucap Kevin berusaha meraih tangan ana,dia merutuki kebodohan nya yang terlalu terbawa emosi.
"Gamau,jahat"
Karna mendapatkan penolakan dari ana,mau tak mau Kevin harus menuruti perkataan gadis itu "dek dunia emang ngak adil bagi sebagian orang dan itu termaksud kamu. Tapi untuk menyalahkan Tuhan,itu ngak baik. Karna tuhan slalu menyiapkan yang terbaik untuk semua orang" Kevin menatap ana yang terdiam,ia tau gadis itu pasti sedang mencerna setiap perkataan nya,"bukan nya kamu ya yang bilang,kalau sekarang belum bahagia berarti nanti" lanjut Kevin.
"Dan ketika kamu memilih lahir ke dunia berarti ada hal menarik di dalam nya" ucap ana melanjutkan perkataan Kevin, kata-kata itu slalu menjadi pegangan untuk ana ketika merasa semua nya tak adil terhadap nya.
"Peluk" ucap ana,dia menyadari kesalahannya. Tak seharusnya ana berkata yang tidak baik tentang tuhan yang slalu baik kepada nya.
Dekapan Kevin slalu menjadi tempat pulang ana,tolong jangan ambil dia dari ana. Ana slalu membutuhkan Kevin di setiap langkah nya yang rapuh,dia bak pegangan yang slalu membantu ana untuk berjalan.
"Abang slalu sayang sama kamu,dan akan terus begitu. Jangan nyerah ya? Abang yakin kamu kuat"
"Jangan terlalu yakin,karna aku ngak tau akan seperti apa nanti nya" Kevin mengangguk mengerti,gadis di dekapan nya ini sudah terlalu lemah untuk berjalan maju,Kevin berharap dia tak akan menyerah. Walaupun ia tau menjadi ana tak semudah itu.
Ana hanyut dalam dekapan Kevin,tangis nya semakin menjadi-jadi karna sesak yang terus menggerogoti,ana melampiaskan semua nya kepada air mata yang terus keluar dan bercampur dengan air hujan. Tanpa ana sadari,Kevin juga ikut menangis,menangisi segala sakit yang terus datang menghampiri ana.
"Kalau ada Lisa sama Lia pasti mereka sedih juga" ucap ana lirih, membayangkan ekspresi wajah sedih kedua nya membuat perut aja terasa menggelitik.
"Masih banyak yang sayang sama kamu,kalau kamu berpikiran untuk menyerah,coba ingat Abang sama mereka, okay?" Ucap Kevin tersenyum tipis.
Ana membalas senyuman Kevin,dia memang begitu menyayangi mereka,tapi untuk segala rasa sakit ini,ana pun tak tau pasti akan bisa bertahan atau tidak. Karna manusia slalu mempunyai rasa lelah,apa lagi harus di hadapi dengan kondisi yang sama. Mungkin sekarang ana masih sanggup,tapi kedepannya? Bukan ana memikirkan hal buruk untuk sesuatu yang belum tentu terjadi,tapi karna slalu seperti itu membuat ana tak bisa menaruh harapan lebih.
Thank you udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alenna End
Teen FictionAleiska sandriana perempuan cantik bertubuh pendek dengan segala tingkah random nya yang di luar nalar. Senyum manis slalu terpancar di wajah nya bak seseorang yang tak pernah memiliki masalah,tapi siapa sangka di balik senyum dan tawa itu tersimpan...