Bab 41. Pupus

518 96 6
                                    


Lima kali Nathan menelepon, lima kali pula sambungan telepon diputus sepihak oleh Indah.

"Nathan Tolol?" Kuasa Hukum Harvey membaca nama kontak penelepon di WhatsApp gadis wartawan itu.

Wajahnya kebingungan. Marga keluarga Belanda mana yang memakai nama Tolol di belakang nama mereka? Ia baru pertama kali mendengar nama itu.

"Bos, gadis ini mau kita buang kemana?" Pria kekar yang sedang menggendong badan Indah menatap bosnya.

Kuasa Hukum Harvey mengalihkan pandangan dari ponsel gadis itu. Menunjuk tegas ke arah jurang. "Lemparkan ke sana!"

Pria kekar mengangguk cepat mematuhi perintah bosnya. Tanpa pikir panjang, langsung melemparkan tubuh Indah ke arah jurang.

Tubuh mungil itu terjun bebas ke dasar jurang. Jatuh bergulingan menghantam benda-benda di sekitarnya. Pekatnya malam membuat pandangan mata pria kekar tidak bisa melihat jelas posisi gadis itu saat dilemparkan ke jurang. Apakah sudah persis mencapai sungai berarus deras di bawah sana, atau tersangkut di akar-akar pohon.

Sementara di dekat mobil, Kuasa Hukum Harvey menyeringai buas mengirimkan balasan WhatsApp Nathan Tolol, yang bertanya apakah gadis itu sudah pulang ke rumahnya atau belum.

"Jangan hubungi aku lagi. Aku sibuk."

Kuasa Hukum Harvey tertawa puas setelah mengirimkan pesan. Tangannya membanting keras ponsel itu ke jalan aspal, lantas menginjaknya kuat untuk menghilangkan barang bukti.

"Selamat tinggal Aluna Indah Aurora. Selamat beristirahat dalam keabadian." Pria itu melambaikan tangan ke arah jurang. Bergegas masuk ke mobil sedan.

***

Mata tajam itu menatap nanar pesan yang dikirimkan Indah, setelah berulang kali ia mencoba menghubungi gadis itu.

"Jangan hubungi aku lagi. Aku sibuk."

Isi pesan itu berhasil membuat Nathan terjaga sepanjang malam. Ia mematung di depan jendela kamar. Menatap kosong pemandangan pekarangan rumahnya dari balik kaca jendela.

Benar kata Joy, Indah memang berbeda dari gadis lain. Dia tidak seperti gadis kebanyakan, yang suka mendapat banyak perhatian dari pria. Indah malah kesal pada Nathan karena terus-terusan meneleponnya setiap saat.

Pria itu mencoba menghubungi ulang Indah, ia harus mengutarakan keseriusannya untuk menjalin hubungan dengan gadis itu.

Namun saat ia mencoba menghubungi lewat sambungan telepon. Telepon itu tak kunjung tersambung.

Mencoba lagi mengirimkan beberapa teks pesan. Pesan-pesan WhatsApp itu juga tidak dibalas. Centang satu.

Tidak habis akal, Nathan menelepon lewat nomor SIM provider Indah. Lagi-lagi tidak ada jawaban. Ponsel gadis itu juga tidak aktif.

"Mungkin dia sudah tidur." Nathan membatin, menatap foto profil WhatsApp Indah, dimana gadis itu begitu cantik mengenakan jas NBC News sambil bersedekap ke dada.

***

Seminggu berikutnya tetap tidak ada kabar dari Indah. Ponselnya masih tidak bisa dihubungi. Nathan meminta Joy untuk menanyakan pada kenalannya di NBC News bagaimana kabar Indah. Namun yang pria itu dapat malah surat pengunduran diri gadis itu dari kantor tersebut.

"Kau yakin tidak salah info, Joy?" Nathan yang sedang chill di Ibiza, sempat-sempatnya menelepon kakaknya.

Pria itu tidak ingin larut dalam kesedihan. Karena kesedihan akan berpengaruh juga dengan performanya di lapangan. Ia menghabiskan waktu bersama circle pertemanan kecilnya di Ibiza. Menikmati keindahan pantai sebelum kembali merumput ke markas Swansea City.

C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang