Extra part •||• Hectic

781 68 8
                                    

Konsep pernikahan macam apa ini?

Nathan membatin di depan panggung pemberkatan melihat petugas wedding organizer sibuk menghalau angsa-angsa yang masuk ke venue acara pernikahannya.

Pendeta yang berdiri di samping Nathan menyentuh pelan bahu pria itu. “Tenang saja, nak. Semua akan baik-baik saja.”

Nathan mendengus mendengar ucapan Pendeta.

Tenang, tenang, enak sekali Bapak ini menyuruh ia untuk tenang. Satu persatu tamu undangan yang sudah duduk manis di bangku mereka, mulai kocar-kacir mendapat serangan mendadak dari para angsa.

Pria itu menyisir rambut dengan sela jari. Mulai gelisah memandang sekitarnya takut acara pernikahan ini malah berakhir berantakan.

Melihat kegelisahan di wajah adiknya, Joy yang nampak anggun mengenakan gaun berwarna nude selutut, mendatangi pria itu.

“Tenang, dik. Semua akan baik-baik saja. Teruslah berdoa meminta kelancaran acara pada Tuhan. Kami disini selalu bersamamu.” Tangan lembut Joy mengelap keringat di kening adiknya.

Nathan mendesah. Senyumnya terkembang diantara wajah gelisahnya. Pria itu mengangguk lemah, berusaha menuruti saran dari Joy.

Tenang. Yeah, kuncinya adalah tetap tenang. Semua akan baik-baik saja. Nathan menyerahkan penuh segala kelancaran acara pernikahan ini kepada pihak Wedding Organizer. Dan tentu saja, mengharapkan uluran tangan Tuhan menyertai acara sakral dirinya dan Indah agar berjalan lancar sesuai rencana yang diinginkan.

***

Berbelas menit menghalau para angsa menjauh dari venue acara pernikahan, petugas WO akhirnya menemukan cara efektif agar angsa-angsa itu tidak mengganggu acara sakral Nathan dan Indah.

Mereka memberikan potongan roti tawar pada angsa-angsa itu. Kota Wales memang terkenal dengan populasi hewan angsa yang tinggi. Hingga tak mengherankan di area publik seperti Danau Bala ini, banyak dijumpai angsa liar berkeliaran bebas di kawasan danau tersebut.

“Sudah aman, Tuan.” Seorang petugas WO mendatangi Nathan di depan panggung pemberkatan.

Nathan mengangguk. Meminta acara segera dimulai.

Petugas WO saling berkoordinasi dengan timnya. Berembuk sejenak membentuk lingkaran mengecek kesiapan masing-masing orang.

Sembari menunggu petugas WO bersiap, Nathan seketika teringat dengan heticnya persiapan pernikahan dirinya dan Indah, yang hanya dipersiapkan dalam waktu 3 minggu setelah kepulangan dirinya seusai mengikuti round 3 Piala Dunia di Indonesia.

Nathan setengah menyesali diri sudah mewujudkan wedding dreams Indah. Gadis itu secara gamblang menginginkan pernikahan berkonsep outdoor di tepi danau.

Karena rasa cinta yang besar pada calon istrinya, Nathan menyanggupi mewujudkan pernikahan impian Indah dengan menggelar pernikahan di danau alami bernama Bala, di kawasan distrik Gwynedd, Wales.

Nathan mengabaikan satu variabel penting, selain mencari Pendeta yang berkompeten memimpin jalannya sumpah sehidup-semati antara dirinya dan Indah. Serta, menyiapkan konsep acara pernikahan sederhana namun penuh kesan dengan bantuan WO handal, ia abai mengecek venue acara yang ternyata merupakan habitat hidup angsa-angsa liar.

Mic di tangan MC berbunyi pelan saat wanita itu mengetes suaranya.

Nathan di depan panggung pemberkatan mengela napas dalam. Meminta kelancaran pada Tuhan agar acara pernikahan ini tidak mengalami hambatan berarti.

C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang