Bab 23. Rindu

645 92 6
                                    


"Kau berangkat sendirian?" Sena bertanya melihat Indah kesusahan melepas helm milik ojek online.

Pagi itu mereka bertemu di pekarangan kantor Kumparan. Sena juga baru tiba di kantornya. Baru sedetik lalu turun dari mobil.

"Hay, Sena!" Masih dengan helm terpasang di kepala, Indah melambaikan tangan pada pria itu.

Sena buru-buru menghampiri Indah. Membantu melepas helm di kepalanya.

"Mas Soni mana? Kenapa kau berangkat sendiri?" Pria itu membenarkan tatanan rambut Indah yang sedikit berantakan saat ia melepas helm.

"Dia sibuk. Baru ke kantor siang nanti. Makanya aku naik ojek online." Indah menjawab pertanyaan Sena sembari melangkah memasuki kantor Kumparan.

"Kau kan bisa telepon aku." Sena menyejajarkan langkah di samping gadis itu.

Indah tersenyum. "Aku mau mencoba memakai jasa ojek online. Besok Soni sibuk, dia mau liputan ke GBK. Lalu malamnya berangkat ke Bali. Dia tidak ada di Jakarta selama seminggu ini."

"Ke Bali? Untuk apa?" Sena sedikit bingung karena seingatnya, Mas Soni jarang mengambil cuti kecuali dalam keadaan mendesak atau sakit.

"Dia mau prewed dengan pacarnya, kau tidak tahu?"

Kepala Sena menggeleng. Ia dan Mas Soni memang tidak begitu akrab. Mas Soni juga jarang membahas urusan pribadi di kantor. Makanya Sena tidak tahu kalau pria itu berencana akan pergi prewed ke Bali.

"Siapa yang mau prewed?" Bu Anggi tak sengaja mendengar percakapan Indan dan Sena.

Kedua orang itu kompak membalikkan badan. Terkejut melihat kehadiran Bu Anggi di belakang mereka.

"Kau mau prewed, Indah?"

Indah tertawa renyah. Menggeleng. "Bukan, Bu. Tapi Soni. Dia yang mau prewed ke Bali."

"Oh ya? Dia tidak cerita hal itu dengan ibu."

"Mungkin ingin kasih surprise untuk anak-anak kantor, Bu." Sena menimpali, berjalan lebih cepat dari kedua wanita itu menuju stand kopi khusus staf kantor.

"Kopi, Bu?" Sena mengangkat gelas cup kosong ke arah Bu Anggi.

Wanita itu menggeleng anggun. "Sudah. Ibu sudah ngopi di rumah."

Lalu tak ketinggalan, Sena menawarkan pada Indah.

Gadis itu langsung mengiyakan tawaran Sena. "Espresso, ya!"

***

Satu-dua ekor Ikan Koi menyembul ke permukaan kolam saat Indah mencelupkan tangannya ke dalam air.

Gadis itu tengah menunggu Sena membuatkan kopi untuknya. Indah sangat senang setiap kali menjejakkan kaki di Kantor Kumparan. Banyak spot aesthetic yang bisa ia datangi untuk memanjakan mata.

"Coba saja di NBC News begini, pasti tingkat stres para karyawan bakal berkurang." Indah mengobok-obok air hingga para ikan berenang memencar ke dasar kolam.

"Jadi kau stress ya bekerja di NBC News?"

Indah mengangkat tangan dari dalam kolam. Terkejut melihat kehadiran Sena.

Pria itu tertawa melihat baju Indah basah hingga sampai ke siku. Ia menaruh kopi di atas meja, lantas membantu menggulung lengan baju Indah sampai siku.

"Semua pekerja kantor pasti mengalami stress, Indah. Tidak di kantormu saja, disini juga banyak. Tapi orang-orang pandai menutupinya dengan caranya masing-masing."

C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang