pembalasan

12 3 0
                                    


"Aku slalu di salahkan atas sesuatu yang tak pernah ku lakukan oleh karna itu membela diri tindakan yang sia-sia"

~Aleiska sandriana

Happy reading


Lidia berjalan dengan emosi yang menggebu-gebu,tujuan nya adalah memberi pelajaran kepada ana. Kevin memutuskan nya karna perempuan itu dan Lidia tak terima. Apa spesial nya ana? Sampai Kevin berbuat sejauh itu.

"ANA" Teriak Lidia ketika melihat ana yang tengah berbincang dengan kedua teman nya.

Ana menatap heran,kenapa kakak kelas nya ini mendatangi nya dengan raut wajah yang tak mengenakan? Apakah ia melakukan kesalahan?

PLAK

Lidia menampar ana dengan keras,semua orang terkejut menatap kejadian yang baru saja terjadi. Terlebih lagi ana yang baru saja di tampar,ia memegang pipi nya yang terasa perih. Di tatapnya Lidia dengan raut wajah yang terkejut.

"BANGSAT MAKSUD LO APA NAMPAR ANA TIBA-TIBA" Bentak Lisa tak terima. Dia berjalan mendekati Lidia, menyembunyikan ana di belakang punggung nya.

"Minggir,gw ngak ada urusan sama Lo" ucap Lidia menatap nyalang ana.

"Lo punya urusan sama gw,karna Lo baru aja nampar temen gw" ucap Lisa sinis,kakak kelas nya ini benar-benar menguji kesabaran nya.

Lidia yang tak ingin membuang waktu mendorong tubuh Lisa kuat yang membuat nya jatuh ke lantai. Semua orang menatap kejadian itu tanpa ada yang ingin melerai bahkan mereka sangat menikmati bak sedang menonton pertunjukan yang seru.

Lidia menarik rambut ana kuat,salah satu tangan nya mencengkram lengan ana yang terdapat luka bekas setrika yang belum sepenuhnya sembuh.

"Bangsat gara-gara Lo Kevin mutusin gw" ucap Lidia yang terus menjambak rambut ana. Tak ingin terus di sakiti ana balik menjambak rambut Lidia sekuat tenaga.

"Gw gatau apa apa! Lepasin rambut gw!" Ucap ana,kepala nya sudah terasa sangat sakit sekarang terlebih lagi lengan nya yang di cengkram kuat oleh Lidia begitu terasa perih.

"Ganjen banget sih Lo jadi cewe,pacar orang Lo godain"

"Heh cocot kuda kapan gw godain Abang Kevin,ngak usah asal ngomong deh Lo" ucap ana tak terima,dia tak suka orang lain berkata sembarangan tentang diri nya,bukan hanya ana tapi siapapun juga tak akan terima jika di perlakukan seperti itu.

Mereka terus menyakiti satu sama lain,bahkan Lisa ikut menjambak rambut Lidia dengan kuat,semua nya tak luput dari pandangan Lia yang bingung harus melakukan apa. Lia melotot tak percaya,darah?

"Ana lengan Lo berdarah" ucap Lia panik,ana menatap lengan nya dan benar saja sudah ada noda merah yang merembes keluar,semua nya menatap ana panik. Bahkan Lidia yang menjambak rambut ana refleks melepaskan jambakkan nya. Ana memegang lengan nya yang mengeluarkan darah,karna Lidia luka nya kembali mengeluarkan darah.

"Eh lengan ana kenapa?"

"Iya anjir berdarah gitu"

"Sekuat itu tangan Lidia sampai berdarah gitu"

Alenna EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang