Kevin derlenggara

11 1 0
                                    

Happy reading


Kevin menatap jendela dengan tatapan kosong,malam hari ini turun hujan memberikan hawa dingin kepada setiap orang. Ia merasa bersalah dengan ana,tidak seharusnya dia meninggalkan gadis itu,ingatan tentang janji masuk dalam pikiran Kevin. Kevin mengacak rambut nya frustasi,sudah banyak putung rokok yang berserakan akibat ulah nya.

"Gw harus apa? Di satu sisi gw sayang ana kaya adek gw sendiri tapi di satu sisi Lidia ngak suka gw deket sama ana" keputusan ini benar-benar sulit Kevin putuskan, pasti ana sedang sedih sekarang. Tapi dia harus apa? Semua nya yang terjadi di luar kendali nya.

Kevin menghela nafas gusar, pikiran nya kacau balau "dek maafin Abang" ucap nya lirih.

Mentari telah menyapa, kicauan burung datang menghidupkan suasana pagi, Kevin berjalan keluar rumah untuk berangkat ke sekolah. Ia melaju kan motor nya dengan kecepatan tinggi,pikiran nya masih tak tenang,sial dia harus apa sekarang rasa bersalah terus menghantui hati nya.

"Kevin" panggil seseorang dari belakang. Kevin menoleh ke belakang di lihat nya Gabriel yang berjalan ke arah nya. Setelah ana memperkenalkan mereka,kedua nya mulai cukup akrab sekarang,bahkan ana sendiri belum mengetahui itu.

"Datar banget,Lo punya masalah?" Tanya Gabriel.

"Gw bingung" Gabriel menatap Kevin penasaran. Semenjak kenal dengan nya ia baru melihat Kevin seperti ini.

"Mending duduk dulu,biar enak gw denger nya" tawar Gabriel,mereka pun duduk di depan lapangan basket menatap siswa yang bermain sebelum bel masuk.

"Jadi keputusan Lo jauhin ana gitu?"

Kevin menganggukkan kepalanya "sebenarnya gw ngak mau,tapi gw juga ngak bisa lepasin Lidia. Gw udah ngejar dia dan akhirnya bisa pacaran" jelas Kevin.

"Pilihan yang susah sih,tapi awal nya gw kira Lo sama ana pacaran".

Kevin terkekeh pelan,"gw udah anggap ana adek gw sendiri, begitu pun dengan ana. Tapi entah kenapa banyak orang yang salah paham"

"Mungkin karna perlakuan Lo yang kaya orang pacaran?"

"Mereka aja yang berlebihan" Kevin menatap Gabriel sekilas, "gw denger Lo punya pacar" ucap Kevin, walaupun sudah tau dari ana,dia ingin mendengar langsung dari laki-laki di samping nya ini.

"Iya,nama nya Aurora" Kevin menganggukkan kepalanya mengerti,ana memang harus menjauhi gabriel terlebih lagi dia sudah punya pacar.

"Udah berapa lama?"

"Dua tahun" jawab Gabriel,dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Mereka telah melewati masa-masa yang tak begitu mudah, terlebih lagi dia dan Aurora juga tak seiman.

"Tapi gw sama dia beda agama,tembok kita terlalu tinggi" ucap Gabriel, entah akan berakhir seperti apa kisah mereka nanti nya. Tapi suka tidak suka harus tetap ia terima kan?

"Lo bisa sayang sama dia,tapi jangan ambil dia dari tuhan nya" ucap Kevin di tepuk nya pundak Gabriel pelan untuk menguatkan nya.

Kevin bangkit dari duduk nya, sebentar lagi bel akan segera berbunyi "gw duluan" pamit nya meninggalkan Gabriel yang masih duduk memikirkan ucapan Kevin,semua yang dia ucapkan benar dan mampu membuat Gabriel merasa tertampar.

Sial,kenapa harus gini sih Batin Gabriel.

~

"Lidia,aku mau ngomong" ucap kevin menatap gadis yang sudah masuk ke dalam hati nya. Mereka sudah berpacaran seminggu lebih,tak ada kelakuan gadis itu yang membuat nya sakit hati,namun permintaan nya kemarin benar-benar membuat nya dilema dan berakhir memutuskan hubungan nya dengan ana.

" Kamu mau ngomong apa?" Tanya Lidia,raut wajah Kevin begitu serius membuat Lidia merasa penasaran.

"Ana cuman aku anggap adek,ngak lebih" lidia memutar bola matanya, lagi-lagi tentang ana. Tak bisakah laki-laki yang menjabat sebagai pacar nya ini berhenti membicarakan ana?

"Kamu ngak mau jauhin dia?" Tanya Lidia sewot,dia tak suka jika Kevin membahas masalah yang sudah jelas dia tak suka. Apa penjelasan nya kemarin tak bisa ia mengerti?

"Bukan gitu,aku udah bilang ke ana buat jauhin aku cuman" Kevin mengantungkan ucapan nya.

"Cuman apa? Kamu ngak sayang aku ya?" Lidia sudah tak bisa menyembunyikan emosi nya,apa dia tak memikirkan perasaan Lidia?

"Kamu cuman mikirin perasaan ana,sehari pikirin aku bisa ngak?Aku pacar kamu,bukan ana! Kalian ngak ada hubungan apa apa Kevin!" Kesal Lidia.

Kevin mengacak rambut nya frustasi "tapi aku udah janji buat ngak tinggalin dia Lidia,dia iyain permintaan aku kemarin padahal bisa aja dia ungkit masalah janji itu" jelas Kevin. Dia tak tau tindakan nya benar atau salah sekarang.

"Persetan dengan janji,inti nya aku ngak mau kamu deket sama ana!"

"Kalau gitu,kita putus aja" ucap Kevin mengangetkan Lidia. Putus? Kevin sialan.

"Kamu mau kita putus?" Tanya Lidia memastikan.

"Iya,maaf" ucap Kevin lirih,dia tau ucapan nya akan menyakiti hati Lidia,tapi dia benar-benar tak bisa menjauhi ana.

" Cuman karna ana kamu putusin aku? Gila kamu ya!" Lidia tak terima di putuskan begitu saja,dia begitu menyayangi Kevin,dan dia hanya menyuruh Kevin untuk menjauhi ana. Apakah sesusah itu? Perempuan mana yang rela pacar nya dekat dengan perempuan lain?.

"Maaf" hanya itu yang bisa Kevin ucapkan, katakanlah Kevin bajingan tak masalah tapi untuk masalah ini Kevin tak tau harus apa. Kevin begitu menyayangi ana seperti adik kandung nya sendiri bahkan melihat ana terluka karna kedua orang tua nya membuat hati Kevin merasa teriris.

"Brengsek,aku nyesel suka sama kamu" setelah mengucapkan itu Lidia pergi meninggalkan Kevin yang diam mematung,dia memang pantas mendapatkan perkataan itu.

"Ana awas aja Lo" ucap Lidia penuh dendam.


Thank you sudah membaca,maaf banyak kekurangan.

Alenna EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang