Bab 45. Epilog

704 90 12
                                    

Kekhawatiran Nathan kalau Indah akan diserang habis-habisan di sosial media nyatanya tidak terbukti.

Indah tetap menggunakan sosial media instagramnya untuk merekam momen menarik yang malah menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Alih-alih memedulikan omongan miring netizen, gadis itu justru terang-terangan menunjukkan rasa cintanya pada Nathan, dengan sesekali mendukung langsung aksi kekasihnya saat bertanding di stadion Swansea City.

Sore itu seusai melakukan peliputan di Musium Nasional Cardiff, dalam rangka pembukaan Pameran Lukisan Louvre. Indah berjalan santai menghampiri kekasihnya yang sedang menatap lamat salah satu lukisan disana.

"Sayanggg..." kedua tangan Indah melingkar manja di pinggang Nathan.

Pria itu menoleh, sedikit terkejut melihat kehadiran Indah di belakangnya.

"Maaf sudah menunggu lama." Indah melanjutkan ucapannya.

Nathan membalikkan badan. Mengelus pelan pucuk kepala Indah. "Tidak, kok. Aku juga baru tiba."

Indah tersenyum semringah. Rambutnya yang tergerai bergelombang, karena kini ia mengganti model rambut dengan gaya wavy, membuat tampilan gadis itu kian bertambah cantik dalam balutan pakaian rancangan dari Mama Melinda.

"Ayo, kita pergi makan malam." Nathan perlahan melingkarkan jemarinya di sela jari gadis itu.

Indah mengangguk, berjalan beriringan meninggalkan gedung Musium sembari membahas aktifitas mereka hari ini.

***

Nathan berencana mengajak Indah makan malam di sekitaran Gedung Pierhead, tidak jauh dari jembatan bersejarah Cardiff.

Keduanya sedang dalam perjalanan ke tempat itu. Sepanjang perjalanan, Indah mengobrol banyak menceritakan kegiatannya seharian ini. Begitu pun sebaliknya, Nathan juga antusias menceritakan aktivitasnya di markas Swansea City.

"Yang mana restorannya, Nath?" Indah memandangi deretan gedung bersejarah dari balik jendela kaca.

"Itu, di depan sana. Dekat dengan bianglala raksasa."

Gadis itu mengangguk. Menyerahkan stir kemudi dalam kendali Nathan. Sedang ia sibuk me retouch ulang makeupnya.

"Sudah cantik, kok." Nathan diam-diam dari spion mobil mengamati Indah yang sedang mengoles lipstick ke bibirnya.

Gadis itu tersenyum. Ia tahu, restoran yang dipilih Nathan untuk makan malam bukanlah restoran sembarangan. Makanya Indah tidak ingin membuat malu kekasihnya dengan tampilan makeup seadanya.

***

Udara dingin di pertengahan bulan Februari menyambut kedatangan pasangan kekasih itu di atas rooftop restoran.

Nathan sengaja memilih makan malam di luar ruangan agar mereka berdua bisa memandang keindahan kota tua Cardiff dari atas sini.

"Sini aku fotokan." Indah menawarkan diri menjadi fotografer pribadi Nathan.

Seperti biasa, pria itu harus memberi asupan konten pada para pengguna Exc di instagramnya untuk tambahan uang saku selama menetap di Wales.

"Mau setengah badan, atau sampai kaki?" Indah sudah berdiri dari kursi demi mendapatkan angle foto terbaik kekasihnya.

Nathan berpikir sejenak. Lantas meminta di foto dalam beragam gaya agar dirinya bebas memilih foto yang diinginkan.

"Mau di dekat besi railing juga?" Indah membuntuti Nathan yang sudah berpose keren di dekat besi railing.

Saat Indah mencari angle foto terbaik, dari sakunya Nathan mengeluarkan kotak berwarna merah, lantas membuka pelan kotak itu di hadapan Indah.

"The Cinnamon, maukah kau menikah denganku?"

Indah mematung melihat Nathan berlutut di hadapannya.

"Indah, kita sudah saling mengenal sejak masih kecil. Aku tahu, Nathan kecil sangat nakal denganmu. Tapi Nathan hari ini mau bersungguh-sungguh mengikat janji suci sehidup semati dengan orang yang paling dicintainya."

Kristal bening di sudut mata Indah mulai tak terbendung mendengar ucapan Nathan.

"Aluna Indah Aurora, aku tahu hubungan kita sangat singkat. Kita baru 3 bulan menjadi pasangan kekasih. Aku ingin hubungan ini berlanjut ke jenjang pernikahan, agar kita berdua bisa menjadi sebuah keluarga yang utuh."

Bulir air mata mulai berjatuhan di pipi Indah.

"Aluna Indah Aurora, mau kah kau menjadi Nona Indah Tjoe-A-On untuk menemaniku dalam suka maupun duka?" Tangan Nathan mengangkat kotak merah itu ke arah Indah. Wajahnya bersungguh-sungguh mengharap gadis di depannya menerima lamarannya itu.

Tangisan Indah pecah. Ia memeluk Nathan yang tengah berlutut di hadapannya sambil menganggukkan kepala.

"Iya, aku mau menjadi Nona Indah Tjoe-A-On, menemani Nathan Tjoe-A-On dalam suka maupun duka, sampai maut memisahkan kita berdua."

Keduanya saling berpelukan erat. Alunan musik romantis mengiringi momen tak terlupakan itu. Langit kota Cardiff menjadi saksi bisu diikatnya janji suci sepasang kekasih yang telah terpisah dari 9 tahun lalu.

Selesai

Gimana? Gimana? Gimana?

Enjoy guys❤✨

Terima kasih sudah setia membaca cerita ini sampai selesai. Sampai bertemu di cerita-cerita lainnya

C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang